ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Precious Live (2/?)




Title : Precious Live
Cast : Yabu Kouta, Kanon Fukuda, Morimoto Shintaro, Yamamoto Maika, Sayumi Mishichige
Genre : sadly, romance, family
Rating : General
Length :
Languange : Indonesia
Sumarry: ‘hidup’ satu kata yg cukup sederhana namun penuh makna. Jika kau hidup kau bisa melakukan hal-hal baru. Kau bisa menemukan orang yg tuhan pilih mendampingimu. Kau bisa meraih semua impianmu. Kau bisa merasa kesal, marah, dan juga sakit. Jika kau hidup.



Shintaro mengamit sepatu coklatnya dari rak sepatu. Lalu segera memakainya. Nyonya Fukuda terlihat sibuk didalam rumah. Pakaiannya rapi hari minggu seperti ini biasanya ia pergi melatih ikebana. Namun hari ia memilih libur. Ia harus mengatar anak gadis kesayangannya ke rumah sakit. Untuk mengecek keadaan anaknya yg akhir-akhir ini mengkhawatirkan.
Nafsu makan Kanon memburuk sejak kematian Ryutaro. Padahal sudah genap seminggu berlalu. Gadis itu lebih memilih seharian berada di dalam kamar. Entah apa yg ia lakukan disana. Kulitnya semakin pucat tak terkena sinar matahari. Meskipun samar namun pasti berat badannya turun. Bagaimana tidak dalam sehari, ia hanya menyentuh makan siangnya dan itu pun tak habis. Ibunya khawatir melihatnya, kalau bukan karna memergoki anaknya sedang memuntahkan makanannya tadi pagi di kamar mandi. Mungkin anaknya masih mengurung diri dikamarnya. Perdebatan tadi pagi membuat hati Kanon sedikit luluh. Atau mungkin ia sudah kehilangan energinya untuk menolaknya.
“itekimasu” pamit Shintaro.
“iterashai” seru nyonya Fukuda.

Di hari minggu yg cerah ini Shintaro memutuskan pergi ke makam keluarganya. Sekedar menyapa mereka dan mendoakan mereka bahagia disana. Suasana pemakaman sepi seperti biasanya. Shintaro meletakan bunga mawar putih kesukaan ibunya yg ia beli sebelum kesini.
Plokplok Shintaro mengatupkan kedua telapak tangannya. Berdoa mereka bahagia disana. Darahnya berdesir, mendadak ia ingin menangis. Namun ia menahannya. Ia sudah puas menangis dimalam setelah pemakaman kakaknya. Toh tak perlu berlarut dalam kesedihan.  
“ne, kalian tak perlu khawatirkan aku. Jichan sama Obachan baik banget” ucap Shitaro pada batu nisan di hadapannya.
“tapi nii-chan, kau tahu Kanon-nee. Dia belum bisa nerima kenyataan nii-chan dh pergi. Aku nggak tahu mesti gimana.” Hening. Shintaro memilih diam, membiarkan angin menerbangkan dedaunan. Membuat suara ranting-ranting yg bergesekan satu sama lain. Kedua manik matanya menatap langit yg tertutupi awan putih tebal. Tangan kanannya terangkat menghadap langit. Seandainya ia bisa menghapus awan putih tebal itu. ia ingin melihat langit biru yg cerah. Ingin semuanya kembali seperti semula. Ia tahu kakaknya tak akan pernah kembali. Tapi paling tidak ia ingin Kanon kembali tersenyum dan hangat seperti biasa.
“kalo aku pergi apa Maika seperti Kanon-nee ya, aku rasa tidak. Toh hubungan kami belum terlalu dalam. Tapi aku nggak akan ngelepas dia” curhatnya. Ya, meskipun hubungan mereka belum lama. Namun Shintaro yakin Maika adalah gadis yg ditakdirkan untuknya.
***
“ne, kapan aku bisa pulang” Tanya pria jangkung ini. Tak peduli lengan kirinya sedang disuntik.
“kan sensei dh bilang, nunggu beberapa hari lagi. Memastikan jantungmu nggak bermasalah lagi.” Jawab perawat ini sabar. Setelah selesai dengan tugasnya ia bergegas keluar. Membiarkan pasiennya melanjutkan istirahatnya. Namun tingkah pria ini mengusiknya. Dia mengikutinya hendak keluar kamar.
“Yabu-kun, kau harus istirahat”
“moo Sayu, aku seharian di kamar bosen tauk.” Rengeknya bak anak kecil. Sayumi mengeleng lemas. Mau bagaimana lagi, meskipun ia melarangnya. Yabu tak akan menuruti perkataanya. Sayumi tahu pria ini sedang bahagia akhinya bisa berjalan-jalan sepuasnya walaupun hanya mengelilingi rumah sakit. Setelah berbulan-bulan terkurung dikamar. Tingkahnya mirip anak ayam yg baru keluar dari kandangnya. Tak mau pikir pusing gadis manis ini memilih melanjutkan tugasnya.
Yabu melangkahkan kakinya menuju kamar khusus anak-anak. Tempat yg paling bermakna baginya. Sejak kecil ia sudah berada disana. Tempat yg memiliki banyak kenangan. Ia tertawa kecil mengingat masa kecilnya. Membuat onar seisi rumah sakit. Atau kabur bersama kawannya.
“konichiwa” sapanya hangat.
“uwaa Yabu-chan hisashiburi” anak perempuan berumur 5 tahun ini langsung berhambur memeluk Yabu. yabu mengelus rambut anak ini gemas.
“are, Kana-chan punya banyak temen baru ya” ia merasa asing melihat anak-anak yg ada dikamar.
“ahh iya, ini nao-chan, aki-chan, yuta-chan, mai-chan, sama ai-chan” bocah ini antusias mengenalkan teman-temannya.
“yoroshiku ne, Yabu desu”
“ne, Yabu-chan pandai main gitar kan? Mainkan untuk kami ya” pinta Kana sambil bergelayut manja.  Senyumnya merekah lebar, kebiasaan bocah ini belum berubah. Yabu pun menurut, ia mengambil gitarnya yg sejak lama ia simpan diruang ini. Gitar coklatnya masih terbungkus rapi, dan menggantung di dekat jendela. Yabu segera mengambilnya lalu duduk di kursi kecil di tengah kamar. Jemari kurusnya mulai memetik senar-senar itu. bocah-bocah itu menikmati permainannya. Lagi-lagi senyum Yabu merekah lebar, membuat matanya menjadi segaris. Ia bahagia sekali hari ini. Melihat senyum menghias wajah anak-anak ini. Benar-benar hal yg membahagiakan baginya. Berharap beban yg sedang mereka pikul berkurang dengan hiburan yg ia sajikan.

Yabu mengibas-ngibaskan jarinya pegal. Sudah lama ia tak memetik gitar. Jadi rasanya jemari panjangnya terasa kaku. Merasa penat Yabu memilih duduk di kursi di taman belakang rumah sakit. Menikmati suasa asri. Menghirup udara segar, yg baik untuk paru-paru dan juga jantungnya. Ia lalu meletakan tangannya di dadanya
Degdegdeg
Yabu dapat merasakan jantungnya berdetak. Siapapun pemilik jantung ini sebelumnya. Yabu benar-benar berterimakasih padanya. Memberikan hidupnya untuk pria lemah sepertinya. Member kesempatan ke-2 untuk melakukan hal-hal yg ingin Yabu lakukan.

***
Gadis ini membawa kakinya menyusuri Rumah sakit ini. Mencari tempat yg nyaman untuk menjernihkan pikirannya. Kepalanya penuh, tak percaya apa yg tadi dokter katakana pada ibunya. Tak mungkin rasanya. Ada kehidupan baru dalam perutnya. Memang akhir-akhir ini ia sering mual. Dan juga Kanon baru sadar beberapa bulan terakhir tamu bulanannya tak kunjung datang. Namun Kanon tak ambil pusing toh selama ini silkus haidnya memang kurang teratur. Ditambah hal-hal yg akhir-akhir terjadi.
Uhh rasanya Kanon ingin segera lenyap. Namun ia tak boleh melakukan hal bodoh macam itu. seseorang bilang padannya, nyawa itu hal yg benar-benar penting. Apapun yg terjadi kita tak boleh dengan mudah membuang kehidupan 
yg diberikan pada kita.

Ngiingg

Rasanya tiba-tiba bumi bergoyang. Kanon hampir terjatuh ketanah. Kepalanya pusing, tumbuhan hijau dan bangku taman di depan matanya menjadi buram. Tiba-tiba rasa sakit luar biasa menggerogoti perutnya. Ini buka rasa sakit yg biasa ia rasakan akhir-akhir. Kanon mencoba meraih batang pohon di depannya. Namun akhirnya tubuhnya jatuh ke tanah tubuhnya terlalu lemas.
“argh . . .” Gadis ini memegangi perutnya kesakitan. segar sudah membasahi kakinya.
“nee, daijoubu??” Samar-samar Kanon bisa melihat wajah pria berambut coklat ini. Tanpa menunggu lama pria ini langsung membopong Kanon kedalam rumah sakit. Gadis ini semakin pucat.

“a . . ri . . ga . . .” akhirnya Kanon benar-benar kehilangan kesadarnnya. 

つずく。。

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar