Yosh akhirnya kelar juga
kalo banyak typo maaf yak XD
selamat menikmati
title: magic of strawberry jam
author: ghee na chan
language: indonesia
cast:
·
Arioka Daiki
·
Watanabe Mayu
·
Chinen Yuri
·
Kawashima Umika
·
Krystal (cameo)
Genre: romace
Ranting: T
Summary: Mayu dan Umika adalah teman karib ketika
menghabiskan waktu istirahat di atap sekolah mereka bertemu gadis manis bernama Krystal. Gadis itu menawarkan selai
stoberi miliknya. Jangan salah ini bukan selai biasa. Di dalamnya ada kekuatan
sihir yg dapat membuat seseorang yg kita sukai berbalik menyukai kita. Mayu dan
Umika pun bersemangat, mereka akan memakai selai itu untuk merebut hati pria yg
diam-diam mereka suka.
Tingtongg
Bell istirahat Hikari gakuen berbunyi. Umika bergegas menuju
atap sekolah, menemui Mayu tentunya. Tak lupa ia membawa bento miliknya. Mereka
memang biasa menghabiskan waktu istirahat siang mereka di atap sekolah.
Menikmati makan siang mereka sambil memandang langit biru yg luas dan juga
untuk memata-matai pujaan hati mereka. karna jujur saja dari atap sekolah
mereka bisa puas memandangi pujaan hati mereka.
“mayuyu!!!” seru Umika memanggil sobatnya.
“umichan!! Kochi!!” Mayuyu melambai-lambaikan tangannya.
Umika segera berlari menuju kawannya itu.
“lihat Daiki-senpai keren banget yah” ucap Mayu sambil terus
memandang kakak kelasnya yg sedang memakan bentonya bersama teman-temannya di taman.
“Mayuyu, apa dari tadi kau hanya memandangi Arioka-senpai
sampai bentomu masih utuh” omel Umika.
“hehehe, aku kan nggak seberuntung kamu bisa ngeliatin
Chinen-kun di sela2 pelajaran”
“hihihi, tauk aja. Udah lah makan dulu yuk” ajak Umika
“itadakimasu”
Dua gadis manis ini pun mulai melahap bento mereka. Namun
tak lama kemudian, angin bertiup kencang. Dari kejauhan terlihat gadis
ber-seifuku merah berjalan mendekati mereka berdua.
“hey, sepertinya kalian punya masalah tentang percintaan
yah?”
“aku punya solusi buat kalian” mata kedua gadis ini membulat
mereka terlihat antusias.
“taraa . . .” gadis itu mengeluarkan sebungkus selai
stroberi dari sakunya.
“EHH??!!” seru Mayu dan Umika tak percaya.
“eitss, selai ini ajaib lho orangnya memakannya akan jatuh
cinta kepada kita”
“hontou??” Mayu kembali antusias. Sang gadis
mengagguk-angguk tanda mengiyakan.
“jangan percaya Mayuyu! Aku gk percaya sama hal-hal begitu.
Apalagi dizaman modern kayak gini”
“gomen Umi-chan, tapi aku mau Arioka-senpai menyukaiku”
terang mayu.
“ne, bagaimana aku bisa mendapatkan itu??”
“berikan semua uang yg ada didompetmu, dan kau akan
mendapatkannya” Mayu menurut, Umika tak bisa berbuat apa-apa. Mayu sendiri tak
begitu keberatan, hari ini uang yg ada di dompetnya tak terlalu banyak apalagi
ini sudah akhir bulan Mayu sudah membelanjakan uang sakunya untuk keperluannya.
*****
Malam itu setelah selesai makan malam bersama keluarganya
Mayu melilih segera kembali ke kamarnya. Kemudian segera mengambil selai
stoberi yg sedari tadi masih tersimpan dalam tasnya. Mayu memandangi selai
stroberi di tangannya. Sedari tadi ia berpikir ‘apa yg harus kulakukan pada selai ini??’. Tak mau ambil pusing Mayu
segera menyambar ponsel berwarna pink miliknya. Tanpa babibu lagi Mayu segera
menghubungi sahabatnya.
‘moshi-moshi’
‘moshi-moshi,
ada apa?’
‘umi-chan!!
Mesti kuapakan selai ini’ rengek mayu
‘mana
ku tahu, kirain dh tau mesti diapain ntu selai mangkanya beli’ seru Umika sewot
‘hikss,
beri aku saran please…’ sekali lagi Mayu merengek
‘tunggu
sebentar biarkan aku berpikir’ Mayu pun mengerti, ia menunggu Umika kembali
berbicara.
‘ne, bukankah
besok kita mulai menjadi manajer klub sepak bola. Gimana kalo besok bkin roti
selai stroberi atau apaan kek buat anggota klub sepak bola itung2 perkenalan
gitu, biar akrab’
‘oh iya
yh. Umi-chan tapi bantuin yh’
‘ehh??
Kan besok’
‘Umi-chan
nginep dirumahku aja. Tenang bahan-bahannya aku yg beli’
‘ok dh.
Tapi jemput kerumahku ya’
‘okidoki,
aku siap2 dulu’
Pip setelah menutup flip ponselnya Mayu segera mengganti baju.
Ia benar-benar tak keberatan toh, rumah Mayu dan Umika tak jauh sekalian pergi
ke supermarket. Setelah selesai mengganti bajunya Mayu segera mengambil tasnya
dan segera menemui sobatnya.
***
Bell tanda kegiatan belajar
mengajar hari ini sudah usai berbunyi. Siswa siswi Sakura gakuen bergegas
keluar dari kelas. Mereka sudah penat memerima pelajaran hari ini. Ada yg
bergegas pulang kerumah, ada juga yg tinggal di sekolah untuk melaksanakan
kegiatan club. Seperti Umika dan Mayu, mereka bergegas mengganti seragam mereka
lalu menuju lapangan di samping gedung sekolah. Ini hari pertama mereka menjadi
manager club sepak bola sekolah mereka. Ini hari pertama juga untuk para
anggota baru yg kebanyakan tahun pertama seperti Chinen. Acara perkenalan pun
di mulai. Mereka memperkenalkan diri satu per satu. Setelah itu mereka
melanjutkannya dengan latihan. Sedangkan Mayu dan Umika menyiapkan segala
sesuatu yg dibutuhkan para anggota. Seperti menyiapkan air minum atau handuk.
“ne, Umi-chan semoga hari ini
sukses ya. Aku sedikit gugup.” Mayu berhenti sejenak menata botol-botol kosong
itu. Ia terlihat gugup.
“ii yo, kan ada aku.” Umika
sibuk mengisi botol-botol dengan air minum. Keduanya lalu larut dengan tugas
mereka. Sampai-sampai tak menyadari Daiki mendatangi mereka.
“ano, boleh minta plester?”
Keduanya terlihat kaget terlebih Mayu.
“ahh, ada Mayu ambilkan buat
Senpai” Umika melihat peluang besar untuk Mayu. Jadi ia membiarkannya mengurus
Daiki. Mayu pun mengerti ia segera mengambil kotak P3K lalu menghampiri Daiki yg sedang duduk
dibangku tak jauh dari sana. Mayu lalu mengeluarkan plaster yg di butuhkan
Daiki kemudian meletakannya dipangkuannya. Daiki langsung mengambilnya hendak
menempelkannya pada lengannya yg tergores.
“ahh chotto, Senpai mesti
bersihin lukanya dulu baru ditempel” Daiki pun menurut, ia membiarkan Mayu yg
melakukan semua itu.
“douzou” Mayu memberikan sebotol air mineral dan juga
roti yg telah ia siapkan khusus untuk Daiki. Diam-diam Mayu mulai berkeringat
di sebenarnya sangat gugup namun sebisa mungkin ia menyembunyikannya. Umika
diam-diam memperhatikan mereka. Ia agak iri melihat Mayu. Apakah rencananya
akan semulus Mayu juga.
“ehh, buat aku?? Bukannya hari
ini kita nggak dapet snack ya” Daiki terlihat bingung”
“anggap aja ini bonus dari
kita, aku bikin lebih kok jadi senpai dapet 2” Daiki tersenyum lalu langsung melahap
rotinya. Perutnya memang sedang perlu
diganjal sekarang. Mayu ikut senang melihatnya. Ia senang melihat pria
yg ia kagumi memakan roti buatannya dan juga ia bahagia bisa sedekat ini
dengannya.
“sankyu ” Daiki sudah selesai
memakannya ternyata. Ia lalu bangkit hendak bergabung kembali bersama
kawan-kawannya.
“ahh lupa” hap Mayu menangkap
handuk milik Daiki sudah basah karena keringat. Daiki tersenyum senang melihat
Mayu berhasil menangkapnya. Wajah Mayu memerah. Senyuman itu, Mayu sangat
menyukainya.
“senpai ganbatte!!” serunya
menyemangati.
***
Umika berjalan lesu menuju
rumahnya. Ia belum berhasil memberikan sandwich buatannya. Belum lagi ibunya
tiba-tiba menelpon lalu memaksannya mampir depato langganannya mengambil
belanjaannya yg tertinggal. Padahal jarak toko itu dari sekolahnya cukup jauh
hampir 2kali lipat dari perjalanan pulang ke rumah. Belum lagi rumah Umika dan
juga toko tersebut benar-benar berlawanan arah. Namun Umika tak bisa menolak
permintaan ibunya. Lagi pula jika harus Ibunya yg mengambil belanjaan tersebut
pasti akan memakan waktu lebih banyak. Sebagai anak yg baik Umika menurut. Toh
selama ini Ibunya juga sering direpotkan.
Kedua tas jinjing yg sedari
tadi ia bawa mulai terasa berat. Sejenak Umika menaruhnya di trotoar. Sejenak
ia mulai mengibaskan jari-jarinya yg mulai nyeri.
“Kawashima-san” Umika segera
menoleh merasa ada yg memanggilnya. Matanya membulat melihat siapa yg
memanggilnya. Ah kenapa harus bertemu di situasi bagi Umika kurang mengenakan.
Bayangkan saja dengan membawa 2 tas jinjing besar dan dengan seragam yg dari pagi melekat
ditubuhnya. Terlebih sekarang ia bertemu sang pujaan hatinya.
“kawashima-san”
“ahh Chinen-kun”
“kelihatannya kau sedang
kesusahan mau kubantu??”
“ehh??!! Nggak usah aku mau
jalan ke halte , mau pulang”
“nggak papa kali toh rumahku
nggak jauh dari situ” Tanpa menunggu persetujuan sang pemilik barang Chinen
langsung menjinjing kedua tas itu.
“ahh arigatou” ucap Umika
tulus. Senyumnya merekah lebar, ia tak menyukai orang yg salah. Chinen mengangguk
sambil tersenyum ramah. Pria itu mulai mengayunkan kakinya menyusuri jalan.
Umika tersenyum malu menyusul di belakangnya. Setelah langkahnya dan pria
mungil ini sejajar, Umika mulai mengeluarkan suarannya.
“nee, gimana tadi latiannya.
Tadi kayaknya kamu nggak begitu semangat.”
“Ah iya rumahmu sebelah mana.
Tadi abis dari depato seberang jalan
itu ya. Uhh depato sebelah situ
selalu rame. Aku aja sampe bĂȘte belanja disitu.” Tanpa sadar Umika memberondong
Chinen dengan pertanyaan dan juga pernyaataan yg begitu saja terlontar dari
mulutnya.
“hhmmbbt . . . hmm . . . ha ha
ha” Ia tertawa terbahak-bahak. Umika yg menyadari kesalahannya langsung salah
tingkah. Pipinya memerah, jantungnya berdegup kencang. Harus ia akui wajah
Chinen yg sedang tertawa lepas membuat hatinya sesak. Sesak karna dipenuhi
kebahagiaan melihat pria yg di sukainya tertawa lepas karna dirinya.
“Hahahaha . . . Kawashima, kau
ternyata kayak gini ya. Sebenernya ada banyak hal kamu pengen tahu dari aku
kan. Tapi di kelas kamu jarang ngobrol sama aku. Ahh apa aku yg harus ngajak
ngobrol kamu dulu” ucap Chinen sedikit menggoda. Umika berpikir keras. Kenapa
pria inni tahu semuannya. Belum sempat melakukan pembelaan diri. Tak disadari
mereka sudah sampai di halte. Mereka lalu duduk sejenak mengistirahatkan
tubuhnya. Tiba-tiba Umika teringat rotinya.
“Chinen-kun. Ahh ini ambil ya,
aku bikin kebanyakan tadi” Umika mengeluarkan sandwich dari tasnya.
“ahh Sankyuu, kebetulan aku
lapar” Chinen langsung membukannya dan
melahapnya habis. Umika tersenyum senang, Chinen benar-benar memakannya. Dan ia
berharap keajaiban itu benar-benar ada. Bus putih itu berhenti tepat di depan
halte. Umika agak sebal, rasanya ingin lebih lama bersamanya.
“etto aku masuk duluan ya, jya
oyasumi” Umika pamit pulang.
“ahh hai kyousukette ne” chinen
melambaikan tangannya. Senyuman Umika merekah lebar, ia balas melambaikan
tangan.
***
Umika dan Mayu duduk manis ddi
konbini dekat stasiun sambil menyeruput minuman kaleng mereka. Manik indah
kedua gadis ini terus menyapu jalanan. Mencari sang pujaan hati mereka
tentunya. Semenjak memberikan Setumpuk roti tawar yg di lapisi selai stroberi
dengan buah segar dan dilapisi keju dan juga susu kental manis. Hubungan
diantara mereka memiliki kemajuan.
Hari ini mereka berencana
menikmati pertandingan bola bersama. Mereka berjanji bertemu di depan stasiun.
Mayu dan Umika terlalu bersemangat. Mereka datang lebih awal dan akhirnya
terdampar di konbini ini karna tenggorokan mereka mulai kering dan lagi cuaca
di luar yg mulai memanas membuat keduanya malas menunggu di luar.
“ahh kita . . . “ seru Mayu
bersemangat.
“ahhh ikou” keduanya lalu
bergegas menemui pujaan hati mereka. Mayu berlari kecil keluar konbini. Brukkk
ia menabrak seorang gadis tepat di depan pintu keluar. Keduanya terjatuh,
barang belanjaan gadis ini terjatuh berantakan.
“ahh sumimasen” Mayu merasa
bersalah. Ia memungut selai stroberi yg berserakan.
“ahh iie” gadis ini ikut
membantu memungutinya. Umika masih berdiri di tempat entah ada yg mengganjal
melihat barang bawaan gadis ini. Sepertinya ia pernah melihatnya. Ia mulai
curiga, kini ia sibuk memperhatikan gadis itu.
“AHH!! Mayu, gadis ini” Mayu
kaget melihat gadis yg di tabaraknya. Gadis yg kemarin menjual selai ajaib
padannya. Matanya semakin membulat melihat selai yg sedang di tangannya. Sama
persis dengan yg ia beli hanya kemasan luarnya. Gadis ini terlihat panic, ia
segera memasukan semua selai ke kantongnya lalu berlari melarikan diri.
“sebenarnya selaiku sama
seperti yg lainnnya, yg kau butuhkan hanya keberanian” kata-kata itu keluar
dari mulut gadis itu sebelum menghilang. Mayu dan Umika masih terpaku di tempat
otak mereka berikir keras. Mereka telah ditipu?? Tapi kenapa semuanya berjalan
lancar.
“Mayuyu, ikou. Mereka sudah
menunggu kita” Umika langsung menggandeng mayu yg terlihat masih bingung.
Dari sebrang
jalan Chinen dan Daiki melambaikan tangannya. Mengisyaratkan segera mendekat.
Mereka terlihat tampan seperti biasa, di tambah dengan senyuman ramah mereka.
Selai yg Mayu beli kemarin memang tak mempunyai kekuatan magis yg membuat ke 2
pria tampan ini jatuh hati. Hubungan mereka semakin dekat karna keberanian gadis-gadis
ini. Mencoba memperpendek jarak diantara mereka. Dan sandwich simple buatan
mereka hanya sebuah perantara. Ya keduanya sadar tak ada benda magis yg membuat
sebuah keajaiban. Yg ada keberanian lah yg membuat keajaiban. Senyum mereka
merekah lebar. Lampu pejalan kaki masih berwarna merah. Keduanya masih
mengumpulkan keberanian. Mereka harus mengungkapkannya. Ting lampu berubah
menjadi warna hijau. Selangkah demi langkah mereka menyebrang. Kini Chinen dan
Daiki sudah ada di depan mereka.
“ikou” Daiki segera beranjak
memasuki stasiun. Chinen mengikuti di belakangnya.
“ano . . .” Mayu menahan lengan
Daiki. Umika menelan ludah.
“jitsu wa, Arioka-senpai no
koto ga suki desu” lagi-lagi Umika hanya bisa menelan ludah. Rasanya ia belum
siap jika harus mengaku sekarang. Pipi Mayu diam-diam bersemu merah.
“ii yo, ikou” Daiki menggandeng
Mayu memasuki stasiun. Umika terdiam di tempat. Kaget tak percaya, semudah itu
kah. Apa benar mereka sudah jadian. Ahh ada beribu pertanyaan di kepalanya. Beruntung
sekali Mayu, berbeda sekali dengan dirnya yg masih ragu.
Cup
Umika mengedipkan matanya tak
percaya. Apa itu barusan. Diliriknya pelaku yg mencium pipinya tanpa izin. Dengan
wajah tanpa dosa pria ini tersenyum.
“kau menyukaiku kan, tapi kau
tak perlu mengatakannya. Kau resmi menjadi miliku sekarang.” Wajah Umika sudah
semerah tomat. Chinen tersenyum geli melihatnya.
Cup
Lagi-lagi Chinen mencium
pipinya tanpa izin. Lalu kabur mengejar Daiki dan Mayu. Umika tersadar dan
segera menyusul mereka. Semuanya sudah selesai. Dan mereka tak butuh sebuah
keajaiban. Yg mereka butuhkan hanyalah sebuah keberanian. Dan juga sebuah
keberuntungan.
~owari~
0 komentar:
Posting Komentar