epilog
Author
POV
Langit
masih gelap, namun Yuto sudah terbangun. Ia beranjak dari ranjangnya lalu
bergegas memakai jaketnya. Kedua kakinya lalu melangkah keluar dari kamarnya.
Menyusuri lorong rumah sakit yang masih sepi. Hari ini hari terakhirnya dirumah
sakit. Pukul 9 pagi nanti ibunya akan datang menjemput. Luka pergelangan
tangannya sudah dijahit dan dokter juga sudah memastikan tak ada yang aneh pada
kepala Yuto. Rasa sakit yang kadang muncul terjadi hanya karena stress yang
dialami. Karna ini hari terakhirnya Yuto ingin berkeliling sebentar. Tempat ini
adalah tempat dimana ia tumbuh. Yuto kecil memiliki tubuh yang cukup lemah.
Bila musim dingin datang dengan mudah ia terkena flu yang berkepanjangan.
Membuatnya harus tinggal sementara bangunan putih ini.
Dinginnya
angin langsung menyambutnya, begitu ia keluar dari rumah sakit. Di depannya
sudah terbentang luas taman hijau. Ditengah-tengah taman terdapat kolam air
mancur. Banyak sekali bangku di taman ini biasanya para pasien yang merasa bosan
akan datang kesini. Tempat yang indah tapi,
tempat ini bukan tujuan Yuto. Langkah kakinya terus membawanya menuju
kumpulan semak tak jauh dari taman. Semak lebat dan dipenuhi pepohonan rimbun. Yuto
terus berjalan membelah semak. Tak lama kem
udian semak yang mengganggu perjalanannya menghilang. Tergantikan oleh
deretan pohon chedar yang berjejer rapi. Senyumnya merekah lebar, ia sampai di
tempat tujuannya. Langkahnya lalu
berhenti tepat diatas batuan berbentuk kubus besar yang ada disana. Ia berdiri
menghadap langit timur, menanti semburat kemerahan muncul dari balik kota.
“Haruka!!”
Suaranya menggema membelah udara. Pria itu lalu tertunduk lemas. Dadanya nyeri
menyebut namanya. Hari ini ia memutuskan untuk melanjutkan hidupnya tanpa
bayang-bayang Haruka lagi. ia sudah berjanji ketika matahari terbit, pada saat
itu juga ia akan melepaskan Haruka dari benaknya. Ia tak ingin berlarut- larut
seperti ini. Meskipun membutuhkan waktu lama untuk melepaskan semua kenangan
manisnya dengan Haruka.
“Yuto-kun”
tiba-tiba seseorang memanggilnya, itu Haruna.
“kamu
kangen tempat ini juga ya” gadis itu lalu bergabung duduk dibatuan kotak itu.
“dulu
kita sering main kesini ya. Batu ini, kita sering berantem ngerebutin batu
ini.”
“dan
biasanya Haruka jadi penengahnya.” Sambung Yuto. Keduanya tersenyum lebar
mengigat masa kecil mereka.
“Haruka,
dia benar-benar gadis yang baik. Aku sangat menyukainya, semuanya tentangku
sudah kuceritakan padanya. Kecuali satu hal.” Haruna menatap Yuto penasaran.
“luka
ini, Haruka nggak tauk ini karna jatuh dari pohon. Mana mungkin aku cerita hal
yang nggak keren kayak gini ke Haruka.” Ucapnya sambil tertawa.
“dan aku
bersyukur nggak nyeritain hal itu ke Haruka, kalo aku certain bisa-bisa aku
masih nganggep kamu Haruka sampai sekarang” Yuto menatap Haruna lembut. Gadis
itu mengangguk mengerti. Kini senyumnya mengembang lebar. Ternyata sebuah
kenangan kecil bisa merubah kawannya. Sebuah kenangan atau memori masa lalu
dapat merubah hidup manusia. Ya dengan masa lalu kita bisa belajar untuk
menjadi lebih baik dimasa depan. Dengan semua kejadian yang sudah ia alami,
Haruna yakin Yuto yang sekarang jadi lebih dewasa.
“aa . .
lihat” tunjuk Yuto pada semburat cahaya kemerahan di langit timur. Senyum
Haruna Makin mengembang lebar. Lelaki itu lalu bangkit sambil menatap matahari
penuh harap.
“yoshh,
hari baru!! Yuto yang baru!” Gadis itu terkikih mendengar penyataan aneh
kawannya. Ia bersyukur semuanya sudah kembali seperti semula.
***
Kelopak
bunga sakura mekar di pohonnya. Tak jarang mereka berjatuhan tertiup angin. Jalanan
menuju Hikari Gakuen dipenuhi para murid yang berbondong ke sekolah. Hari ini
hari pertama di semester baru. Haruna berjalan santai menuju sekolah.
Disampingnya Shiori bergelayut manja pada gadis yang sudah ia anggap kakaknya
sendiri. Ini adalah hari pertamanya bersekolah di Hikari Gakuen. Setelah
bersusah payah belajar untuk ujian masuk. Shiori diterima dengan jalur
beasiswa.
“awas!!”
suara berisik itu membuat para murid melihat kesumber suara. Yuto rupanya,
dipunggunnya Ryosuke bergelayut sambil memegang tongkatnya. Kakinya masih patah
memang jadi ia masih bisa belum berjalan tanpa tongkat. Masa pemulihannya
memasng cukup lama, sampai-sampai ia harus rela tinggal di kelas 2 karna
kondisinya. Dan karna hal ini pulalah Yuto makin merasa bersalah. Ia bertekad
membantu Ryosuke. Tapi apa yang ia lakukan menggendong Ryosuke sambil berlari,
bukankah itu berbahaya.
“Yuto-kun!
Abunai yo” Ucap Haruna Khawatir. Yuto pun menurut, ia pun menurunkan Ryosuke.
Kini Ryosuke berjalan dengan tongkatnya.
“dia
bilang ingin cepat-cepat bertemu denganmu, jadi kugendong deh” Ucap Yuto jujur,
Ryosuke menyenggol punggul Yuto pelan. Sedangkan Haruna terdiam malu.
Berjalan
dengan tongkat memang membutuhkan waktu yang lama. Namun Yuto, Haruna, dan
Shiori dengan sabar berjalan disampingnya. Toh, bel masuk sekolah masih cukup
lama. Rasanya tak rugi pula menikmati pagi musim yang dipenuhi kelopak sakura. Yuto
melirik gadis disamping Haruna, ia merasa penasaran. Rambutnya yang pendek
terlihat manis untuknya, serangamnya rapi khas anak baru. Dan wajahnya tak asing
mengingatkannya pada seseorang. Mantan Dokter kesehatan sekolahnya,
Tamai-sensei.
“aa , ,
, ini toh anaknya Tamai-sensei yang sering kamu ceritain?” Haruna mengangguk
mengiyakan. Merasa penasaran Yuto berpindah berjalan disisi Shiori. Matanya
menatap gadis itu lekat. Gadis itu makin menggelayut kuat.
“aa,
Kawaii” ucap Yuto jujur sambil mengacak-acak rambut cepak gadis itu.
“psstt,
tak baik mengganggu pasangan yang sedang kasmaran” bisik Yuto tepat ditelinga
gadis itu. Lalu dengan cepat ia menyambar tangan Shiori lalu membawanya menjauh.
Haruna
dan Ryouske kaget melihatnya, kemudian mereka tertawa kecil. Mereka paham Yuto
ingin memberikan waktu berdua untuk mereka, sebelum berpisah ke kelas masing
masing. Diam-diam jemari kiri Ryosuke menelusup ke jemari kanan Haruna. Pipi
keduanya diam-diam memerah senada dengan kelopak bunga sakura. Tak ada
perbincangan diantara mereka. Sekarang ini berbagi kehangatan genggaman tangan
sudah cukup untuk mereka. Setelah semua yang mereka lalui, rasanya sekarang ini
ada adalah kado terindah dari kesabaran mereka.
owari
Terimakasih untuk semua yang mau membaca cerita ini sampai akhir, masih ada 4 bagian spesial dari fanfic ini. Jadi ditunggu ya
0 komentar:
Posting Komentar