ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Please Stop Bully Him (2/11)




Sang Bunga Musim Semi


Haruna Pov


Ku hempaskan tubuhku di kasur empuk-ku yg bermotif daun clover kesukanku. Aku benar-benar lelah. Hari ini aku sibuk mengatar Yamada si anak baru yg tak banyak bicara. Aku heran kenapa Yamada tak melawan Yuto sama sekali, dia pria bukan??. Ah aku benar-benar tak mengerti apa yg di pikirannya. Ya meskipun Yuto suka membuli, namun jika ia bosan ia akan berhenti. Ini sudah hari ke-3 Yamada di SMA Hikari sekaligus di gencet Yuto. Sampai sekarang Yuto masih belum bosan meminkannya. Padahal yg Aku tahu, Yuto hanya membully orang di hari itu saja. Besoknya akan berganti target lainnya.


Mataku menyapu setiap sudut kamarku. Kini mataku tertuju pada pigura besar yg menempel ditembok. Ada fotoku bersama Yuto & Haruka tertempel disana. Kalian pasti bingung knapa namaku dan Haruka mirip? Ya Haruka dan aku adalah saudara kembar dia lahir 10 menit setelah aku. Namanya berasal dari gabungan kanji musim semi (Haru) dan kanji bunga (ka). Kehadirannya bagaikan bunga-bunga yg tumbuh di musim semi. Selalu dirindukan dan menyejukan. Dan dia pacar Yuto. Ketika mereka berkencan, Haruka selalu mengajakku dan membawa satu orang pria lagi supaya aku nggak iri melihat mereka berdua. Ia memang adik yg begitu pengertian, tapi dari puluhan pria yg dia kenalkan padaku tak ada yg menarik hatiku.

  
Aku tak begitu mementingkan cinta, aku lebih senang belajar di rumah dan membantu Tamai Sensei ataupun membantu Otousan di rumah sakit miliknya. Tapi Otousan selalu melarangku kesana, berbeda dengan adik kembarku ia lebih senang bermain degan teman-nya, kami memang berbeda hanya wajah kami yg sama persis. Tapi  sudah pergi, dia meninggal 2 bulan yg lalu. Ia di tusuk orang jahat ketika pulang les. Saat itu aku sedang sakit, aku tak bisa menemaninya, biasanya kami pulang bersama. Perlahan air mataku mulai menetes, dia adik yg benar-benar baik, semua orang menyukainya, tapi ia sudah pergi.


Aku ingat betul di hari pemakamannya. Air mataku tumpah dengan derasnya. Disebelahku Yuto duduk tanpa ekpresi. Hari itu ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan air matanya pun tak tumpah. Aku yakin ia terlalu shock, kekasihnya pergi      meninggalkannya. Dan hari itu juga aku terakhir melihatnya sebagai Yuto yang ceria dan hangat.


“ne, Haruka  apa yang harus kulakukan? Aku mau Yuto kayak dulu lagi” Gumamku sendiri.


Haruna pov end


Yuto pov


Aku menyiram buku-buku jariku yang berdarah denga air yg keluar dari wastafel. Nyeri, tapi aku tak perduli. Hatiku lebih nyeri dari ini. sudah 2 bulan aku ditinggal mati kekasihku, Haruka. Dia gadis yg baik dan penyabar. Ia bahkan hampir tak pernah marah. Tingkahnya yg lemah lembut dan juga ramah membuat siapapun menyukainya.


Tapi persetan mejadi orang baik. Sebaik apapun kita, penjahat tak akan pilah-pilih korbannya kan. Sama hal yang terjadi pada Haruka. Ia pulang les larut dan sendirian. Biasanya Haruna bersamanya tapi hari itu ia sedang sakit. Aku pun sedang menjenguk nenekku di Kyoto. Penjahat itu menusukan pisau ke jantungnya. Begitu ditanya alasannya.


'Aku hanya ingin memain-main dengannya tapi ia menolak jadi lebih baik ia mati.'


Oh tuhan, bahkan ia tak merasa bersalah. Ia masih bisa tertawa bahagia, tahu orang yg ditusuknya benar-benar mati. Jadi tuhan tolong ijinkan aku menindas orang-orang lemah seperti Yamada. Aku lelah menjadi orang baik. Gadis sebaik Haruka saja berakhir tragis seperti itu. Aku harus menjadi kuat. Megajarkan pada mereka yang lemh-lemah itu. Bahwa tak ada gunanya menjadi orang yang lemah.


“Haruka . . .” meskipun hanya menyebut namannya hatiku terasa sakit. Tapi entah kenapa air mataku tak pernah menetes lagi.


Tsuzuku  ~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar