ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Please, bully him! (SP 1)



Natsu no Banashi


Yamada POV
Matahari bersinar terik, burung-burung saling berkejaran menikmati hangatnya matahari. Sepoi angin pun membuat dedaunan pohon kelapa bergoyang. Deburan ombak menyapa pantai pasir putih itu. Suaranya yang khas membuatku nyaman. Aku sangat menyukai suara ombak. Sejenak kupejamkan mataku, menikmati suaranya.
“Ryosuke” suara Haruna membunyarkan duniaku. Kubuka mataku perlahan, dia sudah berdiri dihadapanku sambil menyodorkan es krim. Aku menelan ludah menatapnya. Haruna tampak berbeda dari biasanya. Dengan bikini berwarna hitam, membuatnya terlihat dewasa. Rambutnya yang sudah panjang dikuncir kuda, membiarkan lehernya yang jenjang terekspos. Dan lagi senyumnya yang manis itu. Ku rasa aku sedang berada disurga sekarang ditemani bidadari tercantik. Tiba-tiba sensasi dingin dipipiku membuat lamunanku buyar.
“Haruna!!” teriaku kesal. Segera kuhapus noda es krim dari wajahku. Haruna tertawa senang melihat wajah kesalku.
“nih” ia kembali menyodorkan es krim berwarna pink itu. Tapi bukannya menerimanya, aku malah menyodorkannya kembali padanya. Haruna terlihat senang, jatah eskrimku untuknya. Ia segera memakannya dengan lahap. Baru masuk suapan pertama, aku langsung mengecup bibirnya mesra. Wajahnya terlihat kaget. Kutatap matanya dalam, sambil berkata.
“manis, rasa stroberi” Pipinya bersemu merah. Aku tersenyum puas. Ketika hendak mengecupnya kembali, suara jepretan kamera menggangguku.
“Shiori!!! Yuto!!!” Teriakku kesal. Aku lalu bangkit mengejar mereka. Sial, telah mengganggu kemesraanku. Aku berlari sekuat tenaga mengejar keduanya meninggalkan Haruna yang masih kaget. Kakiku sudah sepenuhnya sembuh jadi aku bisa berlari sepuasnya. Meskipun kesal, namun aku juga merasa senang. Memiliki sahabat seperti mereka membuatku senang. Lagi-lagi aku teringat pada Keito, aku harus berterimakasih padanya. Jika aku tak melakukan hal buruk padanya mungkin aku tak pernah memiliki kawan seperti mereka.
Mataku menyipit melihat seorang pria yang sedang berdiri menatap laut. Aku menurunkan laju lariku. Membiarkan Yuto dan Shiori kabur kedalam vila. Siapa pria itu? merasa tak asing dengan wajahnya. Kutatap pria itu baik-baik, ah bagus ia kini melihat ke arahku.
“tak mungkin” gumamku pelan. Nafasku mendadak tercekat, tak percaya siapa yang kulihat. Keito, ia menatapku tanpa ekspresi. Ku kucek mataku, berharap ada yang salah. Dan dalam sekejap sosoknya menghilang.
***
Hari sudah gelap, kini langit dipenuhi kerlap kerlip bintang. Sepoi angin laut mengelus tubuhku. Kakiku membawaku ke tepi pantai dimana aku melihat bayangan Keito tadi. Tak ada siapa-siapa.  Hanya deburan ombak yang berlomba menyentuh pasir. Bulan yang bersinar dengan bentuk bulat sempurna. Ahh, aku jadi ingat kejadian setahun lalu. Ya, ditempat ini pula. Tahun lalu aku juga berlibur di vila ini dan menghabiskan malam ditepi pantai bersama  teman-temanku. Keito juga bersamaku malam itu, dan aku berbuat hal buruk padanya. Aku melemparkan kalung hadiah Ibunya ke laut. Malam itu Keito mencari kalung itu semalaman, bahkan Ia tak tidur hingga pagi. Saat itu kulihat matanya bengkak, kuyakin ia menangis semalaman disini. Kehilangan hadiah terakhir dari Ibunya. Aku benar-benar jahat. Ya hari itu aku pun sadar tapi aku tak perduli, aku hanya ingin bersenang-senang.
Angin masih mengelus tubuhku lembut. Taburan bintang dan bulan yang bersinar terang, membuatku nyaman berada disini. Aku lalu duduk beralaskan pasir, lalu berbaring menatap indahnya langit. Pikiranku kembali jauh menembus waktu. Potongan-potongan memori masa laluku muncul secara bergantian menemani malamku. Tentang masa kecilku yang indah dan dalam sekejap semuanya hancur. Membuatku tumbuh menjadi Ryosuke yang arogan dan se-enaknya sendiri. Entah sudah beberapa banyak orang yang aku lukai. Terutama Keito, kurasa ia paling menderita karna tingkahku. Laki-laki itu hanya tinggal bersama Ayahnya. Keadaan ekonomi mereka pun buruk semenjak Ibunya sakit dan akhirnya meninggal. Namun meskipun begitu ia adalah lelaki yang baik dan ramah. Dan aku? aku menghancurkannya.
“maafkan aku” gumamku pelan. Berharap angin membawa permintaan maafku pada Keito disurga.
***
Author POV
Haruna memasukan suapan omurice terakhir ke mulutnya. Hatinya risau Ryosuke tak kunjung kembali sejak tadi padahal ia berjanji akan kembali sebelum makan malam. Namun hingga makan malam mereka selesai ia tak kunjung kembali.
“Nee-chan, sini piringnya biar kucuci”
“Onee-chan” Panggil Shiori sekali lagi, namun hasilnya sama gadis itu tak bereaksi. Shiori menatap Yuto penuh Tanya. Pria itu lalu mendekat, Haruna masih memegang sendoknya sambil menatap piringnya yang sudah kosong.
“HARUNA!!” Teriak Yuto tepat di telinga gadis itu. Haruna terlonjak kaget, makanan yang masih ada dimulutnya membuatnya tersedak.
“uhukk, uhukk” Shiori buru-buru menepuk-nepuk pundak Haruna. Yuto tersenyum kecut merasa bersalah.
“ehehe, gomen” Haruna menatapnya sinis sambil meminum air putih.
“lagian ngelamun mulu dari tadi” Seru Yuto sambil membantu Shiori membereskan meja makan.
“Aku keluar dulu ya” Pamitnya setelah selesai membantu Shiori.
“eh mau kemana?” Tanya Haruna.
“Kau mengkhawatirkan Ryosuke kan? aku akan menjemputnya”
“aku ikut” Pinta gadis itu.
“ehh, aku nggak mau sendirian disini aku juga ikut” rengek Shiori.
“Baiklah pakai jaket kalian, Anginnya kencang” Kedua gadis itu menurut, tak lama kemudian mereka sudah kembali.
Angin kencang langsung menyambut mereka setelah mereka keluar dari pintu. Haruna mengunci pintu rapat. Lalu kaki mereka mulai berjalan menelusuri pasir berwarna putih itu. Mereka berjalan kearah selatan, menuju ketempat mereka berjemur tadi siang. Langit yang cerah dengan bulan yang bulat itu membuat Yuto teringat pada sesuatu.
“hey apa kalian tahu, sebuah kisah seram dari pulau ini” Gadis berambut pendek itu menatap Yuto penasaran, namun disisi lain ia mulai merinding. Ia benci cerita seram. Sedangkan Haruna sepertinya tak perduli, sedari tadi ia terus melihat sekeliling mencari Ryosuke.
“Di bulan purnama di musim panas, para arwah akan kembali ke pulau ini. Mereka akan berpesta dikuil diatas bukit sana, sedangkan para arwah yang belum tenang . . . “ Yuto menggantungkan ucapannya, ia puas gadis disampingnya mulai ketakutan.
“Ia akan membawamu ke alam mereka” Shiori menelan ludahnya pelan, rasanya ingin segera kembali ke vila.
“mereka menyukai gadis berambut pendek loh kau harus hati-hati.” bisik Yuto pelan. Gadis itu memukul pundak Yuto pelan.
“Nee-chan ayo pulang, biar Yuto yang nyari aja. Biar Yuto yang dibawa setan.” rengek Shiori sambil menarik tangan Haruna. Namun ia terlalu serius menatap laut, ada sesuatu yang mengganggunya. Gadis itu melihat sesuatu mengombang ambing dilaut.
“Hey, itu orang kan?” Tanya Haruna memastikan. Shiori dan Yuto menyipitkan matanya memastikan apa yang dilihat Haruna.
“RYOSUKE! ITU RYOSUKE” Haruna mulai histeris. Dan benar itu adalah Ryosuke, itu adalah kemeja kotak—kotak yang tadi ia kenakan. Tanpa waktu lama Yuto langsung melompat kelaut berusaha menolong sahabatnya. Shiori memeluk Haruna, berusaha menenangkan Haruna yang mulai menangis. Tenyata perasaan tak nyaman yang sedari tadi ia rasakan, karena terjadi hal buruk pada Ryosuke. Yuto berhasil menyelamatkanya ia sedang berenang ke tepi pantai, Haruna dan Shiori berlari mendekat. Sambil terngengah-engah Yuto membopong Ryosuke yang sudah tak sadarkan diri.
“hosh . . . hosh . . . Gawat ia tak bernafas”  
TBC

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar