ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

L.O.V.E Stupid part 3


malem (?) ini bner-bner panen fanfic nih XD. Ini dya L.O.V.E Stupid part ke 3. Ini fanfic kyaknya cma nyampe part 3 atau 4. Saya gk mau ke banyakan takut gk keurus. 



Tittle: L.O.V.E Stupid part 3
Author: ghee na chan
Cast:
·         Ryutaro Morimoto
·         Yuto Nakajima
·         Kanon Fukuda
·         Jiyoung Kang
Genre: general, friendship, romance
Ranting: T    









Part 3
Kanon memandangi Ryu yg masih terlelap. Menurut dokter harus banyak istirahat. Luka yg di deritanya mengalami banyak jahitan. Ia juga terlalu lelah.  
“eonni dan yuto-kun pergi ntah kemana, mereka Cuma pesan untuk menjagamu baik2 mulai sekarang aku harus melakukan pekerjaan rumah sendiri, cepatlah sembuh dan bantu aku” ucap Kanon pada pria di depanny.
“pipimu masih merah, hidungmu luka, aku terlalu kasar padamu, gomenasai” Kanon menyentuh hidung Ryu yg berplester lembut. Jari2 lentiknya mulai menyentuh bibir Ryu yg terkatup rapat. Air matanya kembali mengalir.
“tapi aku takut, jika kau bangun kau pasti akan semakin membenciku” kata Kanon setengah terisak.
“ah aku memang cengeng, knapa aku menangis? Aku harus segera membersihkan halaman”
Sementara di tempat lain
“sudah kuduga ada sesuatu diantara mereka”seru Yuto sambil mengunyah roti bakarnya. Matanya terus menatap layar monitor di depannya.
“yuto-kun, apa tak apa kita tinggal di sini” Tanya Jiyoung melihat sekeliling.
“tak apa2 Jiyoung, kita tak akan lama tinggal di sini, aku ingin tahu kalau mereka kita tinggal bkalan gmana. Trus mereka berdua kyaknya ada sesuatu” ucap Yuto enteng.
Ya semenjak meninggalkan rumah pagi tadi. Jiyoung dan Yuto menempati rumah kecil di samping kebun Kanon. Rumah berukuran 15mx15m ini memuat dua ranjang kecil, dapur kecil, dan kamar mandi. Semua ruangan tak memiliki pembatas kecuali kamar mandi. Monitor2 besar menempel di dinding. Gambar2 yg ada di monitor berasal d
ari rumah keluarga mereka. mereka memasang kamera tersembunyi demi kepentingan penyelidikan mereka. Yuto mulai mencurigai hubungan Ryu dan Kanon kemarin.  Mulai dari Kanon yg pulang terlambat kemarin, kemudian kembali kerumah dgn basah kuyup, dan terakhir saat ia menggendong Ryu kemarin. Ryu sempat menolak sebelum ia di gendong pulang dan tak sadarkan diri. Ryu tak mau pulang, ia tak bertemu gadis bodoh itu, ia membencinya. Seumur hidupnya ia belum pernah melihat mereka bertengkar sampai Ryu dan Kanon begitu kacau.
“aku rasa mereka bukan pasangan kekasih, Kanon tak pernah cerita padaku” terang Jiyoung.
“apa diam2 mereka saling menyukai??” Tanya Yuto antusias.
“lalu apa yg membuat mereka bertengkar seperti itu??” Jiyoung balik bertanya. Yuto hanya menggelengkan kepalannya tanda tak mengerti. Tiba2 Wajah jiyoung bersemu merah, beberapa hari ke depan ia tinggal seruangan bersama Yuto. ia ingin secepatnya mengutarakan perasaannya.
“wajahmu memerah, kau sakit?” Tanya Yuto. jari2nya menyentuh pipi Jiyoung lembut. Wajahnya semakin memerah, jantungnya berdegup semakin cepat, keringat dingin mulai menjalari tubuh Jiyoung.
“yuto-kun,, a… aku….” Yuto menatap Jiyoung penasaran.
“aku…. M…. men…. Menyukai tempat ini” Yuto tertawa keras.
“hmptt…. Ku piker kau mau bilang menyukaiku hahaha…. Kau lucu” Jiyoung tersenyum malu2 ia belum siap mengatakanny.

Matahari bersinar terik Ryutaro susah payah menyeret kakinya menuju dapur. Perutnya sudah keroncongan. Berharap sebentar lagi ia akan menyantap hidangan lezat Jiyoung. Tapi hasilny?? Ia tak menemukan sepiring makanan pun di meja. Hanya ada segelas susu yg sudah dingin. Udara cukup panas. Lagi2 ia menyeret kakinya penuh perjuangan di bukanya lemari es. Kemudian mengambil sebatang es krim kemudian melahapnya.  Masih belum puas ia mengambil stoberi di kulkas dan segera melahapnya.
“ahh,, lelah sekali makan es krim pasti seger” Ryutaro panic mendengar suara Kanon. Segera di masukannya kembali stoberi ke kulkas dan segera meninggalkan dapur. Tapi sebelum ia benar2 meninggalkan dapur Kanon sudah memergokinya.
“Ryu!! Kau sudah bangun!!! Kau pasti lapar? Kau duduk disini, akan kubuatkan bubur” Kanon menarik tangan Ryu dan membawanya ke meja makan.
“jangan menyentuhku!! Aku bisa sendiri!!” Ryutaro menangkis tangan Kanon dgan kasar. Raut muka Kanon menjadi sedih. Kakinya melangkah menuju kulkass mencari beberapa bahan, membiarkan Ryu susah payah duduk di meja makan. Tangannya mulai bekerja memotong beberapa sayuran.
Ryu pov
Ini kali pertamanya kalinya melihatnya memasak. Sebenernya sih tadi mau pergi makan diluar aja. Kan kita lagi musuhan. Tapi perutku udah gk bisa di komromi lagi. Ditambah dgan kakiku ini yg dipehuhi perban. Dan juga aku ingin mencoba masakannya. Cara memasaknya jga lucu, lihat wajah seriusnya ketika memasak, ah aku sudah mulai melupakan kejadian tadi malam. Aku tak bisa membencinya. Tadi malam aku terlalu kacau sampai mengucapkan kata-kata kasar pdany.
“sejak kapan kau bisa masak? Kalo gk enak aku gk mau makan” ujarku.
“eitss… gini-gini sering belajar masak sama Jiyoung eonii lho”
“oh ya mereka kmana?? Kok gk keliatan??”
“mereka tiba-tiba menghilang ntah kmana, ” aku hanya mangut-manggut mengerti. Satu menit, lima menit, tiga puluh menit, lima puluh menit.
“dah siap” semangkuk bubur panas sudah di depanku.
“itadakimas”  Aku mulai melahapnya dengan hati-hati. Tak buruk, ia sudah berusaha memasak untukku.
“kau menyukainya??” aku mengangguk-angguk. Senyuman manis mengembang di bibirnya. Jarang2 kami seperti ini. Biasanya ia manyun setiap bersamaku.
“setelah ini segera minum obatmu, biar lukamu cepet sembuh” aku mengangguk pelan.
“ryu, maafkan aku atas kejadian tadi malam yah, aku kasar padamu. Harusnya aku berterima kasih padamu. Aku harap kau tak membenciku”
“mmm . . . tak masalah aku sudah melupakannya” kataku sambil tersenyum lebar.
“hontou??” tanyanya antusias. Aku mengangguk pelan.
“sankyuu…..” ia memelukku erat. Wajahku memerah, ia memelukku. Rasanya aku tak bisa menyembunyikan debaran jantungku.
Ryu pov end
Sementara itu di kebun
“Yuto-kun, kalau mereka liat kita gmana??” kata jiyoung cemas.
“tenang, kebun ini kan luas, mereka takan menemukan kita. Di sini banyak serangga lumayan buat nambah koleksiku.” Ujar Yuto enteng. Semenjak tadi pagi ia mendapat beberapa ekor serangga.
“habis ini kita berenang ya” tambah yuto.
“ehh?? Aku gk bisa renang”
“tenang kan ada aku”
****
Yuto  pov
Hari ini aku akan berenang bersama Jiyoung. Aku masih tak percaya dia menyukaiku. Dia gadis yg cukup manis. Aku pertama kali melihatnya 4 tahun lalu, ketika ia di rumah Kanon. Ia menangis di taman bunga keluarga Kanon. Aku tahu keluarganya sedang berantakan. Aku lalu menghiburnya. Syukurlah ia sudah bisa menerima keadaan keluarganya sekarang ini.
“yuto-kun ayo berenang” ia berlari kecil ke arahku. Ia memakai baju renang berwarna kuning, rambutnya di ikat ke samping. Benar2 manis. Aku terus berjalan ke tengah laut.
“ayo kesini!!” teriakku.
“aku tak bisa berenang”
“tenang biar kuajari” senyum manis mengembang dri bibirnya. Mungkin tak masalah mencoba menyukainya juga.
Author pov
Ryutaro membenarkan kacamata hitam berbingkai merahnya. Earphone kuningnya di biarkan mengalung di lehernya. Kupingnya sudah panas mendengar lagu dari i-pod kesayanganny. Matanya terus mengawasi kail-nya. Sudah hampir 2 jam ia menghabikan waktu untuk memancing. Walaupun ia butuh perjuangan extra untuk sampai ditempat ini. Sudah beberapa ikan masuk kedalam embernya, kebanyakan ikan hias yg ia dapat. Mungkin ia akan menempatkannya ke aquarium kesayangannya. Setelah tangkapannya sudah cukup, Ryutaro bergegas membereskan peralatannya dan pulang.
Kanon pov
Aku terus menyusuri pantai. ryu kemana sih, udah mulai sore. Dia kan belum sembuh.
“hai cewe” 3 pria yg mempunyai tampang seram menyapaku. Aku mulai was-was.
“sendirian aja nih, main bareng kita yuk” ajak salah satu dari mereka. mereka mulai mengepungku.
“gomen aku harus pulang”
“ayolah main sama kami sebentar” mereka mulai menyentuhku. Tubuhku bergetar hebat apa yg harus kulakukan.
“yamete… aku… mau pulang” kataku terbata-bata
“YAMETE KUDASAI!!” seru ku kencang. Aku tak tahan lagi mereka mulai menyentuhku nakal.
“teriak sekencang apapun tak ada yg mendengar, manis” pria ini lalu menyentuh daguku nakal.
“kata siapa? Dia temanku lepaskan dia” ryu dia datang menyelamatkannku.
“tahu apa kau bocah” brukk tubuh Ryutaro langsung terjatuh keras ke pasir darah segar mengalir dari bibirnya.
“cih, mau main kasar sama pria lemah sepertiku, benar-benar pengecut” ryu kau bodoh, kau tak bisa melawannya. Pria paling tinggi di antara mereka langsung mencengkram kerah baju ryu kasar.
“bisa apa kau bocah tengik!!!” brukk kini giliran pria garang ini yg terpelanting. 2 temannya yg tak terima menendang dada ryu. membuatnya kembali terkapar.
“dasar,, ayo pergi” ketiga preman itu lalu pergi meninggalkan kami. aku bergegas menghampirinya.
“ryu, bertahanlah” ucap ku panic. Aku membantunya bangun. Tapi brukk tubuhnya ambruk menindiku. Posisi kami sekarang terduduk di pasir.
“ka… kanon sakit…” ucapnya lemas. Tiba2 tanganya meraih tanganku dan meremasny , kemudian menaruhnya di dadanya.
“ini benar-benar sakit, tapi akan lebih sakit lagi jika aku tak mengatakannya” ia bangun dari posisi menyender padaku. Mata bulatnya menatapku lembut membuat wajahku memerah.
“aku suka …..” sejenak ia berhenti mengumpulkan nafasnya yg masih tersengal.
“aku suka …..”
“RYU-chan!!!” suara seorang gadis membuyarkan kami. gadis berambut pirang bergelombang dan bermata bulat ini pelakunya, aku ingat namanny Manami ya Manami Oku.
tbc

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar