ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

[fanfic] We Are 3 in Love (4/4)

Konbawa hisashiburi ne ^0^
fanfic ini macet terlalu lama, banyak hal yg terjadi yg bikin aku jarang buka blog maupun nulis fanfic.
ini part terakhir makasih yg setia menunggu kelanjutan fanfic ini, semoga puas dengan ending yg aku buat.









Tittle: We Are 3 in Love [4/4]
Author: Ghee Na Chan
Language: Indonesian
Cast:
·         Ryutaro Morimoto
·         Kanon Fukuda
·         Manami Oku and other
Genre: Romance, General
Ranting: T
DISCLAIMER: This fanfic pure made by me. The cast is real. But the story is 100% fiction. I just fans of Ryuuchan, Machan, and Kanon who have imagination and made this story ^^.

 Sumarry: Ryutaro sepertinya sudah menyadari siapa sebenarnya gadis yg Ia suka. Manami mulai meragukan Ryutaro menyukainya. Kanon dan Ryutaro bertengkar. siapa yg sakan Ryutaro pilih??




Langit sudah mulai gelap, jam bulat yg menempel di dinding perpustakaan menunjukan pukul 6. Ryutaro dan Kanon masih sibuk mengerjakan PR mereka. Keduanya terlihat serius berkutat dengan angka-angka di buku. Sesekali Ryutaro membetulkan letak kacamatannya. Matanya memang sedikit bermasalah jadi ia memakainya. Kanon mulai membereskan peralatan tulisnya. Sepertinya ia sudah menyelesaikan semuannya.
“kanyon kau sudah selesai??” Kanon mengangguk.
“chotto matte ne, tingal soal terakhir ini” sekali lagi Kanon hanya mengangguk. Badannya sudah pegal duduk berjam-jam. Matanya berat mengantuk. Diliriknya pria disampingnya masih sibuk berkutat dengan buku. Tanpa pikir panjang di ambilnya posel dari sakunya dan klik. Kanon tersenyum puas Ryutaro tak sadar ia mengambil gambarnya diam-diam.
“ahh owatta”  Ryutaro menutup bukunya sambil tersenyum puas. Kanon masih asyik melihat hasil jepretan kamera ponselnya.
“lagi liat apa sih?? Ayo pulang” ucap Ryutaro sambil membereskan bukunya.
“ahh nandemonai, ikou” Kanon segera menyembunyikan ponselnya. Kemudian berjalan menuju halte, Ryutaro berjanji mengantarnya sampai halte.
“nee, makan sesuatu yuk.” Ajak Ryutaro.
“ayokk, aku mau yg dingin-dingin.”
“aa . . . liat kedai es krim itu?? Disebrang jalan? Yuk kesana” ajak Ryutaro. Tanpa menunggu jawaban Kanon, Ryutaro bergegas menuju kedai es krim di sebrang.
“EHH??! Chotto . . . Ryuchan kita cari tempat lain saja” Kanon segera menarik lengan Ryutaro berusaha menghentikannya. Ia tak ingin Ryutaro bertemu mantan kekasihnya disana. Ia tak ingin suasana malam ini menjadi suram. Sejak tadi pagi sikap Ryutaro padannya benar-benar membuatnya senang ia tak mau pertengkaran terjadi malam ini.
“bukannya tadi mau yg dingin-dingin yaudah kita makan es krim di tempat ini.” Mereka lalu berhenti tepat di depan kedai itu. Sejenak Ryutaro membetulkan letak kacamatanya kemudian membaca nama kedai itu.
aisukurimu lando. Hhmm nama yg bagus, hai tuan putriku silahkan masuk” Ryutaro membukaan pintu untuk gadisnya. Kanon menurut ia hanya bisa berdoa tak bertemu chinen disini. Berharap shiftnya sudah selesai. Mereka memutuskn duduk di meja khusus untuk 2 orang dekat jendela. Kedua manik mata Kanon sibuk menyapu ruangan berharap pria mungil itu tak ada disini. Namun tak lama kemudian ekspresi wajahnya berubah, terlihat pucat. Ryutaro heran melihatnya, karna penasaran ia ikut melirik siapa yg datang. DEG jantungnya serasa berhenti berdetak melihat pria mungil itu datang membawa menu. Ia yakin benar Kanon sedari tadi mencoba menghentikannya agar tak bertemu pria ini.
“konbawa, Kanyon-chan. Tumben berdua biasanya sendiri. Ah iya mau pesan apa??” Tanya Chinen sambil menyerahkan buku menu.
“mmm . . . aku rainbow ice cream topping coklat sama stoberi ya” Ryutaro berusaha bersikap seperti biasa.
“kalo, aku . . . “
“waffle es krim stroberi kan??” Tebak Chinen, Kanon menggangguk menandakan tebakan Chinen benar. Wajahnya memerah, Ryutaro merasa dadanya sesak. Ia cemburu, ya benar-benar cemburu. Ya ia dapat menyimpulkan Kanon sering berkunjung kemari tanpa sepengetahuannya. Bukan apa-apa hanya ia sedikit cemburu gadisnya sering menemui mantan pacarnya disini.
“hai kashikomarimashita, choto matte kudasai ne” Pria mungil itu pun pamit menuju dapur. Tak ada pembicaraan diantara mereka berdua sampai pesanan mereka datang. Beruntung bukan Chinen yg membawa pesanan mereka.
“ahh ternyata kau sering mampir sini ya” Ryutaro mulai bersuara. Kanon terdiam memandangi es krimnya. yah
“ahhh, Cuma bisa diem. Jangan-jangan kamu masih suka dia??” ucap Ryutaro sambil memasukan sesendok es krim ke dalam mulutnya.
“kamu nggak percaya? Kalo aku suka kamu?? Aku kesini Cuma mau makan es krim nggak boleh??! Senpai begitu baik padaku, mentang-mentang dia mantan kekasihku aku tak boleh aku berbincang dengannya?!” jawab Kanon sedikit emosi.
“sudah kuduga, dasar pembohong. Sepertinya Manami lebih baik dari pada kamu” dengan entengnya Ryutaro mengatakan kata-kata itu. Kanon meremas tangannya kuat, dadanya sakit rasanya ada ribuan jarum menusuk jantungnya. Sudah lama sekali ia tak mendengar kata-kata yg membuta hatinya sakit dari Ryutaro. Ia pikir Ryutaro sudah berubah, tapi ternyata tidak. Dan ntah kenapa kata-katanya kali ini paling menyakitkan di banding yg lain.
“usotsuki” meskipun pelan Kanon bisa mendengarnya. Wajahnya memerah ia tak tahan lagi dan PLAKK. Tangannya dengan kasar mendarat di pipi kanan Ryutaro, hingga hidung Ryutaro mulai berdarah. Ryutaro menatap Kanon tak tak terima. Tapi gadis itu buru-buru pergi dari ruangan itu.
“arghh” Ryutaro mengerang kesakitan buru-buru ia sumpal darah segar yg terus keluar dari hidungnya. Ia lupa Kanon adalah tipe gadis yg tak segan memukul bila ada yg berbuat kasar padannya. Ia akui kata-katanya tadi memang menusuk. Ia tahu gadis itu sedang terisak di jalan tapi ia tak perduli. Gadis itu sudah menghianatinya diam-diam. Mendadak ia ingin berpikir 2 kali jika harus memilihnya.
***
Malam telah tiba matahari sepenuhnya menyembunyikan diri di ufuk barat. Eiji membuka ruang kesehatan dengan kunci ditangannya.  Dibelakangnya Manami sibuk menjinjing 2 tas kain berisi peralatan kesehatan. Ia menememani Senseinya beberbelanja obat-obatan. Setelah pintu terbuka mereka bergegas masuk. Dan mulai membereskan belanjaan mereka.
“sensei tempat kain kasanya dimana??” Manami bersemangan membantu Senseinya. Ia baru menyadari mempunyai Sensei sebaik Eiji. Ia sudah menceritakan kegundahan hatinya pada pria tampan ini. Dan menurutnya pria ini sangat asyik diajak curhat dan bisa membuatnya kembali bersemangat.
“dilemari paling atas, hati-hati ya” Eiji tersenyum melihat Manami yg kembali bersemangat.
“hai, wakarimashita” Manami kembali sibuk menyortir belanjaan mereka. Kemudian menempatkannya di tempat yg tepat.
“kau banyak membantuku hari ini, arigatou. Ini diminum dulu” Eiji menyerahkan segelas susu hangat kepada Manami.
“ehh?? Susu??”
“kau mau bir???” Tanya Eiji sambil menyodorkan bir miliknya.
“ Sensei anterin aku pulang ya, onegaishimasu” mohon Manami. Hari ini ia tak ingin pergi ke stasiun. Ntah kenapa, moodnya jelek bila harus bertemu Ryutaro. Tadi Ryutaro mengirim mail mengajaknya pulang bersama tapi ia tak mau betemu pria itu dulu untuk beberapa waktu.
“ahh, ternyata ada maunya ya kamu” Manami hanya tersenyum.
“ikou”

Manami menikmati perjalannya. Matanya sibuk melihat-lihat tempat-tempat yg mereka lewati. Jarang-jarang Manami melewati jalur ini karna ia terbiasa menuju sekolah menggunakan kereta. Eiji terkikih melihatnya.
“kau seperti anak kecil yg pertama kali kesini”
“aku kan memang anak kecil, lagian aku belum terlalu lama di jepang” Manami membela diri.
“hoo, kapan-kapan kalo ku ajakin keliling mau??” pipi Manami bersemu merah. Dalam pikirannya seperti ajakan kencan. Ia pikir mulai tersihir oleh pesona pria yg 10 th lebih tua darinya itu.
“hhhmm boleh-boleh” jawab Manami malu-malu.
Akhirnya mobil berwarna putih itu berhenti tepat di depan rumah kediaman keluarga Oku. Manami pun bergegas keluar dari mobil.
“Arigatou gaozaimau, sering-sering anterin pulang ya” candanya nakal.
“hahaha, jya mata ashita” mobil Eiji pun mulai menjauh Manami tak bosan melambai-lambaikan tangannya.
“siapa dia??” suara Ryutaro mengaggetkannya. Sedari tadi Ryutaro menunggunya di teras.
“Sensei, kau ingin main ya. Tapi badanku lagi nggak enak mau langsung istirahat, jya” Manami lansung memasuki rumahnya meninggalkan Ryutaro yg masih mamatung di depan rumahnya.
“gomen Ryuuchan, aku Cuma pengin tau. Kau masih perduli padaku atau tidak” bisiknya pada dirinya sendiri.
***
“arghh” Ryutaro membanting pspnya kasar. Beruntung benda itu mendarat di kasurnya yg empuk. Moodnya jelek malam ini. Terlalu banyak yg menjengkelkan terjadi. Manami mendadak mengabaikanya. Pipinya masih nyeri karna di tampar Kanon.

Ia tahu 2 gadis itu marah padanya. Mendadak ia teringat kata-kata dari Chinen tadi.
kalau kau terus begini mereka berdua akan membuangmu’ ya setelah Kanon meninggalkanya tadi. Chinen buru-buru mengampirinya. Memberikan klarifikasi dan juga nasehat. Dia bilang ia sudah tahu hubungan cinta segi3 mereka. Kanon yg menceritakannya. Dan ia ingin tahu apa reaksi Ryutaro setelah tahu pacarnya sering mengunjungi tempat sang mantan kekasih bekerja. Dan apa yg terjadi reaksi dari Ryutaro yg menghadiahi Kanon dengan kata-kata yg buruk, benar-benar mengecewakan.

Manami yg mulai mengabaikannya. Ia juga tahu itu kesalahnnya. Bersikap sok keren dengan mengantarkannya sampai sekolah. Ingin melihat bagaimana bentuk pria yg merebut ciuman kekasihnya. Tapi tak ada hal yg ia lakukan pada lelaki itu. Ryutaro menyadari dirinnya adalah pria yg buruk. Ia bingung kenapa 2 gadis itu merebutkan dirinya. Ia terlalu sombong sudah dicintai 2 gadis itu.

Ryutaro memutuskan melangkahkan kakinya menuju rumah Manami yg tepat berada di sebrang rumahnya. tapi bukannya mengetuk pintu kediaman keluarga Oku. Ryutaro bergegas menaiki tangga di samping rumah yg langsung terhubung menuju kamar Manami. Diketuknya pelan pintu kayu didepannya. Lampu di dalam masih menyala ia yakin Manami belum tidur. Ceklek pintu pun terbuka Manami memakai piyama bermotif bintang berwarna warna warni dengan background putih. I sudah bersiap tidur rupannya.
“ano, mau bicara sebentar” reaksi Manami datar bahkan terkesan malas menemui Ryutaro.
“onegai” Ryutaro mengatupkan tanggannya memohon Manami berbaik hati membiarkannya bicara banyak malam ini.
“baiklah, ayo masuk” Ryutaro akhirnya lega ia lalu bergegas masuk dan segera duduk di lantai beralas karpet abu-abu berbulu lembut. Manami duduk disampingnya.
“nee, sudah baikan??” Ryutaro memulai pembicaraan. Manami hanya mengangguk. Diliriknya gadis manis itu sibuk mengelus bulu-bulu karpetnya.
“aku tahu aku membuatmu bad mood hari ini” kali ini Ryutaro berbicara sambil melihat tirai yg tertiu angin.
“aku egois banget ya, hari ini aku bikin Machan sama Kanon marah. Bahkan Kanon sampai menamparku. Gomen ne” Manami menatap Ryutaro ia mulai tertarik apa yg Ryutaro bicarakan. Ia pikir Ryutaro dan Kanon selalu akur.
“ahh aku benci wanita kasar seperti dia” pandangannya masih sama melihat tirai berwarna pink muda itu tertiup angin.
“ne, Machan beneran suka aku kah??” Tanya Ryutaro, kini mata bulatnya menatap gadis ini lekat-lekat.
***
Jam belum genap jam 7 pagi namun Ryutaro bersiap turun di halte. Akhirnya bus yg ia tumpangi berhenti di halte tujuannya Ryutaro pun bergegas turun. Kemudian melanjutkan perjalanannya. Kurang lebih ia harus berjalan 500 m dari halte menuju tempat tujuannya. Jalananan belum terlalu ramai, burung-burung masih asyik bererbangan hinggap di sana sini. Merasa berkeringat Ryutaro menyingsingkan lengan kemejannya. Cuaca sudah mulai memanas beberapa hari lalu. Musim sudah berganti sepertinya.

Tanpa sadar Ryutaro sudah berdiri di depan rumah keluarga Fukuda. Tingtong Ryutaro memencet bel rumah berpagar batubata merah itu. Tak lama kemudian Kanon membukakan pintu.
“ohayo” Kanon terlihat kaget siapa yg datang.
“Ohayo”
“ayo berangkat bareng” ajak Ryutaro tapi bukannya menjawab Kanon bergegas meninggalkan Ryutaro.
“aa, chotto Kanon ayo bicara musim panas tlah tiba, aku dh ngomongin semuanya sama Manami semalem” Ryutaro berlari kecil mengejar Kanon.
“kau pasti memilihnya kan, yasudahlah tak apa” kini langkah kaki mereka sudah sejajar. Hanya saja Kanon masih tak mau menatap Ryutaro.
“kau masih marah padaku ya? Hontouni gomenasai” Ryutaro mulai lemas takut Kanon tak mau memaafkannya. Langkah kakinya semakin melambat tak bertenaga.
“kau boleh memukulku lagi asal kau memaafkanku” kini dengan sempurna Ryutaro terdiam di tempat membiarkan Kanon semakin menjauh.
“KARNA AKU SELALU MENYUKAIMU KANON!! AKU MEMILIHMU” Ryutaro mengeluarkan semua suaranya.  Beberapa orang disekitar mereka menatap Rytaro dengan pandangan aneh. Kanon menghentikan langkahnya lalu berbalik berjalan menuju Ryutaro. Ryutaro tersenyum senang gadis itu menghampirinya. Namun ekspresinya berubah ketika gadis itu berancang-ancang menamparnya. Walaupun begitu ia sudah siap jika harus ditampar lagi hari ini. Begitu Kanon semakin mendekat Ryutaro mentup matanya rapat-rapat. Ia tak mau melihat telapak tangan itu mendarat lagi di pipinya. Cess ia merasakan telapak tangan Kanon manyentuh pipinya. Ia tahu betul tangan Kanon memang selalu dingin terutama di pagi hari. Tak ada sensasi panas dan menyengat seperti tadi malam. Ryutaro memberanikan dirinya untuk membuka matanya.
“ehh” betapa kagetnya ia melihat Kanon yg tersenum manis padanya. Ryutaro lalu menggengam tangan Kanon yg sedari tadi masih menempel dipipinya.
“gomenah, harusnya aku ngomong dari dulu. Waktu kau mengaku harusnya aku bisa menolak Manami. Tapi aku terlalu egois. Hontouni gomenasai”
“ii yo, sekarang Ryu kan Cuma milikku. ikou” Ryutaro akhirnya lega perasaannya takan dibagi 2 lagi. Ia tak mau membuat salah satu pihak menangis lagi. Ia hanya bisa berdoa semoga Manami menemukan pria yg lebih baik darinya.
***

Manami sibuk memakai concelar menutupi matanya yg menghitam karna menangis. Ryutaro bahkan menemaninya sampai tertidur. Ya mungkin lebih baik mereka berteman saja. Toh menjalani cinta segi3 tak enak. Ia tak mau merasakannya lagi. Di musim yg baru ini ia berharap menemukan sesuatu yg baru. Seorang pria yg bisa membuatnya hidupnya lebih berwarna lagi.
“okasan, itekimas” pamitnya.
“uwaaa!!” seru Manami kaget melihat mobil Eiji sensei di depan rumahnnya. Tapi yg mebuatnya kaget ada Jesse juga di  depan mobil itu.
“a, aku belum bilang dia adikku ya” ucap Eiji Sensei sambil menepuk-nepuk pundak Jesse.
“ehhh?!!” Manami semakin kaget. Hampir setahun di shopia gakuen ia tidak tahu mereka bersaudar.
“aku datang menjemputmu machan, ikou” Jesse menggandeng Manami masuk.
“kita duduk di belakang ya” Manami pun menurut toh ia sudah berniat membuka hatinya untuk Jesse.
“a, iie Manami duduk di sampingku” Eiji membukakan pintu depan. Manami menghela nafas apakah ini cinta segi 3 lagi. Dan kini ia yg diperbutkan bukan yg memperebutkan. Tapi ia tak mau mengulang kesalaha yg lalu. MemberI ide untuk menjalin cinta segi 3. Ia pasti akan memilih salah satu di antara mereka.

~owari~

sekali arigatou gozaimashita yg mau baca fanfic ini  ^/\^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 komentar:

F mengatakan...

kyaaaaaaaaaaaaaa kereeen bangeeetttttt :D <3

ghee na chan mengatakan...

Arigatou gozaimashita ^^

Unknown mengatakan...

uwaa .. END juga :D xD

ini ff keren ^^b

ghee na chan mengatakan...

Hai Terimakasih sudah membaca ^,^
komentarnya juga terimakasih ^/\^

Unknown mengatakan...

hai .. sama2 :D hehe

Posting Komentar