ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

[Fanfic] I Like You



Konbawa . . . 
hisashiburi ne, malam ini saya bawa fanfic pesenan temen saya Fatima-chan desu :DD 
walopun telat semoga nggak begitu mengecewakan bagi yg mau baca silahkan monggo 





Title: I Like You

Author: ghee na chan

Cast: Manami Oku & Eiji Wentz

Genre: romance

Ranting: T

Disclaimer: This fanfic is real made by me. The cast 100% was real but the story just fiction.

Sumary: Namanya ‘Eiji’ dia bawel seperti kakek-kakek. Aku benar-benar heran pada orang tuaku. Kenapa menitipkanku pada orang macam dia. Selalu memperlakukanku seperti anak kecil. Uhh dia benar-benar menyebalkan.
                                                            



“nee, Machan yg nurut sama Eiji ya, kalo ada yg nggak bisa bisa tanya dia, dia tauk banyak hal” Mama lagi-lagi memuji laki-laki ini. Lihat wajahnya uhhh memuakan sekali memasang tampang sombong sok keren seperti itu.

“Eiji-kun titip anak kesayanganku yg satu ini ya, pastikan dia rajin belajar.” Papa ikut-ikutan bicara beruntung ia tak memuji laki-laki ini lagi.

“siap, serahkan semuanya padaku” ucap Eiji sombong.

“baiklah Manami, Mama sama Papa pergi dulu ya. Jaga diri baik-baik” Mama memeluku erat. Ya kali ini aku harus berpisah dengan mereka agak lama. Mama akan pergi ke Itali tempat kelahirannya. Nenek sedang sakit, Papa juga harus menyelesaikan beberapa urusannya disana. Sepertinya mereka akan tinggal cukup lama.

“sering-sering pulang ya”

“Manami aja dong yg main kesana, sekalian liburan gitu” Papa mengelus-elus rambutku lembut.

“kami pergi dulu ya”


***


Jam menujunjukan jam 7 malam Aku sedang asyik memainkan ponsel dikamar. Malam ini malam pertamanya tanpa Mama Papa. Huhh mungkin hari-hariku akan membosankan. Selama 18 tahun hidupku ini pertama kalinya hidup jauh dari mereka. Bisa saja aku menyusul mereka dan kuliah disana. Namun aku tak pernah berpikir seperti itu.

Aku di lahirkan disini. Tokyo ibukota negri ini. Rasanya aku sudah terlanjur jatuh cinta pada Negara ini. Aku bersyukur Mama bertemu Papa lalu menikah dan Aku lahir disini. Jepang Negara yg begitu indah. Aku sangat menyukai Hanami ketika musim semi datang. Aku juga sangat suka melihat Hanabi. Teman-temanku yg juga sangat baik. Rasanya berat jika aku harus meninggalkan mereka.

Tok tok tok
“Manami makan dulu setelah itu kita belajar” uhh sejenak Aku lupa karena mulai sekarang Aku harus tinggal bersamanya.  

Biar kuperkenalkan. Namanya Eiji. Dia begitu menyebalkan. Dia 10 tahun lebih tua dariku. Eiji juga terlahir setengah Jepang seperti diriku. Ayahnya berkebangsaan Amerika. Wajahnya benar-benar kebaratan. Kedua manic matanya coklat terang dengan rambut pirang alami. Untuk sementara ia tinggal disini menemaniku. Atas permintaan orangtuaku tentunya. Sebenarnya aku tak keberatan tinggal sendirian di Jepang. Toh aku sudah besar. Kebetulan Eiji pindah bekerja di kantor Papa di Tokyo sebelumnya ia bekerja di cabang Kobe. Yah dia adalah orang kepercayaan Papa. Aku heran kenapa Papa begitu mempercayainya. Dia hanyalah orang asing bagiku. Kami bertemu sekitar 3-4 tahun lalu ketika ia mulai bekerja di kantor Papa. Ia sering sekali mengunjungi rumah bahkan beberapa kali dia menginap dirumah. Dia juga sering ikut liburan keluarga kami. namun kami tak begitu akrab, kesan pertamaku padanya sampai sekarang ia begitu menyebalkan.

Dengan malas aku turun ke lantai 1. Menuju dapur tentunnya, sepertinya ia sudah memasakan sesuatu. Aku lalu duduk di meja makan. Ia sedang sibuk menyiapkan minum. Aku menyeret sepiring nasi goreng yg sudah di siapkan agar Aku lebih leluasa untuk menyantapnya.

“uwaa, oishii” responku begitu mulai mengunyah masakannya.

“aku nggak percaya kau yg memasaknya” ucapku jujur. Mungkin ia membelinya di suatu tempat kemudian memanaskannya lagi.

“memang siapa lagi kalo bukan aku” ucapnya sambil meletakan segelas susu hangat. Aku sedikit kesal. Ia memperlakukanku seperti anak kecil.

“habisin ya habis ini kita belajar, kau ngicer Sophia University kan? Kamu mesti banyak belajar ujiannya seminggu lagi kan”ceramahnya sebelum duduk disampingku menikmati makan malamnya.

“Ie, dame. Aku udah janjian mo nginep dirumah Erena. Ada tugas buat besok.” Kataku bohong. Tak mungkin aku bicara malam ini akan berkaroke ria dan dilanjutkan begadang menonton film dirumah keluarga Ono.

“hontou desuka ??” Eiji terlihat ragu. Aku harus bisa meyakinkannya.

“hontou desu” jawabku sambil memasang wajah innocent.

“baiklah” yayy dia percaya padaku. Ah aku tak sabar menemui Erena. Segera aku menghabiskan makan malamku lalu bersiap.


***


Aku dan Erena berjalan menuju tempat Karaoke. Jalanan begitu ramai, tentu saja jam-jam seperti ini banyak orang yg baru pulang bekerja. Ataupun dari bimbingan belajar. Uh tes masuk perguruan tinggi ya. Aku benar-benar dibuat pusing olehnya. Semua orang mendadak mengebu dalam belajar. Bahkan Eiji ngotot memaksaku belajar. Kupikir Aku juga butuh hiburan sebelum perang melawan soal-soal yg menyulitkan. Toh dalam percobaan tes kemarin nilaiku sudah bagus. Aku tak perlu belajar terlalu keras.

“Machan, ayo masuk” tak terasa kami sudah sampai. Aku dan Erena segera memasuki tempat itu.

“arghh” aku mengerang kesakitan. Seseorang memegang tanganku erat.

“Eiji??!!” wajahku memerah. Gawat aku ketahuan, Erena terliha bingung.

“ayo pulang!!” ia menarikku paksa. Erena terlihat makin bingung melihatku dibawa kabur. Ahh aku membencinya. Dia selalu seperti ini memperlakukanku seperti anak kecil dan over protektif. Aku sebisa mungkin meronta. Kugoyang-goyangkan lenganku agar ia mau melepasnya. Tapi itu malah membuat tanganku nyeri.

“hanase!! Eiji-kun!! Hanase!!” ia masih menyeretku.

“aku hanya ingin bersenang-senang untuk sementara waktu apa salahnya?!!”

“Ayahmu sudah menitipkanmu padaku, aku harus menjagamu. Jika kau pergi ke tempat  itu paling pulang malam kn. Itu bahaya tau, besok pagi kn bisa” ceramahnya. Uh di benar-benar menyebalkan. Aku heran kenapa Papa menitipkanku padannya. Rasanya aku ingin segera menyusul mereka jika tiap hari aku harus seperti ini. Hiks, air mataku akhirnya jatuh juga. Lenganku benar-benar nyeri ditambah dengan sikap Eiji yg seperti ini. Ahh aku tak bisa membayangkan hari-hariku nani jadi seperti apa. Ini baru malam pertama bersamanya.

“ahh, Manami gomenasai” ia akhirnya melepaskanku.  Ia terlihat sangat menyesal. Tapi aku tak perduli dia benar-benar menyebalkan. Dia lalu membawaku menuju bangku tak jauh dari sini. Aku pun menurut. Ia lalu pamit sebentar untuk membeli minuman. Ahh ini waktu yg tepat sebaiknya aku kabur.


***

Aku mengerjap-ngerjap mataku mengantuk. Kulihat jam ditanganku menunjukan pukul 11 malam. Ehh??!! 11?? Yabai, tadi aku janji ke rumah Erena jam setengah 9 mau menginap. Gawat aku tertidur disini di manga café. Tempatku bersembunyi untuk sementara waktu dari Pria menyebalkan itu. Aku harus segera ke rumah Erena, aku benar-benar tak berniat pulang kerumah.

Brrbrrr udara semakin dingin saja aku merapatkan jaketku. Sambil berjalan menuju rumah Erena yg tak begitu jauh lagi.

“hey cantik, ikut kami yuk” tiba-tiba perasaanku kurang enak. 2 pria ini mendekatiku, biar kutebak mereka sepertinya seumauran denganku. Mereka masih mengenakan seragam sekolahnya berantakan. Ah tunggu seragam itu?? Itu kan seragam sekolah khusus pria sekitar sini yg terkenal berisi anak-anak nakal. Aku berusaha mengabaikannya namun mereka mulai mengepungku. Salah satu dari mereka mulai memeluk pinggangku nakal. Samar-samar aku bisa mencium aroma minuman keras dari mereka.

“hanase kudasai” aku berusaha melepaskan diri dari mereka. Aku takut benar-benar takut. Seumur hidupku ini kali pertama aku merasakan ini. Mendadak wajah Eiji muncul dalam pikiranku. Harusnya aku menuruti perkataannya aku terlalu sombong dan mengabaikannya. Uhh rasanya ingin menangis. Mereka semakin menjadi-jadi.

“MANAMI!!!” tak mungkin, aku mengenal suara ini. Eiji?? Ya benar itu dia. Tolong selamatkan aku.

“hey! Lepaskan dia!” bugh Eiji mulai menghajar mereka. Ada perasaan senang melihat dia menyelamatkanku. Melihatnya bertarung seperti itu membuat diriku sedikit mulai mengaguminya. Ia yg kulihat sekarang berbeda dari biasannya.

“nee, daijoubu???” aku melonjak kaget. Mana 2 pria tadi, ah aku pasti terlalu asyik dengan lamunanku tadi. Eiji terlihat cemas melihat aku seperti ini. Aku hanya merespon pertanyaannya tadi dengan mengangguk-anggukan kepalaku. Ia mulai membelai rambutku lembut. Kemudian mulai memelukku hangat. Aku kaget Eiji malam ini benar-benar berbeda dari biasanya.

“gomenasai. Aku terlalu mengekangmu. Dari tadi aku mencarimu, aku pikir kamu ada dirumah Erena jadi aku kesini. Untunglah aku belum terlambat. Gomen ne” ucapnya jujur. Aku bisa merasakan bajunya basah karena keringat. Ia lalu melepaskan pelukannya.

“karena Eiji-kun udah nyelametin aku, mmm baiklah aku maafin. Ayok pulang” Eiji tersenyum lebar.

“ahh chotto. Ada yg mau ku katakan sejak lama”

“nani??” aku sedikit penasaran.

“Manami, Daisuki” bisiknya tepat di telingaku. Lagi-lagi ia tersenyum manis padaku. Ia langsung menggandengku pulang. Ahh aku yakin wajahku merah sekarang. Mendadak jantungku berdebar cepat. Ahh mungkinkah??! Ahhh!! Mungkinkah aku mulai menyukainya??. Aku belum tahu jawabanya. Pernyataan cintanya yg begitu mendadak membuatku kaget. Aku akan menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ hanya tuhan yg tahu. Biarlah waktu yg akan menjawab. Namun kurasa aku mulai nyaman berada di dekatnya. Ternyata Eiji punya sisi yg menarik juga. Dan semoga setelah kejadian ini Eiji tak mengekangku lagi. Hubungan di antara kami juga semoga makin membaik.


~owari~

terimakasih yg sudah bersedia membaca fanfic saya :DD
jika banyak typo mohon dimaklumi ^/\^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Fatima mengatakan...

HWAAAAAAA, ini udah zaman dulu banget ya ><. tapi aing masih suka bacanya. Makasih banyak nee-chan. U//w//U

Posting Komentar