ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

LOVE stupid 5 end

oke ini LOVE stupid part terakhir, selamat menikmati.


Tittle: L.O.V.E Stupid part 5 (end)
Author: ghee na chan
Cast:
·         Ryutaro Morimoto
·         Yuto Nakajima
·         Kanon Fukuda
·         Jiyoung Kang
Genre: general, friendship, romance
Ranting: T

Terik sinar matahari, membakar kulit 4 remaja ini. Mereka sengaja berjemur di pantai. Menikmati masa-masa liburan yg sebentar lagi berakhir. Berbekal krim antisinar uv, serta payung warna-warni yg melindungi mereka dari teriknya sinar matahari. Mereka menimati, musim panas mereka. Suara desiran ombak membuat mereka mengantuk dan terlelap. Diam-diam Jiyoung dan Yuto meninggalkan Kanon dan Ryu yg masih dalam buaian mimpi.
“emmhh...” Ryutaro menegegangkan kedua tangannya. Ia sudah selesai menjelajahi pulau mimpinya. Ia lalu merubah posisinya menjadi duduk. Mengumpulkan tenaga  untuk kembali beraktivitas. Angin masih memaikan rabut hitamnya. DEG Ryu sadar hanya ada Ia dan Kanon disini. Tanpa sadar Ryu tersenyum senang memandangi gadis yg sedang tertidur pulas itu.
“eemmhh...” gadis itu terbangun. Ryu buru-buru membuang pandangannya kelaut. Kanon sibuk mengucek-ucek matanya. Sedangkan Ryu memilih bangkit dan membiarkan kaki telanjangnya bermain dengan ombak.
“Ahh Yuto sama Jiyoung kemana sih? Masa ninggalin aku sama gadis baka, yg tidurnya kayak kebo” Mata Kanon membulat.
“NANII!!!” teriak Kanon kesal.
“emang kamu BAKA, kayak PREMAN, JELEK dan juga tidurnya KEBO kan??” JLEBJLEBJLEB  jantung Kanon terasa ditusuk ribuan jarum. Ia meremas tangannya kuat.
“nih, jadi cewek tuh yg manis, baik, dan jago masak kayak Maa-chan, gak kaya.....”
“YAMETE KUDASAI!!!” teriak Kanon lantang. Ia sudah tak tahan lagi mendengarkan kata-kata yg menusuk hatinya. Kanon memang terbiasa mendengar kata-kata kasar dari Ryu, dan masak bodoh. Namun sekarang beda, Kanon sudah menyadari perasaannya pada pria 17th di depannya. Bukankah menyakitkan jika orang yg kita sukai, berkata kasar tentang kita.
“tolong jangan permainkan aku!! Apa maksudnya ini??!!” Kanon bangkit  lalu melempar ponsel miliknya kearah Ryuu. Ponsel pink itu akhirnya mendarat tepat di depan ryuu. Kedua mata ryuu semakin membulat melihat ponsel itu. Wajahnya memerah, sedangkan Kanon  sudah berlari meninggalkannya.
“Arghh!!!” Ryu berteriak kesal. Diambilny posel itu lalu membantingnya dengan kasar kearah ombak.
Sementara itu Jiyoung dan Yuto yg bersembunyi di belakang ilalang.
“ah,, kapan sih mereka sadar mereka saling suka”  Yuto mendengus kesal.
“Ryuu baka ih, udah jelas ketangkep basah belum ngaku juga” Yuto masih mengoceh kesal.
“tadi kan Kanon.nya langsung kabur, toh kalo mereka jadian kmu kan sakit ati. Jadi ceritanya udah ngerelain nih” goda Jiyoung.
“ya seperti itulah, toh selama ini ada yg diam-diam menyimpan rasa padaku. Dan aku tak akan membiarkannya menyimpannya lebih lama lagi. mulai sekarang kau pacarku” Yuto menepuk-nepuk kepala Jiyoung lembut. Senyum manis masih mengembang diwajahnya.
“eh??!! Hontou??!! Tapi dari mana kau tahu” Jiyoung masih tak percaya. Ia baru saja ditembak pria yg selama ini ia kagumi. Yuto mengangguk pelan. Jiyoung tersenyum senang cintanya tak bertepuk sebelah tangan lagi.
“dari wajahmu” Kata Yuto gombal. Jiyoung tersenyum senang.
“kalau begitu ini hadiah untuk pacar baruku” cup Jiyoung mengecup pipi Yuto singkat. Kemudian berlari kecil meinggalkannya. Wajahnya semakin memerah ia tak mau Yuto melihatnya.
“hahaha” Yuto tertawa kecil melihat kelakuan pacar barunya.
“semoga debaran di dada ini pertanda baik, aku takan menyia-nyiakanmu” gumannya pelan.
******
Kanon pov
Bugh… Bugh…. Bugh….
Malam itu perang bantal terjadi antara Kanon dan Ryuu tentunnya . Perang dimulai kubu Kanon yg tak terima ponselnya di buang ke laut. Sedangkan Ryuu , terus mengelak. Yah, Yuto yg sedari tadi menemani Ryuu bermain game harus menghentikan kegiatannya. Ia berusaha menjadi penengah di antara mereka. Jiyoung yg sedari tadi bermain bersama Yujiro, juga ikut berusaha menyudahi pertengkaran yg mungkin bisa dibilang konyol ini.
Kanon pov
Menyebalkan Ryuu sama sekali tak merasa bersalh membuang ponselku kelaut. Sebenarnya tak begitu masalah ponselku hilang. Tapi hari ini aku benar-benar kesal padanya. Padahal ia sudah tertangkap basah menyerangku. Aku benar-benar kesal padanya. Tinggal ngomong yg sebenernya apa salahnya sih?? Kalo dia emang suka aku ya tinggal ngomong. Kalo dia Cuma nambil kesempatan dalam kesempitan ya udah ngaku aja.
 “sudah ku bilang  aku tak membuangnya” Ryuu berteriak kesal sambil melempar bantal kearahku.
“kau bohonggg!! Dasar mesumm!! Arrghhh!! Eonni lepaskan!!” aku berusaha membogrol tanganku dengan tangannya.
“tinggal minta beliin Handphone yg baru gampang kan!!”  
“kau BAKA!! Banyak kenangan yg tersimpan disitu??!”  kataku asal.
“apa??! Kenangan??! Aku kau memang punya kenangan manis?!” DEG lagi-lagi kata-katanya benar-benar menusuk jantungku. Argghhh aku tahu mesti ngomong apa lagi. Kalo aku ngelanjutin perang mulut ini hatiku pasti bakalan makin sakit. Aku memeluk gadis yg sudah kuanggap sebagai kakakku ini. Perlahan air mataku turun.
“Eonni kenapa aku bisa menyukai pria seperti dia??”  desisku pelan. Jiyoung eonni hanya bisa mengelus rambutku pelan.
“ka...non gomen” Ryuu terlihat menyesal. Aku tak perduli, hatiku sudah telalu sakit. Sampai akhirnya PLAKK suara tamparan keras itu membuatku penasaran. Aku mulai mengintip apa yg sedang terjadi.
“jaga mulutmu itu Ryuu!! Tou-chan kecewa padamu!”  eh?? Sejak kapan ayah Ryuu ada di sini??. Kulihat wajah Ryuu memerah, kurasa ia mau menangis. Jiyoung eonni dan yuto terlihat kaget begitu juga aku.
“Ingat Kanon itu wanita!! Jangan bicara seperti itu!! Tou-chan mengirimmu kesini agar kalian akur bukan seperti ini!! Cepat keluar kau tak boleh bermalam disini!!” perintahnya, Ryuu lalu keluar menjalankan perintah.
“kanon, maafkan Ryuu yah. Kau tahu sendirikan lidahnya memang tajam. Oh ya sebaiknya kalian membereskan barang-barang kalian karna besok pagi kita akan pulang”  
Setelah itu aku segera kembali ke kamarku membereskan barang-barangku dan bersiap tidur. Berharap besok pagi aku sudah melupakan kejadian malam ini. Biar saja Ryuu tidur kedinginan di luar.
****
Pagi pun tiba, aku sedang menyisir rambut hitamku kemudian mengikatnya kesamping. Setelah itu aku segera mengangkut koper pinkku ke bagasi mobil. Jiyoung dan Yuto sudah bersiap di teras rumah.
“ryuu mana??” tanyaku pada mereka.
“entahlah mungkin ia pulang bersama ayahnya semalam” karna belum yakin dengan jawaban Yuto aku bergegas menuju kamarnya. Tas ransel coklatnya masih di kamarnya bahkan ponselnya masih tergeletak di meja menunggu tuannya. Pikiranku kalut, dimana dia sekarang??. Jangan-jangan???. Aku berlari menuju tempat aku bertengkar dengannya kemarin.
“smoga tak terjadi apa-apa” batinku.
Kulambatkan langkahku ketika melihat sosoknya yg sedang duduk. Senyuman mengembang diwajahku. Kuhampiri ia yg masih asyik dengan duniannya.
“kau tak mau pulang??!” aku ikut-ikutan duduk disampingnya. Tak perduli mini dress bermotif bungaku kotor terkena pasir.
“Ryutaro” ia masih asyik dengan dunianya. Diam-diam kupandangi wajahnya, mata yg bulat dipadukan dengan hidung yg mancung membuat ia terlihat tampan, apalagi dengan pipinya yg tebal membuat siapapun gemas ingin mencubitnya. Sayang wajah tampannya itu kini kotor karna pasir, matanya terlihat lelah mungin tidurnya tak nyenyak atau bahkan tak tidur, rambut hitamnya juga terlihat berantakan.
“Kanonn!!”  DEG demi apa aku baru sadar wajah Ryu sedekat ini denganku.
“ah, iya” ia menarik wajahnya menjauh dariku.
“ini” ponsel? Ia mengembalikan ponselku yg kemarin dia buang?? Bagaimana bisa??
“kau mencarinya semalaman??” tanyaku tak percaya.
“kau tak lihat penampilanku?? Bajuku juga masih basah. Mati total sih tapi kartu sama memorinya mungkin masih bisa di selamatkan” aku sibuk mengotak-atik ponselku.
“kanon maafkan aku ya?”
“aku tak sadar selama ini menyakitimu, rasanya senang melihat wajah cemberutmu. Karna kebiasaan aku sampai lupa membuatmu tersenyum” Ryu kata-katamu membuat wajahku memerah.
“padahal sudah lama aku ingin mengubah kebiasaan burukku ini, aku sudah terlalu sering membuatmu menangis. Aku tahu aku menyebalkan, bodoh dan mungkin mesum tapi kanon,” apa yg ia katakana selanjutnya??.
“kanon aku menyukaimu!! Aku mohon jadilah pacarku!!” DEG wajahku benar-benar memerah sekarang. Matanya terus memandangku penuh harap.
“aku juga suka, Ryu!! Aku mau jadi pacar Ryuu!!” senyuman puas mengembang di wajahnya. Akhirnya ia mengungkapkanya aku tak perlu lagi meragukannya.
“mulai sekarang kita pacaran yah, aku janji bikin Kanon senyum tiap hari”
“janji” jari kelingking kami saling bertautan sebagai lambang janji kita.
Kanon POV end
Auhthor POV
Jiyoung dan Yuto sedang asyik bercengkrama di dalam mobil. Sedangkan dibelakangnya Ryuu sedang tertidur pulas di pundak kekasihnya. Pak supir masih asyik mengendarai mobil. Sampai akhirnya Ponsel baru Kanon berbunyi.
“moshi… moshi”
“ne, tou-chan”
“ehh?? Hadiah buat kita di batalin”
“kok gitu sih”
“gk bisa dong, tou-chan!”
“ahh, liburan kita sia-sia dong, gara-gara kejadian kemarin kita gak jadi dapet hadiah”
“yaudahlah gk papa”
“bener kata Jiyoung walopun gk dpet hadiah kan dapet pacar baru”
“gk bisa gitu dongg!!” teriak kanon kesal.
“kanyon apaann sih? Lgi bobo nih” protes Ryuu yg masih asyik menyender.
“ahh, ini gara-gara Ryu-chan juga??! Udah sana jangan nyender lagi” Kanon mendorong Ryuu yg masih asyik menyender.
“katanya gk mau berantem lagi”
“siapa yg mau berantem?? Aku cma sebel aja” Kanon tak mau kalah.
“Ya ampun kalian berdua ribut mulu sih” Seru Jiyoung Yuto kompak.
Yah seperti itulah akhir liburan mereka. Jika dilanjutkan akan semakin panjang cerita ini. Tapi jangan khawatir  hubungan Yuto dan Jiyoung makin lama makin mesra sedangkan Kanon dan Ryutaro masih sering cekcok. Walaupun begitu mereka saling menyayangi kok. Mereka juga makin memahami sifat pasangannya masing-masing.

The end

akhirnya fanfic bersambung saya kelar juga. sebenernya banyak perbedaan dari rencana awal. tapi dari pada ini fanfic gk kelar-kelar. terimakasih yg berkenan membaca fanfic abal-abal saya ^/\^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar