ghee na chan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Keluarga Hura-hura sumkid (1/?)

Cerita dibawah ini terinspirasi oleh kehidupan 42 hari di kkn. Ku tulis supaya suatu hari nanti aku akan membacanya dengan senyum yang merekah lebar, mengingat masa-masa itu. Menulis kisah ini salah satu cara untuk mengabadikannya. 




Keluarga Hura-hura sumkid

Alkisah hidup keluarga besar nan bahagia di sebuah desa nun jauh disana. Untuk mencapai sana kau harus melewati panasnya aspal jalan pantura. Kemudian kau harus melewati jalanan berbatu dengan sawah yang luas di kanan dan kiri jalan. Desa Sumub Kidul lebih dikenal Sumkid warganya tak lebih dari 3ribu jiwa. Dengan pemasukan dana terbesar dari industry konveksinya yang sudah meraja lela. Baju, celana dan lainya produksi Sumkid sudah tersebar ke seluruh Indonesia di darat maupun bawah laut. Rumah keluarga Hura terletak persis disebelah rumah bu lurah. Ingat bu lurah bukan pak lurah. Halaman rumah keluarga Sumkid cukupluas. Biasa digunakan bocah-bocah sekitar rumah untuk bermain sepeda, petak umpet, layang-layang hingga berenang bila hujan tiba.

“Opah beliin es krim ya” Tunjuk bocah mungil itu sambil menujuk es krim. Sang lelaki tua disebelahnya hanya tersenyum simpul sambil menggangguk.

“Udah ambil aja semua Yuyun yang mau, kebetulan Opah mau mecahin uang” Bocah itu langsung sumringah. Bergegas ia meraup banyak es krim dan beberapa snack favoritnya.

“Udah bu berapa ya?”

“semuanya 585.518.915”

“Oke bentar ya bu”

Cranggg

Celengan ayam itu pecah menabrak lantai. Kepingan-kepingan uang itu berhamburan memenuhi lantai warung. Sang Cucu dan pemilik warung hanya bisa melengos kesal. Beneran mecahin toh rupannya.

Oke berlajut pada mahluk-mahluk yang berada dirumah. Diruang tamu tumpukan tissue menggunung, siapa lagi bila bukan Istri Opah, Omah Aul. Di usiannyayang sudah senja ini,hatinya begitu sensitive. Terlebih bila menyangkut anak sulungnya yang masih bujang. Padahal harusnya ia bahagia karna akhirnya Ojan anak kesayangannya menemukan gadis idamannya. Seperti memiliki son-complex sang Ibu tak rela anak kesayangannya itu memiliki tambatan hati. Ia hanya ingin anak sulungnya hanya mencintai ibunya seumur hidupnya.

“Udah lah mah, iklhasin Ojan mah biar dia bahagia” hibur Dhafina anak perempuannya. Sang Ibu mengangguk menguatkan hatinya.

“Haha, kamu kapan pulang? aku kangen” Ojan sang putra sulung tiba-tiba keluar dari kamar dengan air muka bahagia. Tanpa menggunakan atasan ia sibuk bervideo call dengan pujaan hati. Salah satu hobinya memang memamerkan otot-otot lengannya. 

“Hiks, HUWEEE” tangis sang Ibu kembali pecah. Dhafina mengelus dadanya pelan bingung apa yang harus ia lakukan untuk menghibur Ibunya.

“Oh my god” Calvin sang putra bungsu kaget melihat tumpukan tisu yang memenuhi ruangan, sial ia piket hari ini.

Kita berpindah ke depan kamar mandi. Seorang wanita cantik yang masih lengkap dengan masker hitamnya mengambil handuk hendak mandi. Rencananya ia akan jalan-jalan ke kota bersama pacarnya hari ini. Jadi ia harus tampil cantik. Tapi sebelum handuk biru itu berada di genggamannya seseorang menahannya.

“ih kakak! ini handuk aku! aku juga mau mandi” Protes bocah bongsor dengan rambut ala Goo Jun Pyo.

“Adekk, punya kakak basah pinjem dulu lah”

“Ih nggak mau nanti handuknya jadi item kayak muka kakak”

“Eh tadi bilang apa?! berani ya ama kakak” Aksi rebutan handuk itu pun berlangsung sengit. Sang adik Oji tak mau kalah dari kakaknya Ratel. Ia juga harus cepat mandi lalu ke balai desa. Bukan untuk mengurus surat-surat. Bukan pula untuk membantu perangkat disana. Tapi ada film baru yang harus ia donlot. Numpang wifian. Aksi cakar-cakaran jambak-jambakan tak terelakan lagi. Beberapa property rumah ikut hancur karna perang saudara itu. Sang Ibu yang sedang meyiapkan makan siang di dapur tak bisa melerainya. Ia sedang sibuk dengan Ayam gorengnya. Selain itu ia juga agak malas mereka berdua memang selalu seperti itu.

“Celly itu tolong pisain mereka gih, Aunty lagi sibuk” Peritahnya pada keponakannya yang sedang sibuk mengulek bumbu.

“Haha merica bentuknya lucu ya bullet-bulet gitu” Entah apa yang salah dengan kabel komunikasi gadis cantik itu. Untuk informasi ia sedang jatuh cinta pada mas-mas penjual merica yang sering datang kerumah.

“Celly!” merasa tak sabar Auntynya mengguncang bahu gadis itu.

“Eh kenapa budhe Ghina”

“Itu tolong pisahin mereka”

“ih nggak mau ah Budhe nanti aku ikutan lecet-lecet”

“Hemm yaudah, bangunin bapaknya tolong ya mereka kalo ama bapaknya nurut soalnya”

“Loh kok aku?!”

“Aunty sibuk”

Gadis itu pun menurut. Meskipun nalarnya tak bisa menerima. Budhe dan Pakhenya tak pernah terlihat mesra meskipun mereka suami istri. Berbeda dengan Opahnya yang selalu perhatian pada Omahnya. meskipun sang omah hanya bisa melihat anak sulungnya Ojan. Seandainya gadis itu juga punya Ayah, seperti apa ya ayahnya itu. Apa ayahnya perhatian dan selalu mesra dengan ibunya Dhafina. Sayangnya Ia dan adiknya lahir berkat keberuntungan sang ibu. Saat membeli snack yang ada gosokannya. Ibunya mendaatkan anak yang cantik jelita. Tak berselang waktu lama dengan cara yang sama gadis itu memiliki seorang adik.

Seonggok mahluk tergeletak di kasur hijau diruang tengah. Lelaki kurus itu berbaring tak bergerak. Dengan pose tidur yang sangat tidak keren sukses membuat seisi kasur berantakan. Bantal-bantalnya merjatuhan dilantai.

“Pakdhe bangunnn!!” Lelaki itu tak merespon. Hanya suara dengkuran menandakan tidurnya lelap.

“Pakdhe!!” gadis itu tak sabar mengguncang-guncang tubuh Pakdhenya.

“PAKDHE AZIZZZ!!” Merasa tak sabar gadis itu memakai toa yang dipinjam dari pak RT. Tapi sayangnya lelaki itu masih tak merespon. Sebagai mahluk nocturnal pakdhenya itu cukup ajaib. Tapi jangan salah bila sudah bangun pakdhenya bisa menjadi sangat produktif. Hal apapun bisa dilakukan olehnya. Dan lelaki ini adalah lelaki yang bisa diandalkan dikeluarga ini selain sang anak sulung.

Kretekkkretekk

Suara retakan tembok itu terdengar dengan jelasnya. Perang saudara itu ternyata masih berlangsung sengit membuat tembok penghubung kamar depan retak. Celly hanya bisa memijat-mijat pelipisnya. Keluarga Pakdhenya memang benar-benar ajaib.

Inilah awal dari keluarga aneh bin ajaib, keluarga Hura-Hura Sumkid.

~to be continue~

Tulisan ini juga ku buat buat challenge diri buat nuli 30hari penuh
Semangat!!
#NulisRandom2017 #Day2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar