oke sudah lama nggak update fanfic
bukannya berhenti nulis fanfic cuma kemarin pindah lapak (?)
nulis diwattpad fanfic yang kuposting ini juga udah diposting disana
monggo ini linknya : https://www.wattpad.com/story/46864094-please-stop-bully-him
sebenernya ini fanfic kpop lama saya cuma saya rubah
yang penasaran silakan cek kesini
ceritanya udah berenti lama sampe saya bener2 ninggalin fandom kpop jadinya nggk ada niatan buat lanjutin
tapi dipikir2 lagi ceritanya sayang idenya menurutku cukup bagus
jadi akhirnya aku jadiin versi barunya nihh
chapter 1 : Everything has Changed
Haruna pov
Aku sedang membantu
Tamai sensei di ruang kesehatan akhir-akhir banyak siswa yg tak enak
badan karna cuaca sedang buruk. Aku membantunya ketika jam istrirahat
ataupun pulang sekolah. Sebenarnya Tamai Sensei tak begitu kerepotan,
toh beliau sudah terbiasa melakukan ini selama bertahun-tahun, usianya
sudah tak muda lagi tapi iya masih betah dengan pekerjaannya, ia wanita
yg hangat aku betah berlama-lama disini. suatu hari nanti aku akan
menjadi dokter atau perawat sepertinya. Tamai Sensei masuk ke ruang
kesehatan, ia masuk bersama pria yg spertinya adik kelasku badanya basah
kuyup ia mengigil kedinginan. Uh ini pasti kerjaan Yuto, aku tak habis
pikir apa yang ada dalam pikirannya. Setiap hari pekerjaannya menyiksa
siapapun yang ia pikir mengganggu . Bahkan ia hampir tak pernah masuk ke
kelas.
Beruntung ia anak
pendiri yayasan Hikari Gakuen ini, jika tidak ia pasti sudah di depak
dari sekolah ini. Karna alasan ini pulalah tak ada yang berani
melawannya. Bisa saja sang korban di depak dari sekolah ini. Padahal
untuk menjadi murid SMA Hikari ini tak mudah. Kalian harus melewati
ujian masuk ketat. Tiap tahun dari ribuan pendaftar hanya 200 yg bisa
bersekolah disini. SMA Hikari, sebuah sekolah yg dibentuk yayasan Hikari
yg memang sudah sejak lama berkencimpung di duniapendidikan. Tak hanya
SMA Hikari , Yayasan Hikari juga memiliki sekolah dari tingkat SD hingga
SMA ditambah beberapa tempat les yang memiliki banyak cabang dijepang.
Tringtringtring
Bel tanda istirahat
telah berbunyi, aku segera memberikan baju ganti untuk anak itu. Lalu
segera meletakan kain kasa ke tempatnya Setelah itu bergegas kembali
menuju kelas.
"haruna" Tamai Sensei memanggilku. Aku lalu mendekat padanya, sepertinya ia akan membicrakan hal penting.
"hari ini, hari terakhir
sensei disini. Sekolah memutuskan tak memiliki guru kesehatan lagi.
Entah kenapa keputusan tak masuk akal seperti ini ada" wajah Tamai
sensei tampak frustasi.
"ah Sensei hanya ini
berterimakasih padamu. Dan jika ada waktu main kesini, aku yakin ruangan
ini akan senang jika kau datang" aku tak bisa mengucapkan sepatah
katapun. Aku memeluk Sensei erat, orang yg sudah kuanggap orangtuaku
sendiri mulai besok tak bisa kutemui lagi.
"tapi aku boleh sesekali main ke rumah sensei kan?" Wanita itu mengangguk lembut sambil mengelus rambutku lembut.
***
Hari berikutnya,
seperti biasa aku datang ke ruang kesehatan. Dan alhasil ya, sunyi
sekali tak ada seorangpun disini. Tapi aku tak perduli dengan itu.
Disinilah tempatku, tempat yg selalu membuatku tenang. Aku menggeser
kursi, lalu duduk. Membuka kotak bekalku.
Itadakimasu aku
mengatupkan kedua tanganku berdoa, lalu mulai melahapnya. Belum masuk 3
suapan, suara gaduh membuatku terusik. Seperti ada yg jatuh didepan
pintu aku, aku lalu bergegas membukannya.
"ya ampun" pekikku terkejut.
Seseorang tumbang dengan wajah babak belur.
"ne, daijoubu?" aku menepuk-nepuk pipinya pelan.
"arghh" erangnya
kesakitan aku agak merasa bersalah. Aku memapahnya masuk kedalam. Lalu
mulai membesihkan lukanya lalu menutupnya dengan kain kasa. Hmm biar
kuingat-ingat, kalau tidak salah namanya Yamada. Dia anak kelas sebelah,
kelas 2-3 baru dipindahkan sekitar 3 hari yg lalu. Sebagai anak
pindahan ia cukup popular. Wajahnya memang tampan dan sedikit cantik.
Aku tersenyum sendiri melihatnya. Tapi melihat kondisinya sekarang,
wajahnya babak belur. Tubuhnya lemas tak berdaya, mata sayup-sayup
membuka. Sedari tadi ia hanya bisa mengerang kesakitan. Setelah selesai
aku membiarkannya beristirahat. Lalu membawakannya segelas teh hangat
dengan beberapa potong biskut. Lalu meletaknnya di meja.
"ne, kalo udah baikan diminum ya kamu butuh sumber tenaga. Aku balik dulu kekelas"
Bel tanda pelajaran
telah usai berbunyi aku bergegas menuju ruang kesehatan aku ingin
melihat keadaanya sekarang. Kupercepat langkahku, akhirnya aku sampai di
depan ruang kesehatan. Saat hendak membuka pintu, terdengar suara yg
cukup keras.
"HEY!! Kenapa diem aja!!
DASAR LEMAH" brukk terdengar sesuatu menabrak bangku. Aku bergidik
apa
yg sedang terjadi didalam. Crangg lalu suara gelas terjatuh menabrak
lantai. Aku takut tapi aku tak tahan lagi.
"YUTO! HENTIKAN!"
teriakku pada lelaki jakung itu. Alhasil ia menghentikan tinjuannya
menuju perut Yamada. Yamada pria mungil itu, keadaanya masih seperti
tadi atau mungkin bahkan lebih parah. Darah segar mengalir dari
mulutnya.
"kau bahkan mengusir
Tamai Sensei, hey mana Yuto yg dulu? Tolong hentikan semua ini sebelum .
. . aku benar-benar membencimu" Tanpa sepatah katapun Yuto bergegas
keluar dari ruangan. Yuto sebenarnya apa yg kau pikirkan. Mana Yuto yg
selalu menggodaku mengataiku tak punya pacar. Yuto yang selalu
besemangat bercerita lalu membuat yg lain tertawa. Tanpa sadar mataku
berkaca-kaca.
Uhukuhuk Yamada kembali
terbatuk. Kuseka air mataku sebelum terjatuh. Aku tak boleh terlihat
cengeng. Aku membantunya bangun, Lalu mengantar Yamada pulang
kerumahnya.
Tsuzuku ~
2 komentar:
<3 nee-chan! Masih inget aku ngga? Fatima Aidid a.k.a Fukuda Fatima
masih lah fatima-chan :3 gmana kabar?
Posting Komentar