Arigatou (terimakasih)
Entah apa yang akan terjadi padaku bila kau tak datang, terimakasih kau datang menyelamatkanku. Terimakasih kau selalu baik padaku.
Haruna
pov
Keringat
dingin masih membasahi tubuhku. Tubuhku masih bergetar ketakutan. Tangisku
pecah menjadi-jadi. Tamai Sensei mengelus rambutku lembut berusaha menenangkanku.
Entah apa yg akan terjadi padaku, jika beliau tak datang. Katanya Tamai sensei
dititipi pesan dari Ayahku. Beliau sekarang bekerja di rumah sakit milik Ayah.
Sudah 2 hari ini Ayahku tak pulang. Karna pekerjaannya dan juga ia harus pergi
ke hokaido untuk beberapa hari. Ia tadi siang hanya mampir untuk mengambil
barang. Merasa khawatir ia menyuruh Tamai sensei datang menjengukku. Kehilangan
salah satu anaknya membuatnya merasa khawatir. Tapi pekerjaannya juga
membutuhkannya. Aku merasa tak masalah. Tapi semenjak kejadian tadi, aku jadi
takut. Beruntung Tamai sensei datang tepat waktu. Yamada yg datang bersamanya
cukup membantu. Dan untuk pertama kalinya aku melihatnya memukul Yuto. Bahkan
lelaki yg selalu menyiksanya itu kalah telak. Dan pulang dalam keadaan babak
belur.
Raut
wajah Yuto saat itu kembali terbayang. Itu bukan Yuto yg kukenal. Tatapan
matanya nakal penuh nafsu. Aku masih bisa merasakan nafasnya menggelitik
wajahku. Argghh, aku ingin segera melupakan kejadian tadi.
“udah
nggak papa, kan sensei sama Yamada disini jagain kamu. Udah malem tidur yuk,
Sensei mau pulang kasian Shiori sendirian dirumah”
“Sensei
disini aja, aku takut”
“hmm
tapi Sensei harus pulang, ahh biar Yamada jagain kamu. Yamada kau tak keberatan
kan?” pria itu mengangguk pelan. Jujur aku lebih bisa mempercayainya. Meskipun
sore tadi baru saja ia mengaku seorang pembunuh. Tapi entalah aku percaya ia
bisa melindungiku.
***
Cahaya
matahari menelusup gorden kamarku. Aku mengeliat malas. Rasanya ingin lebih
lama lagi berada dikasur. Tiba-tiba tercium aroma sedap menusuk hidungku.
Mendadak perutku berbunyi. Aku bergegas turun kedapur. Ada Yamada dan Shiori
disana sedang sibuk dengan pekerjaannya. Merasa penasaran, aku mencoba
mendekat.
“ahh
nee-chan ohayo” sapa gadis berambut cepak itu. Tangannya sibuk memotong-motong sayur. Disebelahnya Yamada
tengah sibuk mengaduk saus tomat buatnnya.
“ohayo”
“okasan
menyuruhku datang, jadi aku kesini. Ohya Haru-nee duduk aja dimeja makan bentar
lagi jadi kok sarapannya” aku mengangguk mengerti.
Sebenarnya
sedikit penasaran apa yg sedang buat. Tapi melihat mereka berdua sedang asyik.
Aku mengurungkan niatku, dalam hati kecilku ada perasaan tak suka melihat
mereka asyik berdua seperti itu. Padahal Shiori sudah kunggap adikku sendiri. Hey
jangan bilang, aku mulai menyukai Yamada?. Aku tak percaya. Bagian mana yang
kusuka darinya? Kenapa harus dia?. Aku asyik sendiri dengan pikiranku tanpa
sadar sepiring spageti sudah terhidang di hadapnku. Yamada sudah duduk manis
disebelahku. Sedangkan Shiori sibuk menuangkan air ke gelas kami. Setelah selesai kami mengatupkan kedua telapak tangan
kami.
“itadakimasu”
ucap kami bersamaan.
“oishii”
ucapku kagum.
“deshou,
Yamada-kun jago masak kan”
“eh jadi
bukan Shiorin yg masak” gadis manis itu tersenyum kecut. Sedangkan Yamada
terlihat menahan tawanya.
Kehadiran
mereka sangat membuatku terhibur. Kami bercengkrama seharian penuh. Aku
bersyukur, berkat mereka aku bisa melupakan kejadian buruk kemarin. Ya,
semuanya sudah berlalu. Aku beruntung bertemu dengan orang baik seperti mereka.
Menemaniku ketika aku sedang jatuh. Semoga suatu saat aku akan membalas
kebaikan kalian. Ya yang bisa kulakukan sekarang hanya bisa bersabar menghadapi
perlakuan Yuto. Aku yakin ia akan berubah seperti dulu lagi.
***
Mentari
bersinar cerah. Aku sudah siap dengan seragamku. Setelah menengguk segelas susu
dan menghabiskan rotiku, aku bergegas keluar kerumah. Begitu keluar dari pintu
rumahku. Seseorang menungguku disana. Ia sedang duduk menungguku. Ia masih
mengenakan pakaian yg sama ketika terakhir aku bertemu dengannya. Biar kutebak
ia belum pulang kerumahnya. Wajahnya tetap tampan meskipun pipinya lebam.
Cahaya matanya redup tak bersemangat. Setelah sadar akan keberadaanku, ia
bergegas mendekatiku. Aku menelan ludahku takut. Berharap tak ada yg buruk yg
akan terjadi padaku lagi. Ia semakin medekat sambil menatapku memelas. Kugeser
kakiku kebelakang, berjaga-jaga. Jika ia melakukan hal buruk padaku lagi. Aku
bisa bersembungi dibalik pintu. Tapi tebakannku salah. Ia malah berlutut
dihadapanku.
“Haruka,
maafkan aku”
“ehh?!”
Ia masih menganggapku sebagai Haruka rupanya.
“aku
tahu aku salah tapi tolong maafkan aku”
Belum
sempat aku menjawab Yamada juga datang menemuiku.
“ayo
kesekolah bareng” ucapnya santai seolah-olah tak melihat ada adegan Yuto yang
sedang berlutut dihadapanku.
Aku
diam membatu bingung apa yang harus kulakukan. Merasa tak sabar karena aku tak
merespon. Yamada menarik tanganku meninggalkan Yuto. Sebelum bayangan Yuto
benar-benar hilang. Aku sempat melihatnya. Meskipun hanya terdiam tapi kulihat
matanya penuh kebencian menatap kami. Ntah kenapa aku punya firasat akan ada
hal buruk terjadi. Oh tuhan semoga firasatku ini salah.
Tsuzuku
~
0 komentar:
Posting Komentar