ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Please, stop bully him!!! (7/11)



Kimi wo mamoritai (Aku ingin melindungimu)  
Takkan kubiarkan ia membuatmu menangis. Sedikit saja ia menyentuhmu aku takkan tinggal diam. Meskipun ini terlalu cepat, tapi aku mencintaimu.
 




Yamada POV

Aku terus menggandeng tangannya menjauh dari Yuto. Rasanya aku tak ingin membiarkanmereka berdua bertemu. Yuto, kupikir dia hanya main kasar pada orang-orang sepertiku. Aku bisa memaafkannya jika seperti itu. Tapi malam itu, aku melihatnya dengan mataku sendiri. Haruna hampir kehilangan kesuciannya. Berutung Tamai-sensei dan aku cepat datang. Aku tak ingin hal mengerikan macam itu terjadi padanya. Aku ingin melindunginya. Tiba-tiba ia melepaskan tanganku. Merasa penasaran, aku berbalik menatapnya.
“aku takut . . . hiks” wajah cantiknya sudah basah oleh air mata. Aku merasa bersalah membawanya kabur.
“nggak usah takut, aku disini” ucapku tulus. Aku lalu mendekat padanya.
“konaide, Yuto pasti cemburu ngeliat  kita. Ia masih nganggep aku Haruka.”
“aku takut Yuto ngelakuin hal aneh ke kamu.” Aku tersenyum mendengar ucapannya. Ia mengkhawatirkanku ternyata.
“Haruna, aku nggak takut. aku nggak perduli dia bakal mukulin aku berapa kali pun nggak akan kubales. Tapi kalo dia dah macem-macem ke kamu nggak bakal diem.”
“Haruna no koto suki dakara” kulihat wajahnya memerah mendengar penyataan cintaku. Aku mendekat padanya lalu mencium bibirnya singkat.


***


Langit ke-emasan menemani langkah kami ketempat yang sunyi ini. Hanya deru angin yg menerbangkan dedaunan kering. Aroma khas dupa mengelitik hidung kami. Langkah kami terhenti di depan batu nisan bertuliskan Okamoto Keito. Haruna, menatapku penuh tanya. Aku membawanya kesini karna kurasa ia harus mengetahui siapa diriku sebenarnya. Tentang masa laluku yang kelam dan juga dosa-dosaku.
“Haruna kau tahu, aku yang dulu tak jauh berbeda dari Yuto yang sekarang”
“bahkan lebih parah, secara tak langsung aku telah membunuhnya.”

Wushh . . .

Hembusan angin kencang menerbangkan dedaunan di sekitar kami. Haruna menatapku tak percaya. Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya. Sepertinya ia masih sibuk mencerna kata-kataku tadi. 
“karna hal itu orangtuaku membuangku kesini, membiarkan aku sendiri meratapi dosa-dosa masa laluku”
“jadi aku menerima perlakuan Yuto selama ini kepadaku, karna ku tahu ini hukuman untukku. Tapi jika ia mulai menyentuhmu aku takkan tinggal diam.”  Ucapku serius.
“kau menindasnya? Tak bisa dimaafkan” ucapnya dingin. Aku tersenyum kecut sambil menunduk.
“tapi itu kan Yamada yang dulu, Yamada yang sekarang adalah pria baik yang akan selalu disampingku dan melindungiku kan” gadis ini tersenyum manis padaku. Ahh cantiknya. Ia lalu mengambil dupa lalu membakarnya. Tangannya mengatup rapat mendoakan arwah Keito. Aku mengikutinya, berdoa Keito memaafkan kesalahanku dan semoga ia tenang dialam sana. Semoga dikehidupan selanjutnya kami bisa berteman akrab. Karna ia adalah pria yang lembut dan hangat. Hal itu pulalah yang membuatku iri padanya.
“nee, Yamada-kun mau menemaniku beli kue? Kebetulan hari ini Shiori ulang tahun aku mau kasih kejutan ke dia” aku mengangguk pelan. Aku langsung menyambar tangannya. Terasa hangat, kami lalu berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Romatis sekali, seandainya aku bisa menghentikan waktu. 


***


Malam sudah larut aku bergegas pulang ke apartemenku. Malam ini Haruna menginap di rumah Tamai-sensei, Shiori bersikeras menahan haruna agar tak pulang. Namun hari ini sangat menyenangkan hampir seharian aku bersama Haruna. Aku senyam-senyum sendiri membayangkannya. Mungkin jika aku tak pernah menindas Keito aku takkan bertemu Haruna. 

Aku berhenti sejenak sebelum menyebrang zebra cross meskipun jalanan sudah sepi. Hampir tak ada mobil yang lewat. Bahkan aku satu-satunya orang yang hendak menyebrang.  aku tetap sabar menanti lampu pejalan kaki berwarna hijau.

Ting
Lampu berubah menjadi hijau. Merasa aman aku bergegas menyebrang. Namun tiba-tiba dari arah selatan sebuah mobil melaju kencang menabrakku. Tubuhku terlempar beberapa meter lalu mendarat dengan kasar  menabrak aspal. Aku merasa beberapa tulangku patah. Cairan anyir berwarna merah merembes berlomba keluar dari tubuhku. Badanku terasa nyeri sekaligus lemas. Orang-orang mulai berkerumun melihatku. Mereka memasang tampang iba. Tapi salah satu dari mereka memasang tampang penuh kemenangan, Yuto. Ia benar-benar gila aku bahkan tak pernah berfikir menghabisi nyawa orang lain. 

Uhukkuhukk
 
Darah segar keluar dari mulutku. Nafasku terasa semakin sesak. Kesadaranku semakin pudar. Tak terasa air mata mulai merembes darimataku. oh tuhan aku tak ingin hidupku berakhir disini, Haruna. Aku ingin melindunginya. Melindunginya dari sahabatnya yang sudah kehilangan akal sehatnya ini.
Tsuzuku ~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar