ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Please, Stop bully him!!! (6/11)




Arigatou (terimakasih) 
Entah apa yang akan terjadi padaku bila kau tak datang, terimakasih kau datang menyelamatkanku. Terimakasih kau selalu baik padaku.

 


Haruna pov
Keringat dingin masih membasahi tubuhku. Tubuhku masih bergetar ketakutan. Tangisku pecah menjadi-jadi. Tamai Sensei mengelus rambutku lembut berusaha menenangkanku. Entah apa yg akan terjadi padaku, jika beliau tak datang. Katanya Tamai sensei dititipi pesan dari Ayahku. Beliau sekarang bekerja di rumah sakit milik Ayah. Sudah 2 hari ini Ayahku tak pulang. Karna pekerjaannya dan juga ia harus pergi ke hokaido untuk beberapa hari. Ia tadi siang hanya mampir untuk mengambil barang. Merasa khawatir ia menyuruh Tamai sensei datang menjengukku. Kehilangan salah satu anaknya membuatnya merasa khawatir. Tapi pekerjaannya juga membutuhkannya. Aku merasa tak masalah. Tapi semenjak kejadian tadi, aku jadi takut. Beruntung Tamai sensei datang tepat waktu. Yamada yg datang bersamanya cukup membantu. Dan untuk pertama kalinya aku melihatnya memukul Yuto. Bahkan lelaki yg selalu menyiksanya itu kalah telak. Dan pulang dalam keadaan babak belur.
Raut wajah Yuto saat itu kembali terbayang. Itu bukan Yuto yg kukenal. Tatapan matanya nakal penuh nafsu. Aku masih bisa merasakan nafasnya menggelitik wajahku. Argghh, aku ingin segera melupakan kejadian tadi.
“udah nggak papa, kan sensei sama Yamada disini jagain kamu. Udah malem tidur yuk, Sensei mau pulang kasian Shiori sendirian dirumah”
“Sensei disini aja, aku takut”
“hmm tapi Sensei harus pulang, ahh biar Yamada jagain kamu. Yamada kau tak keberatan kan?” pria itu mengangguk pelan. Jujur aku lebih bisa mempercayainya. Meskipun sore tadi baru saja ia mengaku seorang pembunuh. Tapi entalah aku percaya ia bisa melindungiku.
***
Cahaya matahari menelusup gorden kamarku. Aku mengeliat malas. Rasanya ingin lebih lama lagi berada dikasur. Tiba-tiba tercium aroma sedap menusuk hidungku. Mendadak perutku berbunyi. Aku bergegas turun kedapur. Ada Yamada dan Shiori disana sedang sibuk dengan pekerjaannya. Merasa penasaran, aku mencoba mendekat.
“ahh nee-chan ohayo” sapa gadis berambut cepak itu. Tangannya sibuk  memotong-motong sayur. Disebelahnya Yamada tengah sibuk mengaduk saus tomat buatnnya.
“ohayo”
“okasan menyuruhku datang, jadi aku kesini. Ohya Haru-nee duduk aja dimeja makan bentar lagi jadi kok sarapannya” aku mengangguk mengerti.
Sebenarnya sedikit penasaran apa yg sedang buat. Tapi melihat mereka berdua sedang asyik. Aku mengurungkan niatku, dalam hati kecilku ada perasaan tak suka melihat mereka asyik berdua seperti itu. Padahal Shiori sudah kunggap adikku sendiri. Hey jangan bilang, aku mulai menyukai Yamada?. Aku tak percaya. Bagian mana yang kusuka darinya? Kenapa harus dia?. Aku asyik sendiri dengan pikiranku tanpa sadar sepiring spageti sudah terhidang di hadapnku. Yamada sudah duduk manis disebelahku. Sedangkan Shiori sibuk menuangkan air ke gelas kami. Setelah  selesai kami mengatupkan kedua telapak tangan kami.
“itadakimasu” ucap kami bersamaan.
“oishii” ucapku kagum.
“deshou, Yamada-kun jago masak kan”
“eh jadi bukan Shiorin yg masak” gadis manis itu tersenyum kecut. Sedangkan Yamada terlihat menahan tawanya.
Kehadiran mereka sangat membuatku terhibur. Kami bercengkrama seharian penuh. Aku bersyukur, berkat mereka aku bisa melupakan kejadian buruk kemarin. Ya, semuanya sudah berlalu. Aku beruntung bertemu dengan orang baik seperti mereka. Menemaniku ketika aku sedang jatuh. Semoga suatu saat aku akan membalas kebaikan kalian. Ya yang bisa kulakukan sekarang hanya bisa bersabar menghadapi perlakuan Yuto. Aku yakin ia akan berubah seperti dulu lagi.
***
Mentari bersinar cerah. Aku sudah siap dengan seragamku. Setelah menengguk segelas susu dan menghabiskan rotiku, aku bergegas keluar kerumah. Begitu keluar dari pintu rumahku. Seseorang menungguku disana. Ia sedang duduk menungguku. Ia masih mengenakan pakaian yg sama ketika terakhir aku bertemu dengannya. Biar kutebak ia belum pulang kerumahnya. Wajahnya tetap tampan meskipun pipinya lebam. Cahaya matanya redup tak bersemangat. Setelah sadar akan keberadaanku, ia bergegas mendekatiku. Aku menelan ludahku takut. Berharap tak ada yg buruk yg akan terjadi padaku lagi. Ia semakin medekat sambil menatapku memelas. Kugeser kakiku kebelakang, berjaga-jaga. Jika ia melakukan hal buruk padaku lagi. Aku bisa bersembungi dibalik pintu. Tapi tebakannku salah. Ia malah berlutut dihadapanku.
“Haruka, maafkan aku”
“ehh?!” Ia masih menganggapku sebagai Haruka rupanya.
“aku tahu aku salah tapi tolong maafkan aku”
Belum sempat aku menjawab Yamada juga datang menemuiku.
“ayo kesekolah bareng” ucapnya santai seolah-olah tak melihat ada adegan Yuto yang sedang berlutut dihadapanku.
Aku diam membatu bingung apa yang harus kulakukan. Merasa tak sabar karena aku tak merespon. Yamada menarik tanganku meninggalkan Yuto. Sebelum bayangan Yuto benar-benar hilang. Aku sempat melihatnya. Meskipun hanya terdiam tapi kulihat matanya penuh kebencian menatap kami. Ntah kenapa aku punya firasat akan ada hal buruk terjadi. Oh tuhan semoga firasatku ini salah.
Tsuzuku ~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar