Cerita dibawah ini terinspirasi oleh kehidupan 42 hari di kkn. Ku tulis supaya suatu hari nanti aku akan membacanya dengan senyum yang merekah lebar, mengingat masa-masa itu. Menulis kisah ini salah satu cara untuk mengabadikannya.
Keluarga Hura-hura sumkid
Alkisah hidup keluarga besar nan bahagia di sebuah desa nun
jauh disana. Untuk mencapai sana kau harus melewati panasnya aspal jalan
pantura. Kemudian kau harus melewati jalanan berbatu dengan sawah yang luas di
kanan dan kiri jalan. Desa Sumub Kidul lebih dikenal Sumkid warganya tak lebih
dari 3ribu jiwa. Dengan pemasukan dana terbesar dari industry konveksinya yang
sudah meraja lela. Baju, celana dan lainya produksi Sumkid sudah tersebar ke
seluruh Indonesia di darat maupun bawah laut. Rumah keluarga Hura terletak
persis disebelah rumah bu lurah. Ingat bu lurah bukan pak lurah. Halaman rumah
keluarga Sumkid cukupluas. Biasa digunakan bocah-bocah sekitar rumah untuk
bermain sepeda, petak umpet, layang-layang hingga berenang bila hujan tiba.
“Opah beliin es krim ya” Tunjuk bocah mungil itu sambil
menujuk es krim. Sang lelaki tua disebelahnya hanya tersenyum simpul sambil
menggangguk.
“Udah ambil aja semua Yuyun yang mau, kebetulan Opah mau
mecahin uang” Bocah itu langsung sumringah. Bergegas ia meraup banyak es krim
dan beberapa snack favoritnya.
“Udah bu berapa ya?”
“semuanya 585.518.915”
“Oke bentar ya bu”
Cranggg
Celengan ayam itu pecah menabrak lantai. Kepingan-kepingan
uang itu berhamburan memenuhi lantai warung. Sang Cucu dan pemilik warung hanya
bisa melengos kesal. Beneran mecahin toh rupannya.
Oke berlajut pada mahluk-mahluk yang berada dirumah. Diruang
tamu tumpukan tissue menggunung, siapa lagi bila bukan Istri Opah, Omah Aul. Di
usiannyayang sudah senja ini,hatinya begitu sensitive. Terlebih bila menyangkut
anak sulungnya yang masih bujang. Padahal harusnya ia bahagia karna akhirnya
Ojan anak kesayangannya menemukan gadis idamannya. Seperti memiliki son-complex
sang Ibu tak rela anak kesayangannya itu memiliki tambatan hati. Ia hanya ingin
anak sulungnya hanya mencintai ibunya seumur hidupnya.
“Udah lah mah, iklhasin Ojan mah biar dia bahagia” hibur
Dhafina anak perempuannya. Sang Ibu mengangguk menguatkan hatinya.
“Haha, kamu kapan pulang? aku kangen” Ojan sang putra sulung
tiba-tiba keluar dari kamar dengan air muka bahagia. Tanpa menggunakan atasan
ia sibuk bervideo call dengan pujaan hati. Salah satu hobinya memang memamerkan
otot-otot lengannya.
“Hiks, HUWEEE” tangis sang Ibu kembali pecah. Dhafina
mengelus dadanya pelan bingung apa yang harus ia lakukan untuk menghibur
Ibunya.
“Oh my god” Calvin sang putra bungsu kaget melihat tumpukan
tisu yang memenuhi ruangan, sial ia piket hari ini.
Kita berpindah ke depan kamar mandi. Seorang wanita cantik
yang masih lengkap dengan masker hitamnya mengambil handuk hendak mandi. Rencananya
ia akan jalan-jalan ke kota bersama pacarnya hari ini. Jadi ia harus tampil
cantik. Tapi sebelum handuk biru itu berada di genggamannya seseorang
menahannya.
“ih kakak! ini handuk aku! aku juga mau mandi” Protes bocah bongsor dengan rambut ala Goo Jun Pyo.
“Adekk, punya kakak basah pinjem dulu lah”
“Ih nggak mau nanti handuknya jadi item kayak muka kakak”
“Eh tadi bilang apa?! berani ya ama kakak” Aksi rebutan
handuk itu pun berlangsung sengit. Sang adik Oji tak mau kalah dari kakaknya
Ratel. Ia juga harus cepat mandi lalu ke balai desa. Bukan untuk mengurus
surat-surat. Bukan pula untuk membantu perangkat disana. Tapi ada film baru
yang harus ia donlot. Numpang wifian. Aksi cakar-cakaran jambak-jambakan tak
terelakan lagi. Beberapa property rumah ikut hancur karna perang saudara itu.
Sang Ibu yang sedang meyiapkan makan siang di dapur tak bisa melerainya. Ia
sedang sibuk dengan Ayam gorengnya. Selain itu ia juga agak malas mereka berdua
memang selalu seperti itu.
“Celly itu tolong pisain mereka gih, Aunty lagi sibuk”
Peritahnya pada keponakannya yang sedang sibuk mengulek bumbu.
“Haha merica bentuknya lucu ya bullet-bulet gitu” Entah apa
yang salah dengan kabel komunikasi gadis cantik itu. Untuk informasi ia sedang
jatuh cinta pada mas-mas penjual merica yang sering datang kerumah.
“Celly!” merasa tak sabar Auntynya mengguncang bahu gadis
itu.
“Eh kenapa budhe Ghina”
“Itu tolong pisahin mereka”
“ih nggak mau ah Budhe nanti aku ikutan lecet-lecet”
“Hemm yaudah, bangunin bapaknya tolong ya mereka kalo ama
bapaknya nurut soalnya”
“Loh kok aku?!”
“Aunty sibuk”
Gadis itu pun menurut. Meskipun nalarnya tak bisa menerima.
Budhe dan Pakhenya tak pernah terlihat mesra meskipun mereka suami istri.
Berbeda dengan Opahnya yang selalu perhatian pada Omahnya. meskipun sang omah
hanya bisa melihat anak sulungnya Ojan. Seandainya gadis itu juga punya Ayah,
seperti apa ya ayahnya itu. Apa ayahnya perhatian dan selalu mesra dengan
ibunya Dhafina. Sayangnya Ia dan adiknya lahir berkat keberuntungan sang ibu.
Saat membeli snack yang ada gosokannya. Ibunya mendaatkan anak yang cantik
jelita. Tak berselang waktu lama dengan cara yang sama gadis itu memiliki
seorang adik.
Seonggok mahluk tergeletak di kasur hijau diruang tengah. Lelaki kurus itu berbaring tak bergerak. Dengan pose tidur yang sangat tidak keren sukses membuat seisi kasur berantakan. Bantal-bantalnya merjatuhan dilantai.
“Pakdhe bangunnn!!” Lelaki itu tak merespon. Hanya suara
dengkuran menandakan tidurnya lelap.
“Pakdhe!!” gadis itu tak sabar mengguncang-guncang tubuh
Pakdhenya.
“PAKDHE AZIZZZ!!” Merasa tak sabar gadis itu memakai toa
yang dipinjam dari pak RT. Tapi sayangnya lelaki itu masih tak merespon. Sebagai
mahluk nocturnal pakdhenya itu cukup ajaib. Tapi jangan salah bila sudah bangun
pakdhenya bisa menjadi sangat produktif. Hal apapun bisa dilakukan olehnya. Dan
lelaki ini adalah lelaki yang bisa diandalkan dikeluarga ini selain sang anak
sulung.
Kretekkkretekk
Suara retakan tembok itu terdengar dengan jelasnya. Perang saudara itu
ternyata masih berlangsung sengit membuat tembok penghubung kamar depan retak.
Celly hanya bisa memijat-mijat pelipisnya. Keluarga Pakdhenya memang
benar-benar ajaib.
Inilah awal dari keluarga aneh bin ajaib, keluarga Hura-Hura Sumkid.
~to be continue~
Tulisan ini juga ku buat buat challenge diri buat nuli 30hari penuh
Semangat!!
#NulisRandom2017 #Day2
Tulisan ini juga ku buat buat challenge diri buat nuli 30hari penuh
Semangat!!
#NulisRandom2017 #Day2
0 komentar:
Posting Komentar