Title: Ice Coffe Milk [Palace Story Series]
Author: ghee na chan / Nachii73
Starting: Lewis Jesse, Uehara Mina (oc), Yamada Ryosuke, Airi (oc), Yuta (oc)
(Sumarry)
Di meja bar panjang itu, tempat Mina berusaha lari dari masalahnya. Jesse bartender tampan Palace selalu menjadi pendengar yang baik.
Cahaya matahari
mulai meredup. Gadis berambut pendek sebahu itu menatap pantulan dirinya dalam
kaca. Blouse tipis berwarna cream itu dipadukan dengan celana pendek berwarna
senada. Jam tangan melekat dipergelangan kirinya. Rambutnya yang sedari tadi
digerai kini di ikat ponytail. Wajahnya polos, hanya bibirnya yang dipulas lip
balm supaya tetap lembab. Tas mungil menggantung di perutnya.
Drtdrt
Tiba-tiba ponselnya
bergetar. Airi sudah tiba menjemputnya. Akhir pekan saatnya mengabiskan waktu
diluar sejenak melupakan rutinitasnya yang penuh dengan tugas sekolah. Hari ini
Airi mengajak Mina ke sebuah café dekat stasiun omotesando. Untuk bertemu seseorang
katanya. Sebenarnya Mina ogah-ogahan menemani kawannya itu, karna ia tahu
menjadi orang ketiga diantara Airi dan Lelaki yang akan bertemu dengannya itu
tak menyenangkan. Jika bukan karena di iming-imingi satu set manga yang sedang
ia cari, Mina takkan mau mengantarnya. Ini kali ke 5 Airi bertemu dengan lelaki
yang baru dikenalnya lewat social media. Dalam setahun ia sudah berganti
pasangan untuk yang ke 4 kali. Berbeda sekali dengan dirinya yang masih sendiri
sejak ia dilahirkan. Di usianya yang ke 17 tahun ini, Mina belum benar-benar
pernah jatuh cinta ke seseorang.
Kaki mungilnya menuruni
tangga rumahnya dengan hati-hati. Setelah pamit pada ibunya yang sedang sibuk
di dapur Mina bergegas menuju pintu. Airi sudah menunggunya. Senyum gadis itu
merekah lebar. Hari ini Airi tampak manis dengan setelan one piece berwarna
pink itu. Rambut panjangnya di kepang samping menyampir di bahu kanannya.
“ikou ka”.
“un”.
Kedua gadis itu
baru keluar dari pintu keluar timur
stasiun omotesando. Namun Airi sedari tadi terlihat gugup. Sedari tadi gadis
itu tak berhenti menggigit kuku jarinya. Begitulah tingkah kawan kecilnya jika
sedang gugup.
“Kau bisa melukai
jarimu, baka.” Ucap Mina sambil menyingkirkan tangan Airi dari mulutnya. Di
genggamnya tangan kawannya erat berusaha menghiburnya.
“Mina to iku,
yokatta”
***
Kedua gadis itu
terlihat sibuk melihat sekeliling mencari sosok Yuta lelaki yang hendak Airi
temui hari ini. Tak lama kemudian Airi terkesiap melihat lelaki berkacamata
yang sedang melambaikan tangan padanya. Gadis itu lalu buru-buru menggeret
lengan kawannya menuju meja disudut ruangan.
“Konnichiwa” sapa
lelaki itu sambil menganggukan kepalanya sopan.
‘hhmm pilihan yang
tak buruk, tak jauh berbeda dengan foto yg sering ditunjukan airi’ Komentar
Mina dalam hati. Lelaki idaman sobatnya memang tak pernah mengecewakan, namun
sayang sampai saat ini belum ada yang benar-benar cocok dengan sahabatnya.
Keduanya lalu langsung duduk di meja berbentuk
segi tiga itu. Hari ini di tengah-tengah meja bunga matahari kecil
menghias vas. Tiap datang ke Palace Mina selalu penasaran bunga apa yang ada
diatas meja hari ini. Setiap tiga hari sekali bunga yang menghias meja palace memang selalu berbeda. Dan
hal itu membuat gadis itu penasaran dan datang lagi kesini.
“psstt … Mina”
tiba-tiba Airi menyenggol lengan gadis itu.
“ahh kenapa?”
“perkenalkan
dirimu”
“ah iya namaku
Uehara Mina, 17 tahun teman sekolah Airi sejak SD”
“Woww kalian sudah
berteman lama ya” Komentarnya singkat.
“ohya mau memesan
sesuatu? biar kupanggilkan pelayan”
“ah aku ke meja bar
saja ya, nggak enak mengganggu. Yuta-kun tolong jaga sobatku yang manis ini ya
dan awas kalau macam-macam, aku ini pemegang sabuk hitam karate.” Ucap Mina
sombong dengan nada mengancam, Airi terlihat kesal melihat tingkah kawannya
itu. Sedangkan Yuta hanya tertawa renyah
menaggapinya. Mina bergegas bangkit lalu berjalan menuju meja bar.
Meja persegi
memanjang itu adalah tempat favorit Mina melarikan diri dari obrolan Airi dan kawan
lelakinya. Dari pada diabaikan, lebih baik mengabaikan mereka itu prinsip Mina.
Kebetulan meja bar saat itu sedang kosong , gadis itu buru-buru mengambil
tempat. Jesse lelaki blasteran tinggi itu sibuk meracik kopi seperti biasanya. Lelaki
itu terlihat khikmat tak terusik kehadiran Mina. Padahal gadis itu mengambil
tempat tepat dihadapan lelaki itu.
“Hey, paling tidak
tanyakan pesananku.” Protes Mina.
“Tanpa kau bilang
aku tahu pesananmu, hot chocolate kan
Mina-sama?” Mina hanya mendengus kesal mendengarnya, namun ada bagian kecil
dari hatinya yang melompat bahagia. Jesse ingat minuman kesukaannya. Tapi hal
itu sepertinya cukup wajar, tiap Mina berusaha lari dan butuh teman bicara ia
selalu datang pada Jesse. Meskipun tampangnya terlihat tak perduli lelaki itu
selalu menjadi pendengar yang baik bagi para pelanggannya.
“uhh siapa bilang
aku mau hot chocolate hari ini”.
Gadis itu mencoba mengelak.
“Jadi apa yang bisa
kuhidangkan untuk pelangganku yang kembali jadi nyamuk temannya sendiri” Ledek
Jesse sambil mengelap meja yang basah terkena tumpahan kopi.
“kau buruk dalam meminum kopi jadi tak mungkin aku membutkanmu kopi. Cocktail? Kau masih bocah, hmm apa kusajikan Teh bunga Lotus saja ya?” tawar Jesse , wajahnya terlihat puas membuat gadis itu merengut kesal.
“kau buruk dalam meminum kopi jadi tak mungkin aku membutkanmu kopi. Cocktail? Kau masih bocah, hmm apa kusajikan Teh bunga Lotus saja ya?” tawar Jesse , wajahnya terlihat puas membuat gadis itu merengut kesal.
“Hey, dasar
bartender menyebalkan” Merasa gemas gadis itu meremas tissue yg tak jauh dari
tangannya lalu melemparkanya pada Jesse.
“Hahaha” Lelaki itu
malah tertawa terbahak, wajah Mina ditekuk semakin kusut.
“Hey Jesse, kau tak
boleh tak sopan begitu pada pelanggan!” Tiba-tiba Yamada datang membawa
senampan chesse cake yang baru matang , hendak menatanya di lemari kaca. Jesse,
lelaki itu langsung terdiam mendengar peringatan tenchounya. Gadis itu tertawa puas dalam hati, ia benar-benar
berterimakasih pada lelaki tampan ini.
“Okyaku-sama
maafkan kelakuan bartender kami ya, sebagai gantinya anda berhak menyicipi kue
ini Cuma-Cuma.” Lelaki tampan itu menyodorkan piring kecil berisi potongan
chesse cake. Tak mau membuang kesempatan diam-diam gadis itu membaca name tag
yg menempel di dadanya ‘Yamada Ryosuke’.
“douzo” ucapnya
sambil tersenyum manis. Gawat, jantung Mina berdebar keras namun sebisa mungkin
ia membalas senyum lelaki itu. Yamada lalu pamit menata kue-kuenya ke lemari.
“arigatou
gozaimasu” ucap Mina sambil menundukan kepalanya. Rona wajahnya memerah,
perasaan apa ini?. Buru-buru ia menyendok kue itu lalu mengunyahnya pelan.
“Yabaii! Oishiii”
ucapnya kagum.
“bukannya tempo
hari kau makan chesse cake kami, dan bilang biasa saja”. Komentar Jesse sambil
menuangkan segelas air putih untuk gadis
itu.
“hee? Masa?”. Elak
gadis itu.
“mungkin karna ini
buatan Yamada-kun rasanya jadi enak”
“baka, kue kami
buatan Takaki semua tahu. Kalau kau suka padanya lebih baik kau menyerah, dia
sudah punya pacar”.
“ehh, zannen” ucap
Mina lesu.
“jadi apa yang bisa
kubuatkan untukmu?”
“terserah kau saja,
asal aku bisa meminumnya”
Lelaki itu pun itu segera menuju kulkas, mengambil sebotol susu dan segelas es batu berwarna coklat. Kemudian mengambil gelas lalu memindahkan beberapa es batu hitam itu kedalam gelas tersebut. Tanpa berkomentar apapun gadis itu memperhatikan gerak gerik lelaki itu sambil mengabisakan makanannya.
Lelaki itu pun itu segera menuju kulkas, mengambil sebotol susu dan segelas es batu berwarna coklat. Kemudian mengambil gelas lalu memindahkan beberapa es batu hitam itu kedalam gelas tersebut. Tanpa berkomentar apapun gadis itu memperhatikan gerak gerik lelaki itu sambil mengabisakan makanannya.
“hai douzou”. Dahi
Mina mengkerut melihat minuman yang dihidangkan untuknya.
“kau bercanda, aku
datang kesini bukan untuk minum susu”. Ucapnya kesal.
“coba tuangkan dulu
ke gelas”. Gadis itu pun menurut, ia menuangkan setengah botol susu kedalam
gelas itu. Secara perlahan es batu hitam itu mencair membentuk pola cantik tak
beraturan. Mata gadis itu mengerjap takjub.
“waw cantiknya, ah
jangan-jangan ini kopi”
“yup, kau tak bisa
minum kopi pahit kan? Jadi susu es kopi pas buatmu”.
“itadakimasu”. Gadis
ini menengguk minumannya pelan. Senyumnya merekah lebar, gurih manisnya susu
bercampur dengan pahitnya kopi. Ia benar-benar bersyukur menjadi pelanggan
palace. Meski ia datang dengan suasana hati yang dongkol seperti hari ini, tapi
ia pasti pulang dengan senang. Terlebih Jesse selalu menyenangkan untuk diajak
bicara, mesikpun kadang menyebalkan.
Kini lelaki itu
kembali sibuk dengan pesanannya. Gadis itu memilih menikmati minumannya sambil
menatap sekelilingnya. Seorang pelanggan baru saja memasuki palace dan langsung
disambut hangat pelayan yang berdiri tak jauh dari pintu masuk. Airi dan Yuta
terlihat bahagia berbincang di sudut sana. Mina membuang nafasnya pelan,
sepertinya kehadirannya benar-benar dilupakan. Namun tiba mata Airi dan Mina
bertemu, dengan bahasa isyarat Airi mengajak kawannya itu kembali bergabung
dengannya. Di sebelahnya Yuta juga mulai melambaikan tangannya mengundangnya
bergabung juga. Mina hanya bisa tersenyum renyah, lalu kembali fokus ke
minumannya.
“kenapa tak kembali
bergabung bersama mereka?” Ucap Jesse sambil menyaring kopinya.
“percuma, paling
sampai sana aku bakal nggak dianggep”
“hey jangan
berpikir seperti itu, toh Airi-chan mengajakmu hari ini supaya Mina juga akrab
sama pacar barunya kan? Keliatanya ramah kok cowok itu”.
Mina terdiam
sejenak menatap gelasnya yang mulai berubah coklat. Benar juga kata Jesse tadi,
Airi tak mungkin setega itu padanya. Selama ini memang dirinya sendiri mencoba
memisahkan diri bukan benar-benar diabaikan. Mungkin ini saatnya ia
menghadapinya bukan lari seperti biasanya.
Glekglekglek.
Gadis itu menengguk
minumannya habis. “tolong segelas lagi antar ke meja ya”. Selepas memesan gadis
itu buru-buru kembali ketempatnya.
“hai, kashikomarimashita”.
Lelaki itu tersenyum simpul memandang punggung gadis itu yang menjauh.
~Iced Milk Tea End~
(Mina and Airi)
Jesse
0 komentar:
Posting Komentar