Title: Atatakai Suupu [Palace Story Series]
Author: ghee na chan / Nachii73
Cast: Takaki Yuya, Kawashima Umika etc
Language: Indonesia
Genre: General, Friendship
Disclaimer: This fanfic pure made by me. The cast 100% real in this word but story just a fiction. Happy reading ^.^
(sumarry)
Hari itu di
penghujung musim panas Mendung. Langit hari ini tak sebiru biasanya. Hanya ada
gumpalan-gumpalan awan hitam yang siap jatuh menjadi bulir-bulir hujan kapan
saja. Angin bertiup kencang menerbangkan dedaunan kering. Takaki Yuya, lelaki
tampan itu was-was tak tepat waktu sampai Palace.
Masalahnya ia tak membawa payung. Dengan bawaannya yang tak bisa dibilang
sedikit, ia tak bisa berlari. Bisa-bisa jeruk yang berada dalam kantong putih
itu melompat keluar. Yang bisa ia lakukan hanya mempercepat langkahnya.
Tiktiktik
“sial” gumamnya
kesal.
Nasib baik tak
berpihak padanya. Bulir-bulir bening air mulai membasahi bajunya. Padahal ia hanya
berjarak 2 blok pertokoan menuju tujuannya. Tanpa ambil pusing Yuya terus
berjalan mantap sambil mempercepat langkahnya. Tak perduli pakaiannya mulai
basah. Ia tak mau terlambat sampai
Palace. Bahan-bahan dikantong ini sangat dibutuhkan sekarang. Seperti
biasa baka Tenchounya melupakan agenda penting. Umika yang biasa memeriksa
kembali jadwal seminggu kemarin mengambil libur pulang ke kampung halamannya.
Hari ini salah satu pelanggan ingin merayakan ulang tahunya di Palace. Sedangkan
stock bahan untuk kue tak cukup. Keito sudah 3 hari ini libur, jadi stock
bahan-bahan agak terbengkalai. Dan sialnya pemasok bahan yang biasanya mengirim
stock tak bisa mengirim hari ini.
Lelaki itu akhirnya
sampai di depan pintu samping. Tempat biasa keluar masuk stock barang.
Beruntung pintu itu sedang tidak dikunci jadi Yuya bisa dengan leluasa masuk.
Kesibukan para staf sangat terasa disini. Hokuto dan Yuto sibuk menyiapkan
peralatan. Sedangkan Yamada sedang sibuk memotong daging yang akan dihidangkan.
“Hachi!” Hidung Takaki terlihat memerah.
“Aa Takaki, kau
basah cepat ganti bajumu lalu bantu aku
di dapur ya” Perintah Yamada menyambut
Takaki yang basah kuyup. Sebenarnya Takaki agak kesal baru datang
langsung melakukan pekerjaan dapur, apalagi setelah perjuangannya basah kuyup
untuk sampai disini. Tapi ia bisa memakluminya. Tenchounya saat sedang sibuk seperti ini selalu serius. Dan
akhir-akhir ini Ryosuke agak sensitive. Ia tak mau membuat keributan.
Setelah selesai
mengganti pakaiannya Yuya bergegas menuju dapur. Hendak membuat kue ulang tahun
pesanan tamu. Tanganya terlihat cekatan memecahkan cangkang telur itu. Lalu
memisahkan antara kuning telur dan putih telur. Yuya sudah melakukan pekerjaan
ini kurang lebih 3 tahun. Jika Ryosuke sangat diandalkan untuk masak memasak.
Yuya sangat sangat diandalkan untuk membuat makanan penutup. Meskipun
sebenarnya ia bukan seorang partisier resmi palace. Sebenarnya ia seorang koki
masakan biasa. Tapi semenjak bekerja di palace ia mendalami pembuatan makanan
manis. Dan tak disangka para tamu menyukai kue buatannya. Sebagai koki utama
Ryosuke cukup sibuk dengan pekerjaan lainya, mau tak mau Yuya membantunya. Karna
pekerjaan dobelnya Yuya bekerja terlalu keras dibanding yang lain. Namun ia beruntung
Hokuto yang memang tertarik menjadi koki akhir-akhir ini sering ditugaskan di
dapur bersamanya.
Setelah telur itu
terpisah dari cangkangnnya ia mengocoknya dengan mixer. Begitu mengembang dan
pucat dicampurkan dengan tepung, gula dan bahan lainya. Loyang-loyang berbentuk
bulat itu sudah dilapisi kertas miyak tipis. Pertanda siap dituangi adonan. Pelan-pelan lelaki itu menuangkan adonan kedalam loyang
itu.
“Takaki-san aku sudah
selesai dengan pekerjaanku. Ada yang bisa kubantu?” lelaki itu sedikit lega
mendengarnya.
“Dikantong plastik
ada beberapa buah-buahan tolong siapkan untuk garnishnya ya”
“wakarimashita”
Selagi Hokuto
menyipakan garnish. Yuya memasukan
Loyang-loyang yang sudah terisi oleh adonan ke oven. Lalu mengatur suhu
danwaktu yang dibutuhkan untuk memanggang. Sambil menunggu matang Yuya sibuk
membuat cream. Keduanya terlihat khidmat dengan pekerjaannya. Tak perduli
keramaian di dalam Place. Suara dentingan tuts-tuts piano terdengar samar
didapur. Inoo danYabu sedang melakukan gladi. Semenjak penampilan dadakan
mereka di palace keduanya secara teratur pentas di atas panggung kecil itu tiap
akhir pekan. Begitu pula saat seperti sekarang ini. Umika terlihat sedang sibuk
menghias meja dibantu Shiori dan juga Haruka. Palace benar-benar sibuk hari itu.
***
~Happy
birthday to you, Happy birthday to you~
Suara merdu Yabu di
iringi dentingan piano Inoo menggema keseluruh Palace. Tak terkecuali di taman
belakang palace. Diantara remangnya cahaya lampu lelaki itu duduk di kursi kayu
putih itu. Tangan kanannya menopang dagunya malas. Kedua bola matanya sibuk
memandang langit cerah malam ini. Setelah semua persiapan sudah selesai, Yuya
kini bisa merenggangkan ototnya sejenak sebelum berberes ketika acara selesai.
Hari yang benar-benar melelahkan, pikirnya. Tapi entah kenapa ia benar-benar
menyukai pekerjaan ini. Tak hanya pekerjaannya sebagai koki tapi juga Palace.
Meskipun sang pemilik kadang tak bisa diandalkan tapi begitulah Yamada. Ia
ingat betul kali pertama ia bertemu dengan lelaki itu.
4 tahun lalu saat
Yuya masih membuka kedai kecil menjual taiyaki.
Lelaki itu datang menjadi pelanggannya. Begitu lelaki itu memasukan 1 gigitan
kue berisi saus kacang merah itu. Yuya dihadiahi pujian dan kekagumannya pada
masakan Yuya. Sejak saat itu mereka jadi akrab dan saat Yamada hendak membuka
café, Yuya langsung direkrut sebagai koki. Kebetulan kedai Taiyakinya tak begitu ramai bersaing dengan jajanan lain. Lelaki
itu pun mebiayainya sekolah koki selama setahun. Dan sudah genap 3 tahun Palace
berdiri kokoh disini. Makin hari makin ramai pengunjungnya. Sampai- sampai Yuya
tak bisa berlibur. Ia merindukan hari lowongnya. Lalu ia segera pergi kelaut
untuk berenang ataupun memandang langit kemerahan ditemani suara deburan ombak.
“kore, ageru”. Kaget, sejak kapan Umika
bergabung duduk tepat dihadapannya. Asap sup krim jagung yang ia bawa mengepul
menyentuh wajah cantiknya. Yuya masih terdiam, bukan karena masih terjebak
dalam lamunan masa lalunya namun karena mahluk indah dihadapannya.
“Hey, daijoubu?”. Umika mengibas-ngibaskan
tangannya di depan wajah Yuya.
“Ahh iya”
“Ini aku bawakan
sup krim jagung, masih hangat. Tadi kehujanan kan, sudah malam pula jadi
enaknya makan yang hangat-hangat” Gadis itu menyodorkan semangkuk krim berwarna
kuning itu. Dan piring kecil berisi 3 potong roti.
“kau yang buat?”
Gadis itu menggangguk. Yuya tersenyum puas.
“Itadakimasu” Setelah mngatupkan kedua
tangannya berdoa, lelaki itu memasukan sesendok sup krim itu.
“Attakai”
“Darou”
“Tapi jadi lebih
hangat karena ada kamu disini” Gumamnya jujur.
“Heh? Ngomong apa
tadi?”
“Ah lupakan” Yuya
melajutkan makanya sambil memandang gadis itu yang sedang sibuk dengan
ponselnya. Entah kapan lelaki itu bisa jujur pada perasaannya. Jujur bahwa ia
jatuh cinta pada gadis itu sejak pertama kali bertemu. 3,5 tahun lalu saat
memperkenalkan gadis itu sebagai patner kerjanya. Mungkin saat pintu hati gadis
itu terbuka untuk lelaki lain.Dan melupakan cinta tak terbalasnya. Biar ini
jadi rahasianya sendiri. Dan hari ini mungkin jadi kenangan teridah untuk Yuya.
Duduk berdua dibawah langit yang berbintang. Sambil menikmati sup buatan gadis
pujaannya. Benar-benar hari yang indah, pikirnya.
~Atakai
Supuu Owari~
Tenchou: Bos
Kore,
ageru: ini
untukmu
Itadakimasu: selamat makan
Wakarimashita: baik saya mengerti
Daijoubu?: Apak kau baik-baik saja?
Atakai: Hangat Atakai Supuu: Sup hangat
Darou: tuh kan
Bonus Picture:
yuya
umika
0 komentar:
Posting Komentar