ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

We are 3 in Love (1/?) [fanfic]



Tittle: We Are 3 in Love  (Part 1 Now The Story Begin)
Author: Ghee Na Chan
Language: Indonesian
Cast:
·         Ryutaro Morimoto
·         Kanon Fukuda
·         Manami Oku and other
Genre: Romance, General
Ranting: T

DISCLAIMER: This fanfic pure made by me. The cast is real. But the story is 100% fiction. I just fans of Ryuuchan, Machan, and Kanon who have imagination and made this story ^^.
 

 Sumarry: kisah cinta segitiga mereka pun di mulai. Kanon dan Manami masih saja terus bertengkar memerebutkan Ryutaro. Ryutaro benar-benar pusing dengan keadaan ini. Ia memutuskan harus mengahiri hubungan konyol ini.





Part 1   Now The Story Begin
Bel tanda pelajaran telah usai berbunyi. Ryutaro segera mengemasi bukunya bersiap pulang. Hari ini hari yg melelahkan untuknya. Lari marathon pada jam olahraga tadi benar-benar menghabiskan energinya. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang dan segera menyantap apapun yg ada di meja makan. Tepukan pelan membuyarkan ia dari lamunannya.
“ryu-chan mau makan Stroberi shortcake sama-sama?” tawar Kanon. mata Ryutaro sedikit membulat apa gadis ini tahu apa yg ada di pikirannya.
“kebetulan aku lapar” Ryutaro berajak dari bangkunya. Kanon masih mematung di tempatnya.
“kau mau ini ya” Ryutaro menggengam tangan Kanon, dan segera membawanya ke luar kelas. “semuanya tergambar jelas di di wajahmu tauk”  Seketika wajah Kanon memerah. Harus ia akui semua itu memang benar. Toh mereka kan pacaran, bergandengan tangan dan pulang sama-sama itu impian kebanyakan gadis kan. Kanon benar-benar merasa bahagia, terakhir Ryutaro menggandengnya ketika darmawisata kelas 6 SD. Tangan yg dulu mungil kini sudah menjadi besar dan membuatnya berdebar.
“ne Ryuchan nanti kita lomba makan yah yg menang bayarin” canda Kanon.
“lho kok yg menang yg bayar, harusnya yg kalah dong” seru Ryutaro tak terima.
“hihihi, soalnya aku nggak bakalan menang. Jadi peraturannya ku ganti dh”
“curang” ucap Ryutaro tak terima. Bibirnya maju beberapa centi, Kanon terkikih melihatnya. Ia benar-benar menyukai pria ini.
“ahh” tiba Ryutaro melepaskan genggaman tangannya.
“Maachan??” Kanon baru menyadari gadis itu sedari tadi memandangnya sinis. Sejak kapan dia berdiri dekat gerbang sekolah?? Jarak sekolah Manami kan jauh dari sini.

3 remaja itu duduk di sebuah sofa kecil empuk berwarna merah. Mereka duduk melingkar mengitari meja yg bentuknya mirip segitiga itu. Di tengah-tengah meja terdapat vas bunga yg berisi beberapa mawar merah. Mereka baru saja memesan beberapa makanan pengganjal perut. Sepertinya atmosfer di antara mereka bertiga kurang baik. Semenjak di gebang sekolah sampai di kafe kecil ini mereka tak banyak bicara.
“anoo, aku mau ke toilet bentar yah” pamit Ryutaro meninggalkan 2 gadis itu.
Selepas kepergian Ryutaro atmosfer di antara mereka masih belum membaik. Kanon pura-pura sibuk melihat sekeliling, sedangkan Manami tetap memasang wajah seram penuh kekesalan. Kanon sedikit merasa bersalah biasanya Manami memasang wajah yg ceria apalagi jika di dekat Ryutaro. Namun kini sebaliknya mungkinkah ia merasa cemburu.
“ne, Oku-san apa yg membuatmu datang kesekolah?? Sekolahmu pulang lebih awal ya??”  Kanon mencoba mencairkan suasana.
“aku bolos, pengen ketemu Ryu-chan” jawab Manami jujur.
“ehh??” seru Kanon kaget.
“tapi bukannya seneng tapi jadi kesel gara-gara kamu yg kegenitan nyuri start, Ryu-chan pacarku juga kan??! Kau bisa berduaan sama ryu-chan kayak gitu gara-gara aku juga kan??”  sambung Manami kesal.

****

Ryutaro membasahi wajahnya dengan air, pikirannya kalut. Ia tak tahu apa yg harus ia lakukan jika sedang bersama 2 gadis itu. Sekali lagi ia membasahi wajahnya dengan air yg keluar dari keran wastafel. Ia benar-benar bingung, ia juga ingin merasakan pacaran seperti yg lainya. Mengobrol, bercanda, berpegangan tangan, bahkan berciuman. Tapi itu tak mudah untuknya, ia tahu seharusnya ia bisa memilih di antara mereka. 2 gadis itu memiliki tempat tersendiri di hatinya. mempunyai 2 pacar sekaligus memang menyenangkan apa lagi jika hubungan ini sudah di sepakati bersama. Tak perlu diam-diam kencan dengan Manami ketika Kanon sedang sibuk di rumah ataupun sebaliknya. Namun kadar kecemburuan di antara mereka benar-benar besar. Ia tahu Manami benar-benar marah ketika melihatnya dan Kanon berpegangan tangan tadi. Mungkin setelah ini ia harus merayu Manami agar memaafkannya. Setelah selesai berfikir apa yg harus ia lakukan Ryutaro bergegas kembali. Tapi betapa kagetnya dia melihat Kanon dan Manami sedang bertengkar hebat. ‘crangg’ piring berisi sroboeri shortcake pesanannya jatuh kelantai terlihat beberapa pegawai melerai mereka.
“APA YG KALIAN LAKUKAN??!! BERTENGKAR DISINI ??!! KETERLALUAAN!!!” teriak Ryutaro kesal. Secara ajaib pertengkaran di antar mereka terhenti. Ryutaro buru-buru meminta maaf atas kekacauan yg telah terjadi tadi. Begitu juga dengan Kanon dan Manami. Beruntung pengunjung di café itu tak banyak hanya meja yg Manami, Kanon dan Ryutaro terisi. Jadi mereka tak menanggung malu besar, kecuali pada para pegawai. Namun mau tak mau mereka harus mengganti barang-barang yg pecah tadi. Walaupun hanya 1 piring kecil namun cukup membuat uang jajan sebulan miliknya hampir habis. Setelah semua permasalahan selesai, mereka segera keluar.
“apa yg sebenarnya kalian pikirkan?? Bertengkar sampai separah itu??!!” seru Ryutaro marah.
“lebih baik kalian diskusikan, bagaimana sikap kaliah yg seharusnya kalau kalian tidak bisa aku lebih baik sampai disini!! Aku mau pulang dulu!” ?Ryutaro lalu meninggalkan 2 gadis itu dan pulang.
“ryuuchan tunggu aku!!” Manami berusaha mengejar Ryutaro yg mulai menjauh meninggalkan Kanon sendirian.
*****
Manami menyisir rambut coklat panjang miliknya. Di pandanginya bayangan dirinya sendiri di dalam cermin. Ke dua mata miliknya miliknya benar-benar bulat kecoklatan, pipi miliknya chubby berisi. Perpaduan jepang dan Italy benar-benar sempurna menghasilkan wajah manis milik Manami. Ia tak habis pikir kenapa Ryutaro tak memilihnya. Menurut pengakuan Ryutaro, ia dan Kanon sama-sama penting baginya. Ryutaro tidak bisa memilih di antara mereka. sebenarnya Manami bisa saja menyerah pada perasaanya pada Ryutaro toh beberapa teman sekolahnya mengejarnnya untuk di jadikan pacar. Namun ia terlajur menyukai Ryutaro. Setelah selesai merias wajahnya, Manami buru-buru menemui Ryutaro di rumahnya. Ia ingin minta maaf atas kejadian tadi.
“konbawa!!” sapa Manami sambil memasuki kediaman keluarga Morimoto.
“konbawa, ah nandesuka?? Manami-chan?” Tanya nyonya Morimoto.
“ahh, ini titipan dari Mama buat Obasan, oleh-oleh dari Mama pulang ke Italy kemarin” ucap Manami sambil menyerahkan sebuah bingkisan.
“etto, aku boleh main kayak biasa kan?? Mau ketemu sama Ryuuchan” ucap Manami kemudian.
“ahh, boleh banget. Sekalian rayu dia tuh belum makan malem tuh dia, biasanya kn dia yg paling rakus” terang nyonya Morimoto.
Manami pun bergegas menuju lantai 2 kamar Ryutaro tepatnya. Tok tok tok Manami mengetuk pintu kayu bercat putih itu. Di gantung sebuah papan kecil bertuliskan ‘Ryutaro’ di pintu itu.
“ryuuchan!!”
“ryuuchan!! Ini aku Manami, ayo buka pintunya kau belum makan malam kan??”
“ryuchan!! Kau marah padaku ya?? Gomen, mangkanya ayo kita omongin semuanya” tak ada jawaban, ia yakin Ryutaro sedang bemain game sekarang. Karna suara bising yg terdengar sampai luar. Ia juga yakin suara teriakannya terdengar sampai di dalam. Ia benar-benar sebal kenapa Ryutaro takmau membukanya.
“neechan” tiba-tiba Natsune muncul sambil menari-narik baju miliknya.
“haik, Na-chan doushitano??”
“aku bisa bantu Neechan masuk kamar Onichan lho”
“ehh?? Hontou???” Natsune mengangguk.
“tapi ada gantinnya lho”
“apa itu??”
“sini aku bisikin”


Ryutaro masih asyik bermain dengan psp kesayangannya, biasanya Shintaro menemaninya tapi kini ia ingin sendirian. Bugh Bugh Bugh terdengar sebuah suara. Bugh Bugh sekali lagi suara itu terdengar ia sudah yakin Manami sudah menyerah mengetuk pintu kamarnya. Tapi suara itu bukan berasal dari luar kamarnya, ia yakin suara itu bersumber dari dalam kamarnya.
“ryuuchan!! Tolong keluarin aku!!” Bugh Bugh ternyata suara itu bersal dari dalam lemari.
“machan??!!” Ryutaro segera membuka lemari pakaiannya.
“ahh, arigatouu” setelah keluar dari dalam lemari manami segera berlari menuju pintu kamar dan mengambil jatah makan malam Ryutaro yg memang ia tinggalkan di depan kamar.
“kenapa kau keluar dari situ???! Semenak kelas 1 smp bahkan aku tak pernah lewat situ”
“na-chan memberitahu jalan rahasia itu padaku, ah sudah lah lebih baik kau makan ini dulu" perintah Manami. Ryutaro menggeleng tanpa suara telunjuknya menunjuk tumpukan plastic bekas snack di pojok ruangan.
“kau sudah kenyang yh” Manami agak kecewa, ia berharap Ryutaro berterimakasih padanya karna membawakan makan malam untuknya. Ryutaro kembali sibuk dengan gamenya, seolah-olah mengabaikan Manami.
“ryuu-chan gomen tadi sore, kau marah banget ya. Dari sore waktu di kereta sampai sekarang kau masih nggak mau ngomong” ucap Manami sedih. Ryutaro masih sibuk dengan dirinya sendiri. Mata Manami mulai memerah hampir menangis, ia tak tau apa yg harus ia lakukan supaya Ryutaro memaafkannya.
“ryu-chan hontouni gomenasai. Aku . . . aku rela melakukan apa saja asal kau memaafkanku.” Manami pun beranjak hendak pulang. Rasanya ingin cepat-cepat kembali ke kamarnya dan menangis sepuasnya.
“maa-chan, besok kita ber3 kumpul di café dekat stasiun. Aku ingin bicara dengan kalian, tentang hubungan kita sepertinya kita hrus benar-benar mengahiri hal konyol ini” sesak, sesak dada Manami benar-benar sesak sekarang, air matanya meluncur keluar dengan deras. Sekuat tenaga ia berusaha menutupinya, ia tak mau Ryutaro tahu ia sedang menangis.
“ba . . . baik, ahh aku pulang dulu ya”  Manami pun beranjak pergi.
“hey kau mengangis ya???” Ryutaro yg sadar lalu menghampiri Manami, dengan cepat ia menghapus air mata itu dengan tangannya. Lalu segera memeluknya hangat.
“jangan menangis, melihatmu menangis membuatku sedih. Maaf kata-kataku terlalu menyakitkan. Aku hanya ingin hubungan konyol ini terus menyakiti kalian sepertinya lebih baik kita jadi teman saja kayak dulu” Air mata Manami keluar semakin deras.

***
 Hari itu langit cukup berawan di tambah lagi dengan hari yg mulai sore membuat suasana kota Tokyo menjadi gelap. Kanon berjalan sedikit tergesa, mengejar Ryutaro yg jauh di depannya. Ia tahu, Ryutaro gugup takut hujan segera mengguyur dengan deras. Menurut perkiraan cuaca tadi pagi sebentar lagi hujan turun dengan deras. Dan benar saja hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Dalam sekejap jalanan yg sedari tadi ramai kini sepi hanya beberapa orang yg melanjutkan perjalanannya dengan lindungan payung. Ia sudah kehilangan jejak Ryutaro. Ia lalu berlari menuju halte terdekat, kebetulan halte itu tak ramai. Beberapa orang yg sempat berteduh sudah dengan payungnya. Sudah meningalkan tempat itu dan melanjutkan perjalananny. Dengan cepat Kanon mengambil payung yg sudah ia siapkan dari rumah, namun sial payungnya macet. Kanon memutuskan menerobos hujan menuju minimarket terdekat. Jaraknya kurang lebih 200 meter dari tempat ia berdiri. Kanon berlari kecil menerobos hujan, bajunya mulai basah terkena air. Tapi berlari di saat hujan bukanlah pilihan yg bagus. Bughh ia terpeleset jatuh dalam kubangan air. Rasa sakit, dingin, dan malu bercampur jadi satu.
“hiks . . .” ia mulai menangis. Ia tak perduli orang-orang di sekitarnya memperhatikannya.
“ne, daijoubu??” beberapa orang yg melewatinya menawarkan diri untuk membantunya tapi ia tak perduli. Ia tak mau pergi menemui Manami dan Ryutaro. Ia tahu Ryutaro akan segera memutuskannya, Manami memberitahu semuanya semalam. Ia tak mau itu terjadi.
“Kanyon!! Kau kenapa?? Gomen aku gugup tadi” tanpa disadari Ryutaro sudah ada di depannya memayunginya dari air hujan. Kemudian membantunya bangkit dan membawanya ke toilet umum terdekat. Ryutaro menyarankan agar ia segera mengganti pakaiannya. Kebetulan tadi kebetulan ada pelajaran olahraga jadi Kanon menggantinya dengan itu.
Kanon dan Ryutaro akhirnya sampai di café kecil bernama Palace di dekat stasiun. Hujan sudah mulai mereda ketika mereka sampai. Hanya gerimis kecil yg masih mengguyur. Manami sudah menunggu mereka di meja no 8. Manami terlihat gelisah sambil meneguk hot chocolate miliknya.
“Machan!” sapa Ryutaro. Manami tersenyum tipis, menyambut Kanon dan Ryutaro. Mereka lalu duduk melingkar. Tak lama hot chocolate milik Kanon dan Ryutaro datang bersama beberapa cemilan.  Kanon buru-buru menengguk hot chocolate miliknya.
“gomen kami terlambat, hujannya lebat banget”
“ah daijoubu, untung kalian nyampe sini dgn selamat, eh Kanon kau tadi kehujanan ya?? Rambutmu basah bgitu. Ah pakai ini kau sepertinnya menggigil” Manami lalu memberikan sweater miliknya.
“arigatou” ucap Kanon tulus. Ryutaro sedikit kaget melihatnya ‘sejak kapan mereka akur gitu?’ . Manami sendiri sudah tak menganggap Kanon musuhnya begitu juga sebaliknya. Kejadian kemarin membuat mereka ingin berubah, mereka ingin saling memahami satu sama lain sebagai patner tentunya bukan sebagai rival. Manami tahu, Kanon sangat menyayangi Ryutaro seperti dirinya. Semalam setelah pulang dari rumah Ryutaro, Manami langsung menceritakan semuannya. Dan sejak saat itu mereka mulai mengerti satu sama lain.
“etto, aku sebenernya ngumpulin kalian disini mau ngomong sesuatu”
“aku egois ingin memiliki kalian berdua, dan sepertinya ini menyakiti kalian jdi kita akhiri semua ini saja ya”
“memang benar hubungan ini menyakitiku, tapi rasanya kini aku mulai ngerti. Kanon juga menyangimu, seminggu lalu aku mengatakan hal yg benar-benar konyol. Memberi ide untuk memulai hubungan konyol ini. Bukankah kita sudah melewati banyak hal?? Kupikir setelah aku dan Kanon saling memahami hubungan ini bakal mengasyikan” terang Manami.
“demo (tapi)  . . . “
“Ryuchan beri kami kesempatan lagi. Aku tau hubungan ini gk bakal selamanya. Kau masih bingung harus memilih siapa kn?? Gimana kita tentukan hubungan ini sampai musim panas nanti?” usul Kanon.
“3 bulan ??” Kanon mengangguk.
“gimana?? Dan saat itu juga kau harus memilih salah satu di antara kami” 
“aku setuju!!” seru Manami bersemangat.
“baiklah, lagi-lagi seperti ini. Tapi kalo kalian berantem hebat lagi awas loh” ucap Ryutaro pasrah.
“tenang kita udah baikan dan nggak akan berantem lagi. Tinggal gimana Ryuchan memperlakukan kita aja”
“yup, setuju sama Machan” ucap Kanon sambil menepuk pundak Manami.
“sebagai pacar yg baik bayarin semua makanan ini ya”
“ehhh??!! Duitku abis gara-gara kemarin!!” kata Ryutaro jujur. Ekspresi wajahnya benar- benar menggemaskan. Manami dan Kanon terkikih melihat ekspresi pria yg mereka sayangi itu.
“Hahaha!!! Joudan-joudan”
Untuk pertama kalinya mereka tertawa bersama-sama seperti itu. Ryutaro benar-benar senang Kanon dan Manami akhirnya bisa mulai akrab seperti itu. Uang jajan sebulan yg sudah ia korbankan ternyata terbayar dengan semua itu.
“ahh niji (pelangi)” seru Ryutaro kagum. Telunjuk miliknya mengarah ke langit yg mulai cerah. Ya selalu ada pelangi setelah hujan turun. Warna warni pelangi yg indah membuat mereka senyum mereka semakin lebar. Semoga setelah pertengkaran ini, semakin banyak tawa dan kebahagian terjadi. Seperti indahnya warna warni pelangi di langit.
~tsuzuku~

*gimana part 1 nya?? Gk jauh beda sama Whould Should I Chosse kn?? (yaiyalah ini kn seriesnya) Cuma mau menginggatkan aja sma kisah sebelumnya. Ini baru awal rencananya nanti ada banyak bintang tamu (?) meramaikan fanfic ini. part ke 2 udh 25 % nh Matte ne :3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

uwaa >//< Ryuu :* #eh

ini fanfic nya keren ^^b
wlau ada kata2 yg membingungkan ._. tp terkesan nyata gitu XD #apasih

/capcus chap berikutnya/

Posting Komentar