ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Emerald Mojito [Palace Story Series]


Title: Emerald Mojito [Palace Story Series] 
Author: ghee na chan / Nachii73
Cast: Yabu Kouta, Inoo Kei, Chinen Yuki (oc inspired by Yuri haha) etc
Language: Indonesia
Genre: General, Friendship
Disclaimer: This fanfic pure made by me. The cast 100% real in this word but story just a fiction. Happy reading ^.^
Yabu sedang suntuk karena deadline pekerjaannya, namun tiba-tiba ia bertemu seorang bocah dengan sura cempreng Chinen. Siapa sangka bocah itu lalu mempertemukannya seorang berambut jamur Kinoko-chan. Ah gawat Yabu mulai berdebar padanya. 



Teriknya sinar matahari membuat kulit lelaki kurus itu merah terbakar. Topi yang ia pakai tak cukup melindunginya dari sengatan matahari. Sudah genap 2 jam ia terduduk disini. Disebuah bangku kayu yang menghadap sebuah trotoar tak jauh dari pintu masuk stasiun Omotesando. Bulir-bulir embun merembes keluar dari kaleng soda yang pria itu pegang. Ia sama sekali belum menengguknya. Lelaki itu tertunduk lesu tak perduli pada orang-orang yang sedari tadi berlalu lalang.
Pikirannya kalut besok adalah deadline untuk pengumpulan artikel. Sebagai seorang journalist kini Yabu berada di titik jenuhnya. Rasanya ia mulai muak dengan pekerjaan yang sudah dijalani bertahun-tahun ini. Sudah seharian ini ia berkeliling kota Tokyo mencari inspirasi. Sekaleng kopi dingin ditangannya itu ditengguknya habis. Yabu segera membuang kaleng yang sudah kosong itu berniat pulang.
Namun seorang anak kecil tak jauh dari sana membuatnya penasaran. Anak lelaki itu mengenakan jeans selutut dengan kaos abu-abu dan jaket kuningnya lengkap dengan sepatu coklat yang membalut kakinya. Tas ransel berwarna senada bergelayut dipunggungnya. Topi berwarna merah bertuliskan 'Arashi' melindunginya dari teriknya sinar matahari. Sedari tadi bocah itu hanya berdiri disana dengan wajah cemas dan sesekali menggoyang-goyangkan kakinya. Merasa penasaran Yabu menghampirnya.
"Hey bocah mana ibumu?" sapanya ramah. Tanpa menjawab anak itu menatapnya dengan wajah yang sama sambil mengoyang-goyangkan kakinya, kedua tangannya memegangi celananya. Dahi Yabu mengkerut tak mengerti. Bocah itu lalu memegang lengan yabu sambil berkata.
"to . .. toilet" mulut Yabu melebar antara takjub, bingung dan juga panic. Buru-buru Yabu membopong bocah itu menuju toilet terdekat.
Lelaki itu berdiri didepan wastafel membasuh tangannya, sambil menunggu bocah itu keluar dari toilet. Tak lama kemudian bocah itu muncul, ia langsung bergegas mencuci tanganya.
"Hey ibumu mana?" Tak ada jawaban bocah itu sibuk mengeringkan telapak tangannya.
"Siapa namamu?" Yabu tak menyerah, mencoba mengakrabkan diri. Tapi lagi-lagi tak ada jawaban. Merasa gemas Yabu merebut lengan bocah itu yang hendak kabur. Ternyata ia mengenakan sebuah gelang nama.
"Chinen. Ah namamu Chinen ya."
"Aku jadi ingat anime kesukaanku waktu kecil lagunya seperti ini. Chinen, Chinen Chinen kupanggil dia Chinen suaranya riang ~" Yabu mencoba mendendangkan lagu kesukaannya diwaktu kecil. Bocah itu terlihat kagum mendengar suara merdu Yabu.
"Waa, suara ojichan bagus ya" Sanjung bocah kecil itu dengan senyuman lebar.
"Ah tidak juga". Yabu mencoba merendahkan diri.
"Yang terpenting sekarang kamu biar Ojichan antar ke kantor polisi kasian Ib , , ," Belum selesai Yabu berbicara bocah itu bertiriak sambil berlari. "Yada!!". Refleks Yabu mengejar bocah kecil itu. Sebenarnya Yabu bisa menangkap bocah itu dengan mudah tapi karna bocah itu kecil, ia bisa dengan mudahnya. Namum bocah itu memanfatkan tubuhnya yang mungil menyelinap diantara orang-orang yang berlalu lalang. Chinen bocah kecil itu berlari dengan gesit lari dari kejaran Yabu. Namun saat mereka berlari agak jauh dari pintu stasiun disaat tak terlalu banyak orang yang menghalangi Yabu berlari. Lelaki itu dengan mudahnya menangkap bocah kecil itu. Bocah itu meronta memukul-mukul lengan kurus Yabu yang mengcengkram tubuh mungilnya.
"HAANASEE!!" Suara cempreng bocah ini membuat lelaki itu menutup kedua telingannya. Tak menyia-nyikan kesempatan Chinen kembali berlari kencang. Namun baru beberapa meter bocah itu berlari secara mendadak ia berhenti.
"Aa, KINOKO-chan" panggilnya pada gadis berambut jamur yang sedang berada di depan sebuah Jidohanbaiki. Bocah itu langsung berhambur memeluk gadis itu.
Karena kaget sekaleng kopi yang baru saja ia beli terjatuh menabrak tanah. Yabu bernafas lega akhirnya bocah itu bertemu dengan kenalannya, dan ia rasa Kinoko-chan itu kakaknya. Lelaki itu lalu mendekat hendak memberi salam. Pipinya bersemu merah melihat Kinoko lebih dekat. Kulitnya putih mulus, matanya lebar sedikit sayu, bibirnya agak tebal dan berwarna pink. Rambut jamurnya yang dicat kecoklatan sangat manis dipadukan dengan wajahnya. Namun kini raut wajah mengkerut, Kinoko terlihat tidak terlalu senang dengn kehadiran bocah itu. Dan kini wajah Chinen memerah, kedua bola matanya berkaca-kaca.
"Ano, apa Chinen-chan ini adik anda?"Tanya Yabu sopan. Gadis itu menggeleng cepat.
"Tidak aku tak punya adik laki-laki. Dan aku Inoo bukan Kinoko". Jelasnya.
"HUWEE!! KINOKO-CHAN JAHATTT!" Tangis bocah ini akhirnya pecah.
"Padahal aku datang jauh-jauh mau ketemu Kinoko-chan. HUWEEE!" Tangis Chinen Yuki seorang bocah yang mungkin berumur 4 atau 5 tahun ini membuat telinga siapapun sakit. Pejalan kaki yang menatap mereka merasa terganggu.
"Yaya, Chinen-chan sudah jangan menangis" Lengan Yabu mengelus kepal bocah itu mencoba menenangkan.
"tapi Kinoko-chan ,,,"
"HUWEE!!" Tangis bocah itu kembali pecah. Kedua orang dewasa itu mengernyit tak nyaman mendengar tangis bocah ini.
"Kinoko-chan hanya terkejut melihatmu, bagaimana kita makan kue disana. Sama Kinoko-chan juga". Lelaki jakung ini berusaha membujuk Chinen tak perduli Inoo sedang memelototinya merasa tak senang.
"Hontou?" Yabu mengangguk mantap, Inoo tersenyum paksa. Lengan Bocah itu lalu mengamit lengan Yabu dan Inoo menuntun mereka memasuki café.
Klangklang
"Irashaimashe" Sambut Kawashima hangat dari meja kasir. Mereka lalu langsung dipersilahkan duduk di meja yang berada tepat didepan panggung.
"Silahkan ini menunya" Ucap pelayan tampan itu tersenyum sambil menyerahkan menu.
"Ah Chinen-chan mau kue kan? Ano bisa min nta tolong antarkan anak ini memilih kue?"
"tentu saja dengan senang hati" Jawab Yuto dengan senyuman ramah.
"Chinen-chan boleh pilih apa saja nanti Ojichan yang bayar".
"Yeyy. Ayo Niichan". Bocah itu langsung menyambar lengan Yuto lalu menyeretnya menuju tumpukan kue yang berjejer rapi.
Selepas Chinen dan pramusaji pergi, Inoo langung mengumpat kesal. Hari liburnya direnggut paksa, dengan terlibat dengan masalah ini. Tapi Yabu dengan sabar memberi pengertian. Jika gadis jamur itu tetep kukuh dan tak mau sedikit bersandiwara sebagai Kinoko masalah ini akan semakin runyam. Tangisan Chinen terlalu menarik perhatian banyak orang banyak orang. Bisa jadi orang-orang berpikir mereka adalah penculik anak. Dan akhirnya Inoo menurut bersandiwara untuk sementara. Tak lama kemudian Chinen kembali dengan berbagai potong kue.
"Ojichan, Yuki mau sama parfait juga boleh? kata Nichan parfait disini enak" Yabu menggangguk mantap, asal anak ini tenang.
"Tadi harusnya aku sedang menikmati sekaleng kopi dengan tenang, jadi aku pesan Ice Coffe saja". Ucapan si rambut jamur membuat Yabu tersenyum masam.
'bukan gadis yang ramah' batinnya.
"Ah aku bingung, ada rekomendasi? aku ingin sesuatu yang menyegarkan".
"Bagaimana dengan Mojito Emerald kami? ini sangat cocok diminum saat musim panas". Tawar Yuto.
"Saya ulangi lagi pesanan anda, 1 Ice Coffe, 1 Flower Parfait, dan 1 Emerald Mojito".
"Kashikomari mashita, sousou omachi kudasai". Pamitnya pergi.
Yabu melirik Chinen yang sedang menempel di pangkuan Inoo. Lengan kecil bocah itu mencoba menyuapi gadis jamur itu dengan sepotong pudding caramel miliknya. Bocah itu benar-benar menyukainya. Inoo yang awalnya bermuka masam pun mulai menujukan senyumnya. Yabu ikut tersenyum melihatnya. Wajahnya lebih manis jika sedang tersenyum.
Memanfaatkan keadaan, lelaki itu mencoba menggeledah ransel Chinen yang dibiarkan tergelaetak dibangkunya. Hatinya lega menemukan sebuah ponsel. Ia pun beranjak sambil membawa ponsel itu, mencoba menghubungi keluarga bocah itu. Pasti keluarganya sedang bingung mencari Chinen.
Suara seorang lelaki menjawab dari seberang sana. Namanya Chinen Yuri, Kakak sepupu bocah yang ternyata bernama Chinen Yuki yang datang dari Shizuoka menjenguk bibi mereka yang sedang sakit. Mereka terpisah begitu keluar dari kereta. Dan kakaknya pikir ia masih tertinggal hingga stasiun berikutnya. Jadi ia menyusulnya kesana, dan membutuhkan waktu 45 menit untuk menjemputnya kemari.
Selesai menelfon ia kembali ke tempat duduknya. Namun begitu terkejutnya ia mereka sudah tak berada di tempat. Kini mereka sedang diatas panggung, Inoo terlihat begitu senang memaikan piano. Disampingnya Chinen ikut-ikutan memencet tuts-tuts piano itu tak beraturan.
"Aa, Ojichan sini. Suara Ojichan kan bagus, Ojijan yang nyanyi ya biar Kinoko-chan yang mainin pianonya". Serunya bersemangat. Bocah itu melompat dari dari kursinya, langsung menyambar lengan Yabu lalu menggeretnya naik keatas panggung. Tatapan para pelanggan yang penasaran membuat Yabu canggung.
"Chinen-chan kau tidak boleh se-enaknya. Nanti dimarahin loh".
"Tidak apa-apa kok, Kinoko-chan sudah minta ijin ke ten, tencho" Inoo menggangguk mengiyakan.
"Nah Chinen-chan sudah memintamu menyanyi dengan iringan dari piano Inoo-san. Jadi tolong lakukan yang terbaik ya". Yabu terlonjak kaget, entah sejak kapan lelaki pendek yang juga staff café juga berada dipanggung. Sambil tersenyum ia menyerahkan mic hitam itu. Sejenak Yabu berbalik menatap Inoo. Si rambut jamur itu mengangguk setuju.
***
Segelas Mojito Emerald langsung menyambut Yabu. Kerongkongannya yang kering langsung basah, sensasi segar dari soda membuat Yabu merasa lebih bugar. Daun-daun Mojito membuat sesasi segar mint menyebar di mulutnya.
"Umee ~" Minuman ini memang sangat pas dinikmati sekarang ini.
Sudah lama Yabu tak bernyanyi di depan banyak orang. Pentas kecilnya tadi bersama inoo sukses total. Para pengunjung bertepuk tangan memuji duet mereka. Yabu juga sudah mendapat inspirasi untuk tulisannya besok. Segera saja ia mengambil Notebook yang biasa menemaninya menulis artikel.
Chinen Yuki bocah nakal yang menggemaskan itu sudah dijemput sepupunya. Wajahnya begitu riang akan segera bertemu dengan Kinoko-chan anak bibinya. Meskipun tadi sempat kebingungan karna bocah itu meyakini Kinoko-chan ada bersamanya saat ini. Dengan sabar Yabu memberi pengertian dan bocah itu akhirnya mengerti.
Sambil menunggu Notebooknya siap digunakan, Yabu kembali menyeruput minumannya. Sambil melirik Inoo yang sedang sibuk menghabiskan minumannya gelas yang ketiga. Yabu menggeleng pelan.
"Meskipun kau gadis tapi minummu banyak ya". Komentarnya jujur. Yang dikomentari melotot kesal, Yabu menelan ludahnya pelan. Sepertinya ia mengucapkan hal yang harusny tak ia katakan.
"kau bilang apa tadi? Gadis?!" Tanya Inoo sewot. Yabu mengangguk sambil tersenyum hambar.
"aku ini lelaki tau!" Butuh sekian detik untuk Yabu mencerna kata-kata itu.
"EEHHH?!" Spontan ia berteriak kaget, tak perduli kini orang-orang memandanginya.
"Wajahku memang cantik tapi aku LELAKI" Tegasnya. Yabu menunduk sedikit kecewa.
"Jangan bilang kau mulai tertarik padaku? Tapi maaf aku normal" Kata-kata Inoo menusuk tepat di hati Yabu. Tapi ia berusaha terlihat biasa. Ia tak mau pamornya turun karna terpesona pada lelaki cantik berambut jamur yang menyebalkan seperti Inoo.
"Tidak, aku juga normal kali" Belanya. Diseruputnya minumannya habis, berusaha mengurangi rasa gugupnya. Namun tiba-tiba wajahnya mengkerut masam. Ia tidak sengaja menelan potongan buah lemon yang benar-benar asam. Inoo tertawa melihatnya. Yabu mengumpat kesal lagi-lagi ia melakukan hal memalukan lagi. Tapi paling tidak hari ini ia sudah mendapatkan kembali semangatnya untuk menulis. Dan juga ide untuk tulisannya.
~ Emerald Mojito End ~



Hanase!: Lepaskan!
Yabai: Gawat
Irashaimasse: Selamat dating
Sousou omachi kudasai: tolong tunggu sebentar
Jidouhan baiki: mesin penjual otomatis 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar