ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Switched




Kali ini aku bakal berbagi sedikit cerita tentang drama yang bulan lalu baru selesai ku tonton, judulny
a ‘Switched’ yang tayang di netflix tahun 2018 lalu. Bisa dibilang cukup terlambat menikmati drama dengan 6 episode pendek ini. Saya agak menyesal tidak menonton drama ini lebih awal. Sesuai judulnya tema besar drama ini berbicara tentang 2 orang yang bertukar tubuh.


J



Singkat cerita Ayumi seorang gadis cantik dan populer di sekolah, ia baru saja jadian dengan teman masa kecilnya Koshiro yang ternyata juga menaruh hati padanya. Suatu sore keduanya memutuskan untuk berkencan, ketika dalam perjalanan tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah penggilan dari nomor yang tak dikenal masuk, ternyata itu panggilan dari Umine. Umine adalah gadis suram yang menjadi teman sekelasnya. Umine menelponya dan mengatakan ingin mati sekarang juga, saat Ayumi bertanya dimana Ia sekarang, ternyata Umine sudah bersiap melompat di gedung belakangnya.



Dan tanpa butuh lama gadis itu menjatuhkan dirinya dari atas gedung. Ayumi menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri teman sekelasnya bunuh diri. Tiba-tiba scene berganti di sebuah rumah sakit, Ayumi terbangun dengan tubuh Umine.  Paginya Ayumi pergi ke sekolah seperti biasa dan mendapati tubuh dirinya juga ada di sekolah seperti biasa. Ternyata jiwa Umine ada di dalam tubuhnya, mereka bertukar tubuh. Saat mengajak Umine mencari cara untuk bertukar tubuh kembali, ia menolak mentah-mentah karena sebenarnya ia sengaja menukar tubuhnya. Umine sudah lama hidup dalam kesendirian karena tak memiliki teman, keluarganya berantakan, dan orang-orang mencacinya karena fisiknya. Baginya hidup menjadi Ayumi adalah impiannya yang terkabul, memiliki keluarga hangat, pacar tampan, dan teman-teman yang mengelilinginya.



Ayumi pun berusaha mengaku pada Ibu dan pacarnya bahwa tubuhnya telah tertukar, namun tak ada yang mempercayainya. Saat Ayumi mulai pasrah meruntuki nasib yang menimpanya, Kaga teman masa kecilnya menyadari  Ayumi ada dalam tubuh Umine. Sejak saat itu keduanya berusaha mencari cara mengembalikan tubuhnya kembali.

J

Tema besar drama ini mirip pribahasa ‘Rumput tetangga lebih hijau’, tokoh Umine tidak pernah puas dengan kehidupannya dan menganggap hidup Ayumi terlalu sempurna. Ia berharap jika saya ia memiliki wajah cantik seperti Ayumi hidupnya pasti bahagia. Tapi setelah bertukar tubuh ia tak merasakan kebahagiaan sepenuhnya. Sedangkan Ayumi yang menerima dan memulai hidupnya kembali dengan ceria merasa bahagia. Karena kunci kebahagian itu sederhana yaitu bersyukur pada apa yang kita miliki.



Lalu untuk tokoh terbaik saya berikan aplause kepada Kaga. Gila, saya yakin hanya ada 1:1000 orang seperti dirinya. Sang Hero dari drama ini yang tak mendapatkan apa yang ia inginkan. Karakter Kaga yang easy going, humble dan humoris sukses diperankan oleh Daiki Shigeoka. Namun secara keseluruhan saya suka semua akting pemainnya yang terasa begitu alami.

Ending dari drama ini juga jauh dari tebakan saya, dan cukup membuat saya ternganga. “Kok endingnya gini sih?” itu yang saya rasakan begitu selesai menontonnya. Ya, tapi tak apa. Drama ini membuktikan tidak semua tokoh protagonis mencapai tujuannya. Untuk keseluruhan saya berikan nilai 4,5 dari 5. Karena tidak ada yang sempurna di dunia ini hihi.

Dan tak ada salahnya menaruh drama ini ke dalam list drama yang akan ditonton. Drama pendek dengan 6 episode ini cocok ditonton disela-sela kesibukan. Drama ini juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur apa yang kita miliki. Karena tiap orang memiliki cara tersendiri untuk bahagia.

Lalu buat kalian ingin menontonnya bisa klik link ini. Saya nontonnya streaming di kissasian , soalnya beberapa link yang saya temukan sudah mati. Tapi tenang kalau ingin menyimpannya offline bisa juga di download asal membuat akunnya terlebih dahulu. 
Oke, untuk kali ini sekian, sampai bertemu lagi dan selamat berpuasa.        

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku dan Nagoya

Malam ini hujan turun membasahi bumi ini mesra. Suara rintik-rintik hujan yang jatuh ke genting terdengar samar dari dalam kamar. Aku menikmati alunan suara rintik-rintik yang terdengar menenangkan itu. Hari ini kalenderku menunjukan tanggal 4 April, itu besok artinya tanggal 5 April. Hari yang ku tunggu tiba. Hari penentuan akhir dari salah satu tujuanku. Tujuan yang awalnya ku pikir hanya sebuah mimpi yang entah bisa kuraih ataupun tidak.


Sebagai seorang pemimpi, sejak kecil aku sering menghabiskan waktuku tenggelam dalam lamunanku. Aku ingat betul saat kecil aku kerap menghabiskan waktuku sendirian di dalam kamar, lebih memilih di kelilingi boneka-boneka empuk nan lucu, meskipun beberapa dari mereka baunya kurang sedap. Aku berterimakasih pada adikku yang telah membuat aroma mereka berubah. Ya, ku habiskan waktuku bermain dengan mereka, aku akan menjadi seorang sutradara dan penentu kehidupan boneka-boneka itu. Misalnya seorang beruang kecil yang kehilangan kakinya yang akhirnya bertemu dengan kawan-kawan yang menerimanya dengan hangat, atau kisah picisan ala putri-putri dongeng. Sejak saat itu aku juga sering membayangkan apa yang terjadi padaku di masa depan.

Aku membayangkan diriku keluar dari bandara mententeng sebuah koper besar, dan baru pulang berpergian dari luar negeri. Demi semakin dekat dengan mimpiku aku nekat dan berhasil masuk perguruan tinggi negeri. Dengan masuk perguruan tinggi bergengsi aku akan lebih dekat dengan mimpiku. Namun ternyata mempersempit jarak saja tidak cukup. Diperlukan niat dan juga usaha. Tak di pungkiri ada beberapa kesempatan bagus yang aku lewatkan karena aku terlalu dibuai indahnya dunia nyata. Saat aku sadar itu sudah terlambat. Sial! Aku menyia-nyiakan kesempatan.

Lalu di akhir statusku sebagai mahasiswa aku mencoba bergabung dengan sebuah organisasi yang menyalurkan pemuda-pemudi dari seluruh dunia untuk mencoba mencari pengalaman di luar sana. Jalanku tak mulus, wawancara pertamaku aku dihadapkan dengan wawancara bilingual, ah tidak tapi wawancara bilingual. Kebetulan saat itu seorang perwakilan daari Jepang tiba untuk mencari para mahasiswa yang ingin magang kesana. Dengan persiapan apa adanya aku berhasil melewati wawancara bahasa jepangku dengan lancar. Bahkan dibanding teman-temanku aku yang paling lancar menjawab. Namun aku ditolak, karena kemampuan speaking bahasa inggrisku di bawah rata-rata. Tak menyerah aku mencoba kembali untuk bergabung, setelah menyiapkan diri dengan bahasa ingggris yang lebih baik tentunya, dan akhirnya aku lolos.



Perjuanganku tidak sampai situ, karena kini aku harus mendaftar keberbagai perusahaan yang maun menerimaku sebagai pemagang. Wawancara pertamaku dengan sebuah perusahaan Kimono di Kyoto sana. Aku gagal di tahap pertama, karena aku sedikit gagap dalam menjawab. Wawancara keduaku dengan sebuah perusahaan pariwisata , tepatnya taman permainan Fujikyuu dan aku lolos tahap pertama. Tapi sayang tahap kedua aku gagal, padahal aku sudah selesai mengurus paspor. Alasanya tidak lain karena aku kurang persiapan dan riset mengenai perusahaan tersebuat. Dan wawancar ketigaku dengan sebuah perusahaan di bidang pendidikan bahasa Jepang untuk pekerja asing di sebuah kota di prefetur Aichi. Aku pikir ini adalah wawancara terakhirku, saat itu aku nyaris lulus dan progam ini memang di peruntukan untuk para mahasiswa aktif. Dan ternyata ini benar-benar wawancara terakhir, AKU DITERIMA.

Namun disisi lain aku merasa bimbang, karena saat di umumkan aku telah dinyatakan lulus. Aku berkonsultasi pada dosenku, bahkan sampai dekan fakultasku dan hasilnya aku harus menolak kesempatan ini. Mereka enggan memberikan rekomendasi karena aku bukan mahasiswa aktif lagi bila terjadi sesuatu mereka tentu akan ikut bertanggung jawab. Saat telah kusampaikan aku menolak kesempatan itu seminggu kemudian aku mendapat kabar aku bisa mengambil kesempatan itu asal aku mendapatkan surat rekomendasi dari tempat kerjaku.

Aku ingat betul hari dimana aku memutuskan menolak kesempatan itu. Aku menangis dihadapan sobatku, mengingat perjuanganku selama ini yang tak mudah. Terlebih pekerjaan yang akan ku kerjakan nanti saling berhubungan dengan pekerjaanku sekarang. Saat aku menerima berita aku bisa mengambil kesempatan itu, aku senang bukan main. Kupikir tuhan ini adalah hadiah dari tuhan atas kerja kerasku selama ini. Aku langsung menyiapkan berkas-berkas dan memeritahu bossku. Karena tadinya aku memutuskan menerima tawaran bossku untuk menjalankan studi di Jepang lewat rekomendasi beliau. Tapi jalanku tak semulus itu ternyata.

Lagi-lagi aku menemukan hambatan, mendadak orang yang menjadi penanggung jawabku sekaligus perantara antara aku dan perusahaan mulai sulit dihubungi. Dokumen yang sudah ku selesaikan akhir tahun lalu baru tiba di Jepang bulan Februari lalu. Karena aku menunggu konfirmasi darinya dan juga alamat tujuan dokumenku dikirimkan. Menurut kesepakatan awal aku akan mulai bekerja musim semi ini hingga akhir musim panas. Namun hingga 1 bulan keberangkatan aku belum menerima surat keterangan tingggal di Jepang atau biasa disebut COE. Surat itu dipakai untuk membuat visa sebelum berangkat.

Usut punya usut penanggung jawabku belum penerima surat-surat tambahan dari perusahaan untuk dibuatkan COE ke kantor imigrasi sana. Hasilnya keberangkatanku di tunda semusim kemudian, harusnya awal pertengahan bulan ini mereka telah membari kabar tentang pengurusah surat-surat tersebut. Tapi ternyata mereka masih kesulita mendapatkan data-data pendukung dari perusahaan. Lalu dari perbincangan terakhir kami harusnya besok mereka sudah memberi kabar. Semoga besok semuanya menjadi selas, supaya nasibku tak terkatung-katung seperti ini. Jika aku gagal paling tidak aku bisa mencoba kesempatan lain yang ada di depan mata.

Bila memang ini rejekiku dan yang tebaik untukku, aku berdoa di beri kelancaran. Semoga penanggung jawabku bisa menyelesaikan tugasnya dengan lancar. Aamiin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rainbirds

Rainbirds 'Sejauh apapun pergi pasti kembali'



Judul buku     : Rainbirds
Pengarang      : Clarissa Goenawan
Bahasa            : Indonesia
Penerbit          : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit    : 2018
Halaman         : 400 halaman

“Ingatlah, Ren,  kesedihan itu sendiri tak akan menyakiti siapapun. Hal-hal yang kau lakukan ketika sedang sedihlah yang bisa menyakiti orang di sekitarmu.”


Sebuah kisah seorang adik yang sedang berusaha mengungkap misteri kematian kakaknya. Ren Ishida, seorang lelaki 24 tahun yang baru menyelesaikan proses studinya di Universitas Keio. Mendadak ia harus pergi ke sebuah kota kecil bernama Akakawa untuk menghadiri upacara kematian kakaknya sendiri , Keiko Ishida. Gadis 33 tahun itu mati terbunuh mengenaskan di kota tersebut. Keiko adalah kakak perempuan satu-satunya, namun 11 tahun lalu ia meninggalkan Tokyo dan tinggal di Akakawa. Hubungan keluarga Ishida yang tak begitu harmonis membuat Ren sangat menyayangi Keiko dan kematiannya yang tiba-tiba cukup membuatnya shock. Setelah kematian kakaknya, Ren baru sadar ia tak tahu banyak tentang kehidupan pribadinya. Setelah kepergiannya dari rumah seminggu sekali kakaknya selalu menghubunginya, tapi tak pernah sekalipun wanita itu menceritakan kehidupan barunya.

Ren memutuskan untuk tinggal sementara di Akakawa sambil membantu polisi menyelidiki kematian kakaknya. Sembari mengumpulkan informasi ia mulai bekerja di sebuah tempat les ‘Yotsuba’, tempat kakaknya bekerja dahulu. Ia juga tinggal bersama keluarga politikus terkenal di Akakawa, keluarga Katou. Keluarga induk semang kakaknya dahulu. Namun semenjak kepindahannya, seorang gadis kecil selalu muncul dalam mimpinya. Pertemuannya dengan seorang gadis muda manis dengan jemari yang menawan membuatnya dilema jantungnya berdebar namun ia adalah muridnya sendiri dan Ren masih punya Nae meskipun hubungan mereka sedang dilanda masalah. Honda teman kerjanya yang ramah itu pun tenyata memiliki kisah tersendiri dengan kakaknya dimasa lalu. Kemudian suatu hari muncul surat aborsi dari sebuah rumah sakit anak di depan kamarnya.  Satu demi satu puzzle-puzzle misteri kematian kakaknya terungkap. Sebenarnya apa yang terjadi pada malam kematian Ishida Keiko? Siapa yang membuhnya?


JJJ


Awal mula saya tertarik membeli buku ini karena saya tidak sengaja hadir dan berpartisipasi dalam workshop yang diadakan Japan Foundation bulan Februari lalu. Jadi tema workshopnya yaitu tentang karya-karya yang terispirasi dari Jepang. Kebetulan pembicaranya mbak Clarissa dan seseorang dari NaoBun project. Nah, mbak Clarissa sendiri ternyata orang Indonesia yang tinggal di singapura. Novel ‘Rainbird’ ini novel perdananya, yang ditulis dalam bahasa inggris. Tapi jangan salah meski novel perdana, novel ini sudah mendapatkan penghargaan ‘Bath Novel Award 2015’. Sepulang dari acara itu saya buru-buru ke toko buku mencari bukunya dan beruntungnya saya teman yang saya bawa ke toko buku dengan senang hati membelikannya untuk saya.

Jujur saja novel-novel tipe mistery yang gloomy seperti ini adalah favorit saya, jadi saya dapat melahap novel tebal ini dalam sehari. Hari libur saya benar-benar saya habiskan hanya untuk melahap novel ini selesai. Hal yang patut saya acungi jempol, meski penulis bukan orang Jepang atau lama tinggal di Jepang, mbak Clarissa sukses menggambarkan latar jepang dengan baik. Seperti suasana Juku atau tempat les yang dipenuhi anak-anak yang belajar, suasana kota kecil yang sunyi yang rasanya Jepang banget ataupun kebiasan mereka yang senang minum untuk merayakan sesuatu. Penggambaran masyarakat Jepang yang sedikit individualis tergambar Jelas di tokoh utama, Ren. Misalnya Ren yang sungkan menerima bantuan Honda yang belum lama dikenalnya atau sikap Ren yang kurang terbuka pada kakaknya semasa hidupnya. Padahal kakaknya adalah orang terdekatnya, namun ia masih sungkan mengungkapkan perasaanya.

Karakter Ren di novel ini rasanya juga sedikit tanggung. Mau disebut playboy tapi bagi saya dia bukan termasuk playboy. Karena ia tak mau sembarangan berkencan dengan para gadis. Mungkin para barisan mantan dan gebetannya merupakan pengaruh temannya dan masa remajanya dulu. Ohya ada 2 karakter wanita yang berambut pendek yang mucul di novel ini sempat membuatku bingung. Saya baru benar-benar yakin 2 wanita ini berbeda setelah saya membacanya ulang. Mungkin karena deskripsi fisik mereka yang mirip. Selain hal itu saya tak begitu komplain dari saya kecuali beberapa typo yang saya temui dan penjilidannya yang kurang bangus. Karena belum selesai saya baca, lemnya lepas dan jilidannya terbagi 2.

Untuk novel ‘Rainbirds’ ini saya kasih bintang 4 dari 5. Iyeyyy....

Novelnya cukup ringan untuk dibaca diwaktu senggang, dan cocok banget buat para pecinta novel misteri dan berlatar Jepang macam saya. Banyak banget pelajaran yang bisa kita ambil juga loh, terutama tentang keluarga.


Kemudian yang terakhir bagian favorit saya, ‘Rainbirds’ itu ternyata burung hujan. Mereka biasanya terbang mengerombol sebelum hujan turun. Dan kata Honda “Sejauh apapun mereka pergi mereka akan kembali”. Menurutku judul ini cocok banget sih sama novelnya hihi. Jadi minat buat baca? 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Munekyun Sukatto - Hirano Sho

Halo, saya balik lagi sama video terjemahan hihi
kalo kemarin versi Kishi sekarang versi Sho
Saya rajin nerjemahin biar bahasa Jepangnya tetep terasah, sekalian ngidol ehehe


yang tertarik nonton langsung kesini
selanjutnya munekyun sukatto versi Ren ya hihi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3-nen A-gumi

Setelah sekian lama akhirnya hari ini saya baru merampungkan nonton drama.
Drama yang bakal saya bahas kali ini yaitu drama yang kabarnya masuk deretan drama tersukses musim lalu apa lagi kalau bukan drama 3-nen A-gumi yang dibintangi Suda Masaki dan kawan-kawan.


Awalnya kupikir drama ini melejit karena dipenuhi dengan cast yang fresh dan super duper memanjakan mata. Deretan nama aktor dan aktris ternama kayak Mei Nagano dan Mio Imada yang disinyalir sedang naik daun berkat pesonanya. Namun daya tarik utama bagiku karena ini drama pertama Suda sebagai seorang guru. Ya, selama ini biasa liat Suda jadi murid sekarang jadi guru, diliat dari trailernya pun drama ini mengangkat tema sedikit dark yang memang kuminati. Setelah kutoton drama berjumlah 10 episode ini pun membuatku cukup puas dan paham kenapa drama ini patut masuk nominasi drama terbaik tahun ini. Pemilihan cast yang apik dipadukan dengan tema cyberbullying yang sedang marak ditambah yang promosi yang sukses membuatku bemberi nilai 9 dari angka 10.

Oke sekarang saya akan mulai berbicara dari segi cerita. Cerita ini dimulai saat para siswa SMA Kaio tengah menantikan upacara kelulusan yang akan dilaksakan 10 hari lagi. Hiragi Ibuki (Masaki Suda) masuk kelasnya seperti biasa. Namun pagi itu ia mengumumkan mulai detik itu para siswa di kelasnya resmi menjadi tawanannya.


Awalnya tak ada yang mempercayainya dan menganggap wali kelasnya hanya bercanda. Karena itulah sang wali kelas meledakan sebagian bagian sekolah untuk memblokade murid-muridnya dan membuktikan bahwa ia serius. Sang wali kelas sudah menyiapkan rencana ini matang hingga tak ada siapapun yang bisa kabur. Dalam 10 hari sang wali kelas menuntut muridnya mengikuti 'Pelajaran Spesial'nya bila tidak ia tak akan segan membunuhnya. Usut punya usut sang wali kelas menjadikan siswanya menjadi tahanan karena ia ingin mengungkap misteri kematian salah satu murid di kelasnya Reina Kageyama.


Reina adalah seorang gadis cantik sekaligus atlit renang kebanggaan sekolah. Namun nasibnya buruk, ia mati bunuh diri. Kabar burung beredar ia bunuh diri karena ketahuan menggunakan obat-obatan demi memenangkan lomba. Hari demi hari pun berlalu kebenaran dari kematian Reina sedikit demi sedikit terkuak. Benang kusut kematian Reina semuanya tersambung dengan teman-teman sekelasnya. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya kematian Reina ada hubungannya sama cyberbullying. Drama ini sukses membawakan tema itu dan membuat penonton ketagihan nonton sampai akhir. Meskipun jujur saya agak bosan sama adengan nangis khas drama dan mulai bosan saat merasa alur waktu yang berjalan terlalu lama.

Namun di akhir cerita semua itu terbayarkan. Drama ini mampu membuat saya sebagai penonton berpikir keras dan ikut menduga-duga yang apa yang sebenarnya Ibuki inginkan. Namun di episode 9 klimaks drama ini terasa maksimal. Saya pikir drama ini bakal berakhir plot twist tapi ternyata tidak. Drama ini menceritakan tajamnya lidah dibanding pisau. Gambaran bagaimana netizen-netizen jaman now pun tersampaikan dengan baik. Para netizen yang doyan ngata-ngatain orang di internet. Berbondong-bodong menghakimi seseorang berdasarkan hal-hal yang belum pasti. Ya, drama ini menggambarkan bagaimana mengerikannya sosial media jika kita tak menggunakannya dengan bijak.


Bagi siapapun penikmat drama sekolah dengan segala permasalahnya, drama ini saya rekomendasikan buat ditonton. Selain ceritanya yang menarik, pemainnya yang bening-bening bisa bikin kita betah nonton. 

Oke baigi yang minat bisa meluncur kesini , dan selamat menontonnn 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS